Penelitian ini mempelajari gambaran klinis, faktor host dan presentasi Streptococcus mutans terkait dengan kejadian karies pada anak-anak dan orang dewasa yang mengunjungi klinik gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia. Karies gigi merupakan penyebab utama masalah gigi, mempengaruhi permukaan gigi dan menjadi jalur masuk infeksi endodontik. Dua bakteri utama penyebab karies gigi adalah Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus karena memiliki sifat asam dan asidogenik. Banyak agen bakteri lain yang juga terlibat dalam perkembangan karies. Penelitian ini juga menemukan bahwa 25 dari 36 anak memiliki lesi bintik putih (69%), tetapi di antara anak sehat hanya 11 (31%) yang mengalami karies dan keberadaan Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus lebih dominan
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Indonesia tahun 2018 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan bahwa prevalensi karies pada anak Indonesia usia 5-6 tahun cukup tinggi yaitu sekitar 93%. Karies gigi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti lingkungan, perilaku, gaya hidup, kebersihan mulut yang buruk, kemiskinan dan lain-lain. Kolonisasi bakteri yang memproduksi asam dan karbohidrat fermentasi memiliki peran penting dalam pembentukan karies gigi. Hal tersebut dapat terjadi pada segala usia, dari balita hingga dewasa. Banyak spesies bakteri yang teridentifikasi di karies gigi, termasuk Streptococcus mutans, Lactobacillus spp, Propionibacterium spp, Bifidobacterium dentium, dan Veillonella spp. penelitian lain menunjukkan adanya dominasi bakteri Streptococcus sobrinus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola klinis, faktor host, dan presentasi Streptococcus mutans yang berhubungan dengan kejadian karies pada anak-anak dan dewasa yang berkunjung ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia. Dua presentasi bakteri utama dalam karies gigi adalah Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus karena ketahanan dalam lingkungan asam (asidurik) dan acidogenik. S. mutans dan S. sobrinus sering ditemukan pada pasien anak-anak.
Di antara 100 pasien (50 anak-anak dan 50 orang dewasa) yang mengunjungi klinik gigi, sebagian besar memiliki karies jenis karies media (77%). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jenis kelamin, jenis karies, dan tingkat DMFT antara anak-anak dan orang dewasa. Jumlah pasien yang berkunjung ke klinik gigi dengan keluhan nyeri gigi pada kelompok anak-anak dan dewasa adalah sama, sekitar 5 orang (10%). Pasien-pasien tersebut memiliki karies gigi yang melibatkan pulpa gigi, karena klinis yang menunjukkan adanya karies yang dalam. Sekitar 10% pasien dengan karies datang terlambat untuk mencari perawatan dan membutuhkan prosedur endodontik. Kamran et al menunjukkan bahwa karies gigi yang tidak tertangani atau karies gigi yang melibatkan jaringan pulpa akan membutuhkan perawatan endodontik untuk mempertahankan giginya.
Tingkat karies pada penduduk Indonesia tampaknya lebih parah. Keterbatasan penelitian kami adalah melibatkan pasien yang berkunjung ke poliklinik gigi untuk melakukan perawatan gigi, sehingga tidak dapat memprediksi populasi secara umum di masyarakat. Salah satu keterbatasan penelitian kami tidak melibatkan individu bebas karies dan penelitian kelanjutan di masa mendatang harus memasukkan kelompok bebas karies untuk memperkuat analisis. Skor F (gigi dengan tambalan) pada pasien dewasa secara signifikan lebih tinggi daripada pada anak-anak (p<0,05), kemungkinan karena kesadaran dan masalah estetika di antara orang dewasa, pria atau wanita. Kebiasaan konsumsi makanan lengket (makanan lengket dan manis) lebih banyak ditemukan pada anak-anak daripada orang dewasa (p=0,028), 38 (76%) vs 28 (56%) tetapi tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap tingkat DMFT pada anak, dewasa, atau keduanya (p>0,05; data tidak ditampilkan). Jumlah sampel penelitian dengan kebiasaan mengonsumsi makanan yang lengket dan manis menjadi faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut.
Anak-anak yang berkunjung ke poli gigi sebagian besar memiliki tingkat DMFT tinggi (72%) daripada yang memiliki tingkat DMFT rendah (28%), menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan gigi harus dilakukan secara intensif untuk mencegah karies yang parah. Jenis karies superfisial lebih banyak terjadi pada orang dewasa, sedangkan jenis karies media lebih banyak terjadi pada anak-anak. Kondisi ini dapat dimaklumi karena kesadaran pasien dewasa yang lebih awal mencari klinik gigi lebih tinggi, sedangkan anak-anak mengharuskan keluarganya untuk menyadari masalah tersebut. Menariknya, tingkat OHIS pada kelompok anak-anak lebih baik daripada kelompok pasien dewasa (p<0,05). Page et al menunjukkan bahwa risiko periodontitis meningkat seiring bertambahnya usia pada orang dewasa. Meskipun tidak sepenuhnya berkorelasi, diperkirakan tingkat OHIS menjadi lebih buruk seiring bertambahnya usia.
Penelitian kami saat ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam pendidikan (tingkat SMA dan perguruan tinggi pada orang dewasa) dalam hal jenis karies dan tingkat OHIS, tetapi menunjukkan adanya perbedaan signifikan dibandingkan kelompok anak-anak yang semuanya duduk di sekolah dasar. Keterbatasan penelitian kami tidak memasukkan data mengenai latar belakang pendidikan orang tua atau keluarga pasien, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian Mulu et al. Penelitian lain pada anak-anak juga menunjukkan bahwa usia yang lebih tua berkorelasi dengan kolonisasi S. mutans dan S. sobrinus yang lebih tinggi dan dengan tingkat dmft (gigi sulung) yang lebih tinggi. Tingkat kolonisasi S. mutans dan S. sobrinus didukung oleh protein antigen I/II yang memperkuat perlekatan pada permukaan gigi, dan juga difasilitasi oleh reseptor glikoprotein yang ada dalam saliva yang dikenal sebagai aglutinin saliva.
Prevalensi S. mutans lebih tinggi pada karies anak-anak daripada orang dewasa, tetapi di antara pasien dewasa, kejadian adanya S. mutans dan S. sobrinus secara bersamaan lebih sering ditemukan pada kasus DMFT yang lebih tinggi, daripada keberadaan jenis koloni bakteri tersebut secara tunggal. Serogrup mutans e, f dan d lebih banyak terjadi pada karies di anak-anak daripada orang dewasa
Penulis: Nanik Zubaidah, drg., M.Kes., Sp.KG(K)
Link: https://doi.org/10.1590/pboci.2022.029
Majalah: Pesquisa Brasileira em Odontopediatria e ClÃnica Integrada 2022; 22:e210117 ISSN 1519-0501 / eISSN 1983-4632