UNAIR NEWS – Alumni Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga tahun 2002 merasa terpanggil untuk memberikan sumbangsih keilmuan kepada dokter gigi dan masyarakat. Untuk itu, mereka menggandeng Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat untuk menyelenggarakan seminar bertajuk “Revolusi Dokter Gigi di Generasi Era Baru”, Minggu (5/3).
Salah satu pemateri dalam seminar yaitu B.Harry Setiawan, SE., M.Kes selaku Manager Pemasaran RS. PHC Surabaya. Ia mengatakan, dokter gigi harus memiliki posisi yang unik.
Menurutnya, seorang dokter gigi yang praktik dan membuka klinik di kota kecil, diharapkan dapat membedakan tempat dan fasilitas untuk pasien middle low dan middle up. Karena jika kedua golongan ini dicampur, akan mengakibatkan terjadinya penurunan kepercayaan di masing-masing golongan.
“Ibarat penumpang, maka kedua penumpang ini tidak bisa disandingkan dalam satu perahu,” tutur Harry.
Dr Taufan Bramantoro, drg., M.Kes. membenarkan hal itu. Ia mengungkapkan, kini zaman telah berhanti dan semakin maju. Perkembangan teknologi informasi mengharuskan dokter untuk peka terhadap layanan yang diberikan, termasuk dengan komplain yang masuk dari masyarakat.
“Dulu saat masyarakat merasa tidak puas dengan pelayanan kesehatan, mereka hanya bisa diam dan tidak komplain. Namun kini ketika masyarakat merasakan hal tersebut mereka akan menuliskannya di sosial media dan bisa menyebar kemana-mana dan dibaca banyak mata,” ucap Taufan.
Taufan menegaskan kembali pentingnya pemahaman dan penguasaan teknologi informasi (IT). Sebab, berdasarkan pengalaman yang ia dapat, kini pasien lebih banyak yang mendapatkan informasi seputar klinik dari media sosial.
“Dokter gigi sekarang harus erat kaitannya dengan dunia IT. Ini adalah salah satu contoh bahwa terjadi perubahan dinamika pemikiran di masyarakat, dan pastinya dibutuhkan solusi untuk bisa menghadapi generasi era baru,” tambahnya. (*)
Penulis : Ainul Fitriyah
Editor : Binti Q. Masruroh