Universitas Airlangga Official Website

Daun Sente terhadap Induk Ikan Gurame

Budidaya ikan gurame di tambak telah ada sejak lama di Indonesia. Ikan gurame merupakan ikan air tawar dengan nilai ekonomis yang tinggi dikarenakan produksi budidaya ikan gurame yang belum memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Pertumbuhan ikan guramecenderunglambat dibandingkan ikan tawar lainnya. Ikan gurame untuk mencapai ukuran konsumsi dengan berat minimal 500g dari benih yang berukuran satu grama memerlukan waktu pemeliharaan lebih dari satu tahun. Sementara ikan gurame digemari banyak orang karena citarasanya yang gurih dan dagingnya yang tidak lembek.

Total produksi ikan gurame nasional pada tahun 2015 sebanyak 113. 407 ton atau memenuhi 70,75% dari target produksi nasional 2015. Produksi ikan gurame nasional pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 16,16% atau 149. 533 ton . Produksi budidaya ikan gurame akan terus meningkat diiringi dengan permintaan pasar dan perkembangan teknologi yang mulai dikuasai oleh pebudidaya.

Pemijahan merupakan faktor penting dan menentukan keberhasilan produksi dikarenakan menentukan keberlanjutan serta peningkatan kualitas dan kuantitas anak ikan gurame dalam kegiatan budidaya. Teknik pembenihan ikan gurami (Osphronemus gouramy) meliputi tahap persiapan kolam pemijahan, seleksi induk, pemijahan, pemanenan telur, penetasan telur dan pemeliharaan larva, pendederan, hama dan penyakit, panen dan pasca panen. Hambatan yang terdapat dalam teknik pembenihan ikan gurame (Osphronemus gouramy) terdiri atas faktor internal yaitu biologis ikan dan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan, kualitas air dan penyakit.

Persiapan kolam induk ikan gurame diawali dengan pembersihan kolam untuk menghilangkan hama dan kotoran. kolam yang sudah bersih dikeringkan selama 3-7 hari, kemudian tanah dasar kolam dibalik untuk mengurangi kandungan bahan organik di dasar kolam serta dapat menutup kebocoran pematang kolam. Pengapuran kolam dilakukan dengan menggunakan kapur tohor dengan dosis 50-150 gr/m2. Pengapuran dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki keasaman (pH) tanah dasar kolam dan mempertahankan dalam kondisi stabil, serta berfungsi sebagai desinfektan dan penyedia unsur hara yang dibutuhkan oleh fitoplankton.

Pemasangan sosog bertujuan untuk tempat induk gurame bersarang, sedangkan paratag adalah tempat persediaan sarang (Ijuk) di kolam pemijahan. Induk ikan gurame akan dipijahkan pada kolam beton berdasar tanah dengan jumlah indukan dalam satu kolam dan sekat disesuaikan dengan padat tebar indukan ikan gurame yaitu 5m². Luas sekat pada kolam pemijahan pasang yaitu sebesar 20 m², dengan panjang 5m dan lebar 4m, dan luas kolam pemijahan adalah 800m², dengan panjang 40m dan lebar 20m.  Kolam selanjutnya diisi dengan air hingga ketingian 80 – 100 cm.

Seleksi induk ikan gurame bertujuan untuk menghasilkan nilai pengembangbiakan (breeding value) dari suatu populasi dapat meningkat melalui seleksi dan menghasilkan ikan yang terbaik dengan harapan agar ikan yang terpilih dapat menurunkan sifat keunggulannya pada keturunannya. Tahap seleksi induk diawali dengan mengambil ikan dari kolam, setelah itu dilakukan seleksi dengan cara mengamati beberapa bagian tubuh ikan gurame sebagai indikasi induk siap pijah. Seleksi harus dilakukan secara cepat dan akurat untuk menghindari stres pada induk ikan gurame.

Kriteria induk siap dipijahkan mengacu pada SNI : 01 – 6485.1 – 2000. Induk ikan gurame juga diseleksi bedasarkan tingkat kematangan gonad. Secara kasat mata induk ikan jantan yang telah matang gonad dicirikan dengan kedua rusuk pada bagian perut berbentuk tumpul. Pengukuran tingkat kematangan gonad induk betina bedasarkan ukuran diameter telur ikan gurame, telur ikan gurame dinyatakan matang gonad apabila berukuran > 2mm.

Pemberian pakan induk ikan gurame menggunakan 2 jenis pakan kepada indukan ikan gurame sente dan pelet terapung (HI – PRO VIT). Pemberian pakan daun sente sebanyak 2% dari biomassa induk perhari, sedangkan pemberian pakan pelet terapung sebanyak 1% dari biomassa induk perhari. Pemberian pakan indukan ikan gurame dilakukan 2 kali sehari, dengan pemberian pakan pellet terapung, dan pemberian pakan daun sente. Pemberian pakan daun sente dan pelet terapung bertujuan untuk memenuhi kebutuhan protein ikan gurame.

Pelet terapung yang diberikan memiliki ukuran 3-4mm dengan kandungan protein 31-33%, lemak 4-6%, serat 3-5%, dan kadar air 9%. Pemberian pakan daun sente dapat meningkatkan kelangsungan hidup, daya cerna serta menekan konversi pakan. Daun sente mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol yang dapat meningkatkan daya tahan ikan. Pemberian pakan daun sente akan menekan kandungan lemak sehingga tidak menekan kantung telur dan sperma. Senyawa flavonoid dan polifenol mampu menghambat terjadinya oksidasi lemak.

Penulis: Luthfiana Aprilianita Sari

Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and Marine, Universitas Airlangga, Mulyorejo Street, Surabaya 60115, Indonesia

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://iopscience.iop.org/issue/1755-1315/1036/1

Nashrullah, S., L. A. Sari, and S. Arshad. “Evaluation on feeding with sente leaves and enrichment on the conditioning of giant gourami (Osphronemus gouramy) broodstock.” In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, vol. 1036, no. 1, p. 012064. IOP Publishing, 2022.