Djoko Santoso
Guru Besar Kedokteran UNAIR, Ketua Badan Kesehatan MUI Jatim
Pasien dengan penyakit Diabetes Mellitus (DM) menahun yang memiliki gula darah tidak terkontrol dan sulit dikendalikan dengan obat pil diabetes tentu sudah tidak asing dengan istilah suntikan (injeksi) insulin. Insulin merupakan suatu hormon yang normal ada di tubuh manusia, yang dihasilkan dan dikeluarkan oleh sel pankreas dalam jumlah yang cukup untuk membantu sel-sel di tubuh menyerap gula yang ada di darah. Dengan adanya insulin, tubuh kita dapat mengubah gula menjadi energi dengan minimal zat sisa/sampah metabolisme.
Pada seseorang dengan DM, oleh karena beberapa sebab, jumlah hormon insulin yang diproduksi tubuh tidak memadai untuk menjalankan fungsinya (baik dalam kuantitas dan atau kualitas). Beberapa sebab yang mungkin terjadi adalah kerusakan sel beta pankreas (sel penghasil hormon insulin) seperti pada DM tipe I dan ketidakmampuan sel tubuh untuk mengenali hormon insulin seperti pada DM tipe II.
Untuk pasien dengan DM tipe I, injeksi insulin adalah suatu kebutuhan, bukan pilihan. Sedangkan untuk penderita DM tipe II, berbeda dengan DM tipe I, penggunaan insulin harus berdasarkan kebutuhan klinis. Artinya, insulin sebagai suatu cara yang sangat efektif untuk menurunkan gula darah lebih baik digunakan jika diperlukan. Dengan demikian, hal ini sangat berbeda dengan DM tipe I dalam konteks pemakaian insulin. Pengidap DM tipe II yang harus menggunakan insulin adalah mereka yang tidak dapat mengontrol gula darahnya meskipun sedang menjalani beberapa pengobatan pil diabetes yang berbeda. Tetapi, jika Anda mulai menggunakan insulin sebelum mencapai titik itu, Anda juga dapat membantu menjaga fungsi sel pankreas (sel penghasil insulin) untuk waktu yang lebih lama. Dan semakin lama Anda menjaga kondisi pankreas untuk terus tetap memproduksi insulin alami Anda sendiri, maka semakin lama Anda juga bisa bertahan dengan rejimen (metode penyuntikan) insulin yang tidak terlalu rumit, mungkin hanya dengan dosis minimal satu suntikan sehari. Insulin adalah terapi yang sangat aman, dan pasien tidak perlu ragu untuk menggunakannya apabila diperlukan sesuai kondisi klinisnya.
Secara umum, pasien dengan DM yang menahun memiliki beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, misalnya pada pembuluh darah besar seperti jantung, otak, kaki dan pembuluh darah kecil seperti mata, saraf, dan ginjal. Dalam hal kerusakan ginjal yang terjadi, bila tidak ditangani dengan baik berpotensi mengakibatkan Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk membuang zat beracun dari dalam tubuh dan mengharuskan pasien menjalani terapi cuci darah dengan Hemodialisa (HD) atau Continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), maupun cangkok ginjal.
Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terapi insulin dari luar sebagai pengganti insulin endogen (dari dalam tubuh) diharapkan dapat mencegah sekaligus memperbaiki kerusakan ginjal yang terjadi, sebagaimana juga pada konteks komplikasi diabetes pada organ penting lainnya. Berikutnya akan dijelaskan sekilas tentang beberapa manfaat insulin bagi kesehatan ginjal pada pasien DM.
Manfaat dari injeksi insulin, salah satunya adalah untuk mencegah terjadinya kondisi hiperglikemia atau kadar gula terlalu tinggi. Bila obat-obatan oral (pil) untuk diabetes sudah tidak dapat menurunkan gula darah, maka otomatis diperlukan injeksi insulin. Insulin kerja cepat dapat menurunkan kadar gula dalam waktu 5-15 menit dan puncaknya pada 30-90 menit setelah injeksi. Kadar gula yang terlalu tinggi, salah satunya dapat merusak pembuluh darah ginjal, sehingga insulin (injeksi) adalah agen penyelamat ginjal kita tersayang (Hahr, 2015).
Pasien GGK stage IV sampai V dan yang menjalani cuci darah rawan mengalami pengosongan lambung yang melambat. Pada pasien yang mengalami diabetic gastropathy atau gangguan lambung akibat DM, dapat diberikan insulin setelah makan untuk mencocokkan waktu puncak kerja insulin dengan puncak gula darah. Pasien dengan peritoneal dialysis juga mendapatkan jumlah kalori yang besar dari cairan dialisis, sehingga pemberian insulin akan dapat membantu untuk mencerna nutrisi tersebut. Terkadang, pasien yang didiagnosis Diabetes Mellitus takut untuk menggunakan insulin karena merasa penyakitnya telah parah. Namun, justru insulin inilah yang menjadi satu-satunya penyelamat agar kondisi ginjal dapat terproteksi/terselamatkan. Rutinlah memeriksakan kadar gula darah Anda sebagaimana saran dokter, sehingga pengobatan yang terbaik bisa diberikan untuk menyelamatkan organ ginjal Anda tercinta.