Teknologi budidaya udang dengan pola super intensif yaitu budidaya udang dengan padat tebar tinggi lebih dari 150 ekor/m2. Penggunaan padat tebar yang tinggi juga menyebabkan kandungan bahan organik seperti amonia dari sisa pakan dan ekskresi dari udang menjadi lebih tinggi. Hal ini menyebabkan kualitas air menurun sehingga respon imun udang menurun dan stres. Selain menyebabkan tingginya bahan organik, juga akan meningkatkan persaingan untuk mendapatkan makanan, oksigen, dan tempat tinggal. Bahan organik yang tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas air, yang mengakibatkan udang menyebabkan stres dan penurunan respon imun (Gao et al., 2017). Hal ini akan menyebabkan udang stres yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa, menurunnya daya tahan tubuh, sehingga udang akan mudah terserang penyakit dan menurunkan kelangsungan hidup udang.
Upaya peningkatan daya tahan tubuh udang yang belum banyak dikembangkan adalah dengan memberikan imunostimulan atau yang disebut dengan imunisasi. Penambahan imunostimulan ini dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas sel pertahanan tubuh, sehingga udang tahan terhadap infeksi penyebab penyakit (patogen). Crude Protein Zoothamnium penaei mampu meningkatkan pertahanan tubuh udang (THC dan DHC) dan kelangsungan hidup dari 21% menjadi 27% pada udang vaname yang dipelihara di tambak (Pahlefi dkk., 2017).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon imun dan kelangsungan hidup udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang diimunisasi dengan protein membran imunogenik Zoothamnium penaei. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan 2 kolam dengan luas 2000 m2 per kolam, padat tebar di kolam I 150 individu/m2 dan 350 individu/m2 di kolam II, dengan masa pemeliharaan 90 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang mengalami stres selama pemeliharaan, dengan kadar glukosa darah udang vaname pada padat tebar tinggi 350 ekor/m2 berkisar 43-54 mg/dL berbeda nyata dengan kadar glukosa darah pada padat tebar 150 ekor/m2 (p<0,05). Ektoparasit yang ditemukan adalah genus Zoothamnium, Epistylis, dan Vorticella. Perkembangan infestasi ketiga genera menunjukkan peningkatan mulai hari ke-30, 60, dan 90, derajat infestasi dari ringan sampai sedang, tetapi pada hari ke-90 terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05), dengan tingkat infestasi sedang pada padat tebar 100 ekor/m2 dan pada padat tebar 350 ekor/m2.
Penulis: Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.
Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga
Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada Jurnal berikut ini:G Mahasri1,3, W H Satyantini1, and A T Mukti1, 2021. Analisus of Blood Glucose Levels and The Development of Ectoparasite Infestation on Pacific White Shrimp (Litopenaeus vannamei) Which Were Given Crude Protein Zoothamnium penaei at High Stocking Densities. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 1036 (2022) 012013. IOP Publishing doi:10.1088/1755-1315/1036/1/012013.