Universitas Airlangga Official Website

“Presidensi G20” Indonesia Dapat Apa?

Foto by Alinea ID

G20 merupakan forum kerja sama internasional yang berfokus pada kebijakan ekonomi dan pembangunan. Forum ini sebagai representasi kekuatan ekonomi dan politik dunia yang berdiri sejak 1999 serta hadir sebagai respon dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998. Organisasi ini melibatkan 60% populasi global, 75% ekspor global, dan 80% PDB dunia. Tahun 2022 menjadi momentum pertama kalinya bagi Indonesia untuk menjabat sebagai Presidensi G20 terhitung mulai dari 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. 

Adanya pandemi Covid-19 tidak menghalangi terjadinya konflik global seperti invasi Rusia pada Ukraina. Konflik yang terjadi di Eropa Timur ini ternyata bukan konflik baru dan merupakan bagian dari sisa-sisa perang dingin yang masih bertahan hingga saat ini. Konflik  telah menyebabkan beberapa aspek kehidupan manusia terganggu, salah satunya ialah kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan tersebut diakibatkan oleh sanksi yang diberikan oleh negara-negara barat dan Amerika Serikat terhadap Rusia. Padahal, Rusia merupakan produsen minyak terbesar kedua di dunia. Kenaikan harga ini tentu berdampak pada negara yang mengandalkan impor seperti Indonesia.

Pemerintah sebagai Presidensi G20 berupaya mengoptimalkan manfaat bagi bangsa Indonesia di bidang ekonomi, pembangunan sosial dan politik. Ini merupakan momentum yang sangat penting untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia. Diharapkan setelah diadakannya KTT G20 di Indonesia pada tahun 2022, Indonesia akan mendapatkan berbagai manfaatnya serta memperoleh kredibilitas sebagai negara yang dapat berperan terhadap mengatasi krisis di dunia. 

Dalam kepemimpinannya, Indonesia membawa tiga agenda utama, yaitu, arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi digital, dan transisi energi yang berkelanjutan. Selain itu, Indonesia juga diharapkan menjadi pendorong pengembangan ekonomi global bersifat inklusif  dan berperan sebagai pengampu Digital Economy Working Group (DEWG) dengan  mengajak negara-negara G20 untuk mewujudkan fair level of playing field

Manfaat Presidensi G20 bagi Indonesia

Terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20 membawa pertanyaan bagi kita semua apakah Indonesia mendapatkan manfaat dari adanya momentum ini? Terdapat beberapa manfaat yang akan diperoleh Indonesia dalam berbagai hal. Pertama, meningkatnya devisa negara. Hal ini dapat terjadi karena nantinya diprediksi akan ada lebih dari 20 delegasi yang datang ke Indonesia untuk menghadiri pertemuan yang diselenggarakan di berbagai daerah. Selain itu, Indonesia diprediksi akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,4 triliun seperti penerimaan yang diterima oleh host country sebelumnya. Negara -negara yang pernah menjadi host country dari G20 ini antara lain adalah Amerika Serikat (2008), Inggris (2009), Kanada (2010), Perancis (2011), Meksiko (2012),  Rusia (2013), Australia (2014), Turki (2015), China (2016), Jerman (2017), Argentina (2018), Jepang (2019), Arab Saudi (2020), dan Italia (2021).

Kedua, dilihat dari aspek politik Indonesia juga nantinya akan memperoleh kredibilitas atau kepercayaan dunia. Harapan kedepannya Indonesia dapat diakui sebagai role model pemulihan ekonomi global di tengah pandemi COVID-19 dengan fokus pada tiga sektor prioritas utamanya. Kredibilitas merupakan poin yang sangat penting dalam kaitannya dengan diplomasi dan politik luar negeri.

Ketiga, Indonesia juga akan mendapat kesempatan eksposur kepada negara anggota. Hal ini dilakukan dengan showcasing melalui berbagai event yang akan memperlihatkan pembangunan Indonesia serta kemajuan program vaksinasi sehingga dapat menjadi langkah awal bagi proses pemulihan ekonomi pasca pandemi. Salah satu kemajuan pembangunan yang telah dicapai oleh Indonesia baru-baru ini adalah  pembangunan Sirkuit Mandalika  yang berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dengan pembangunan sirkuit baru ini diharapkan tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan pamor Indonesia di kancah internasional, namun juga diharapkan dapat membantu menumbuhkan sektor baru sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Keempat, Indonesia diprediksi dapat mengalami peningkatan investasi asing. Hal ini karena salah satu topik yang akan dibahas pada Presidensi G20 adalah mengenai Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG). Topik ini akan membahas tentang bagaimana upaya untuk mendorong investasi berkelanjutan dalam rangka  mempercepat proses pemulihan ekonomi global. Hal ini akan memberikan kemanfaatan berkelanjutan termasuk peningkatan resiliensi terhadap krisis di masa mendatang. Indonesia dapat melakukan upaya terbaik dengan menyuguhkan potensi iklim investasi di Indonesia sehingga menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa “Indonesia is Open for Business”. 

Oleh karena itu, momentum langka ini harusnya menjadi fokus utama, bukan hanya pemerintah, melainkan seluruh elemen bangsa, termasuk rakyat. Andil masyarakat untuk menyukseskan perhelatan akbar G20 tidak hanya sebatas “woro-woro” di media sosial, melainkan lebih daripada itu. Sikap keramah tamahan orang Indonesia, akan menjadi daya Tarik pertama ketika delegasi negara G20 menginjakan kaki di Indonesia. 

Penulis: Aura Salma Rahmani (Mahasiswa Akuntansi Universitas Airlangga)