Universitas Airlangga Official Website

Bakteri Penghasil Hormon Pertumbuhan dari Mangrove sebagai Kandidat Penyusun Pupuk Hayati

Foto oleh Cult of Mac

Biofertilizer (pupuk  hayati)  adalah bahan  penyubur  tanah  yang  mengandung mikroba hidup atau sel hidup yang berfungsi untuk  meningkatkan  kemampuan  akar tanaman  menyerap  unsur-unsur  hara  dari dalam tanah guna mendukung pertumbuhan tanaman  (Mohammadi dan Sohrabi, 2012). Mikroba  membantu menguraikan  unsur-unsur  yang  ada  pada tanah menjadi senyawa yang dapat diserap oleh akar tanaman. Biofertilizer lebih menguntungkan dalam jangka panjang karena dapat meningkatkan kandungan hara tanah, memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi sehat dan dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman (Cahyadi et al., 2017). Mikroorganisme yang terkandung dalam biofertilizer umumnya kelompok mikroorganisme penambat N, pelarut fosfat, perombak bahan organik, serta bakteri penghasil fitohormon seperti giberelin, sitokinin, dan auksin IAA (Indole-3-Acetic Acid) (Kartikawati et al., 2017).

Hampir semua bakteri yang berasosiasi dengan tanaman dapat mensintesis senyawa bioaktif fitohormon seperti auksin. Indole-3-Acetic Acid (IAA) merupakan salah satu komponen auksin yang paling banyak dikaji dan digunakan dalam penelitian ilmiah. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah dkk (2021) telah berhasil menemukan  61 isolat bakteri yang disiolasi  dari dari bagian akar, batang, dan daun mangrove di Pantai Kutang Lamongan dalam menghasilkan hormon IAA. Bakteri penghasil fitohormon ini nantinya akan dapat digunakan sebagai kandidat penyusun biofertilizer (pupuk hayati). Hasil screening  menunjukkan bahwa 12 dari 61 isolat bakteri endofit berpotensi sebagai penghasil hormon IAA. Dua belas isolat tersebut memiliki karakter morfologi koloni yang bervariasi dan merupakan bakteri Gram positif  berbentuk basil dengan panjang sel berkisar 1,5 µm – 3 µm. Konsentrasi IAA tertinggi dihasilkan oleh isolat bakteri LMG 15 yaitu sebesar 9,3 ppm. Isolat LMG 15 teridentifikasi sebagai Bacillus cereus strain LMG 15, memiliki kesamaan sebesar 99,33% terhadap Bacillus cereus strain IAM 12605.

Penulis: Dr. Fatimah, S.Si., M.Kes.

Link: https://journal.unesa.ac.id/index.php/risetbiologi/article/view/16675