AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome). AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang memperlemah sistem kekebalan tubuh. AIDS merupakan sekelompok kondisi medis yang menunjukkan lemahnya kekebalan tubuh, dan sering berwujud infeksi. Pengetahuan remaja terkait dengan pemahaman benar pencegahan HIV tergolong masih rendah yaitu 18,74%. Peran pengetahuan dalam pencegahan diri terhadap infeksi HIV sangat penting. Enambelas siswa kelas XII sebuah sekolah menengah kejuruan swasta di Surabaya diberi intervensi berupa ceramah dan penayangan video edukasi secara daring dengan materi pencegahan infeksi HIV, sedangkan 16 siswa lain dari sekolah yang sama menjadi pembanding.
Peneliti memberikan ceramah secara daring disusul dengan testimoni oleh penderita HIV secara daring pula. Testimony ini diberikan oleh seorang waria sebagai pembicara yang mengungkapkan pengalamannya menderita HIV. Penampilan waria sebagai pembicara diharapkan dapat menarik minat para siswa, karena dari sisi filmografi, pembicara yang memiliki karakteristik yang berbeda dari audiens dapat lebih menarik perhatian audiens. Namun demikian, tidak ditemukan peningkatan pengetahuan setelah video edukasi ditayangkan. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya informasi yang telah diperoleh siswa sebelumnya yang berasal dari lingkungan seperti teman, keluarga, ataupun media sosial hal tersebut sehingga penambahan penayangan video secara online tidak meningkatkan pengetahuan mereka.
Adapun perlakuan yang diberikan pada kelompok intervensi secara daring menggunakan aplikasi zoom cloud meeting menurut pendapat peneliti dirasa kurang efektif sehingga tidak dapat merubah pengetahuan siswa setelah diberikan perlakuan. Metode pembelajaran secara daringdirasa kurang fleksibel karena pendidik memberikan sebuah pelajaran atau materi, namun siswa masih memiliki kemungkinan tidak mengerti dengan materi yang disajikan, serta kurangnya proses interaksi yang mungkin sulit dilakukan akibat permasalahan sinyal ataupun penyajian materi yang kurang jelas sehingga membuat perbedaan pandangan nantinya bagi para pelajar, hal ini terjadi karena perbedaan tingkat pemahaman siswa yang berbeda-beda, terdapat siswa yang cekatan, disisi lain ada pula yang kurang tanggap dalam memahami materi yang diberikan. Oleh sebab itu, upaya pembelajaran secara luring perlu didukung demi pembelajaran yang lebih efektif. Selain itu, pembelajaran dengan sebaya atau pembicara yang lebih karakteristiknya lebih mirip dengan audiens mungkin akan memberikan hasil pembelajaran yang lebih baik.
Penulis: Ika Dwi Martanti, Samsriyaningsih Handayani
Link Jurnal: https://www.e-journal.unair.ac.id/IMHSJ/article/download/34089/22126