Universitas Airlangga Official Website

Kelompok Riset Dosen dan Mahasiswa SIKIA Teliti Kandidat Pembalut Luka dari Kolagen Tilapia dan Teripang

Teripang berpotensi digunakan sebagai bahan pembalut luka (Sumber: Agrizone.id)

UNAIR NEWS – Perkembangan perawatan luka meningkat pesat terutama dalam dua dekade terakhir, didukung oleh kemajuan teknologi kesehatan. Selain itu, perubahan profil pasien yang terkait dengan penyakit metabolik dan degeneratif merupakan faktor komorbiditas yang penting. Kondisi tersebut biasanya membutuhkan penanganan yang tepat agar proses penyembuhan bisa optimal. Masalah ini sangat penting untuk ditekankan dalam manajemen perawatan luka modern. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam produk perawatan luka. Pada dasarnya pemilihan produk yang tepat harus didasarkan pada pertimbangan biaya, kenyamanan, dan keamanan.

Penyembuhan luka dapat dilakukan dengan pembalut luka untuk menghindari infeksi. Pembalut luka yang ideal harus mendukung penyembuhan luka. Menurut karakteristiknya, pembalut luka yang ideal memberikan kondisi lembab untuk penyembuhan luka, mengontrol eksudat berlebih, mempertahankan kondisi suhu yang stabil, dan mencegah infeksi mikroba. Kolagen berperan sangat penting pada setiap tahapan proses penyembuhan luka. Kolagen memiliki kemampuan yaitu homeostasis, interaksi dengan trombosit, interaksi dengan fibronektin, meningkatkan eksudasi cairan, meningkatkan komponen seluler, meningkatkan faktor pertumbuhan dan mendorong proses fibroplasia dan proliferasi epidermal.

 Manfaat kolagen dalam bidang medis adalah mempercepat pertumbuhan jaringan baru. Dalam penelitian terbaru, kitosan telah banyak dikembangkan dalam berbagai aspek bidang medis. Salah satu produk yang dihasilkan dari teknologi kitosan sudah mulai digunakan sebagai sistem penghantaran obat topikal dalam bentuk membran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter kolagen ikan nila yang dilapisi nanofiber kitosan sebagai pembalut luka.

Evaluasi menggunakan metode FTIR bertujuan untuk mengetahui gugus fungsi yang terbentuk dari komposit kolagen-kitosan. Kolagen-kitosan memiliki karakteristik puncak pada bilangan gelombang serapan 3452,64 cm-1 yang merupakan gugus hidroksil (-OH). Pada bilangan gelombang serapan 1657,57 cm-1 adalah amida I. Amida I merupakan faktor penting dalam memahami struktur sekunder protein. Adanya amida II ditunjukkan pada bilangan gelombang serapan 1560,47 cm-1. Amida II menunjukkan adanya struktur heliks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi yang paling dominan antara molekul kolagen dan molekul kitosan adalah interaksi fisik. Senyawa –OH, C=O, dan –NH2 yang terbentuk dari komposit kolagen berasal dari kombinasi senyawa yang terkandung dari kolagen dan kitosan.

Temuan SEM menunjukkan serat lunak pada permukaan dan lapisan smear. Struktur bantalan kolagen-kitosan dapat memberikan kapasitas penyerapan air yang lebih besar sehingga lebih sesuai pada saat penyembuhan luka. Persentase retensi air sangat bergantung pada sifat hidrofilik dan mikro membran, karena kolagen dan kitosan sama-sama merupakan bahan hidrofilik, kemampuan mempertahankan struktur membran berpori menjadi penjelasan utama perbedaan persentase hasil retensi air. Retensi air yang ideal mencapai 200-500% untuk meningkatkan peluang penyembuhan luka. Pembalut luka primer umumnya merupakan produk komposit yang dilapisi oleh lapisan tipis yang berfungsi sebagai pelindung luka agar mudah dilepas, sehingga tidak merusak jaringan baru. Produk yang memenuhi persyaratan tersebut antara lain kolagen yang dilapisi kitosan, karena memiliki daya regenerasi dan daya serap yang tinggi. 

Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa kolagen yang dilapisi kitosan dapat menutup luka dan menjaga keseimbangan kelembapan di sekitar luka, mudah digunakan dan dikeluarkan, elastis, antibakteri dan tidak beracun, tidak menyebabkan alergi, non karsinogenik, biodegradable dan biokompatibel, karena dapat dikatabolisme menjadi monosakarida dan dapat diserap oleh tubuh. Diketahui juga bahwa penyembuhan luka 30% – 50% lebih cepat bila digunakan pembalut luka yang terbuat dari kolagen. Balutan primer harus menyerap cairan luka, menjaga suhu dan kelembaban di sekitar luka, mengatur oksidasi gas yang keluar dari luka, sehingga luka menjadi lembab dan lebih cepat sembuh. Persyaratan utama untuk pembalut primer adalah tidak beracun, tidak alergi, mudah disterilkan, kuat, elastis, biodegradable dan biokompatibilitas. Sifat mekanik kolagen yang rendah memungkinkan struktur berpori tidak dapat dipertahankan ketika dikeluarkan dari air suling. Sebaliknya, kitosan memiliki elastisitas yang lebih tinggi yang dapat membantu menjaga struktur membran berpori. Oleh karena itu, persen penyerapan air akan menurun seiring dengan peningkatan penambahan kolagen.

Penulis: Thohawi Elziyad Purnama, drh., M.Si.

Sumber: Rani, C. A. M., Safira, A., Suryadiningrat, M., Fikri, F., Wardhana, D. K., & Purnama, M. T. E. (2022, July). Characterization of Tilapia collagen-loaded chitosan nanofibers synthesized by electrospinning method for wound dressing. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 1036, No. 1, p. 012034). IOP Publishing.Link: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1036/1/012034/pdf