Universitas Airlangga Official Website

Sensor Elektrokimia Levofloksasin pada Elektroda Boron-Doped Diamond Termodifikasi Nanopartikel Nikel

IL by RG

Levofloxacin (LEV) dikenal sebagai salah satu antibiotik fluoroquinolone yang banyak digunakan sebagai antibakteri. Pemantauan LEV penting karena efek samping negatifnya pada manusia. LEV adalah salah satu obat fluoroquinolone yang memiliki isomer S(-) optis ofloxacin. Obat ini umumnya digunakan sebagai agen antibakteri terhadap sebagian besar organisme gram positif dan gram negatif aerobik yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan, kulit, dan genitourinari. Ia juga dikenal lebih aktif melawan organisme gram positif daripada obat fluoroquinolone lainnya, seperti ciprofloxacin. LEV bekerja dengan menghambat asam deoksiribonukleat (DNA) girase bakteri. Oleh karena itu, biasanya digunakan sebagai antibiotik alternatif untuk menyembuhkan penyakit jika antibiotik lain tidak dapat memberikan respon positif.

Di sisi lain, selain efektivitas LEV dalam mengobati infeksi, LEV dapat menyebabkan masalah jantung yang serius, ruptur tendon, rasa tidak nyaman pada perut, dan resistensi bakteri dalam penggunaan jangka panjang. Selain itu, pengolahan limbah yang tidak tepat dari perusahaan farmasi di pusat layanan kesehatan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh konsentrasi LEV yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk memantau LEV dalam cairan biologis dan lingkungan. Berbagai metode telah dilaporkan sebagai metode yang efektif untuk mendeteksi LEV, seperti menggunakan HPLC, deteksi UV, dan chemiluminescence . Terlepas dari sensitivitasnya, metode ini membutuhkan instrumentasi yang mahal, keterampilan tinggi.

Salah satu metode menjanjikan yang digunakan adalah elektrokimia, yang diketahui memiliki waktu analisis yang singkat, dan hanya membutuhkan sedikit reagen. Untuk mendukung analisis yang optimal menggunakan metode elektrokimia, diperlukan elektrode yang sesuai. Banyak jenis penelitian tentang deteksi LEV telah dilaporkan dengan menggunakan berbagai elektroda seperti tabung nano karbon, film berpori oksida nikel, screen printed electrode (SPE), dan glassy carbon electrode. Di antara elektroda-elektroda tersebut, elektroda boron-doped diamond (BDD) terkenal dengan sifat-sifatnya yang sangat baik untuk aplikasi sensor seperti mendeteksi arsenik (III), neuraminidase, kebutuhan oksigen kimiawi (COD), glukosa, dan masih banyak lagi aplikasi seperti untuk pengurangan CO2 dan aplikasi sintesis. Berbagai aplikasi sensor BDD ini dikenal karena arus latarnya yang rendah yang mendukung analisis dalam konsentrasi yang sangat rendah, jendela potensial yang lebar dalam larutan berair, dan stabilitas fisik dan kimia yang tinggi cocok untuk aplikasi nyata.

Penulis: Prastika Krisma Jiwanti, Irfansyah Rais Sitorus, Grandprix Thomryes Marth Kadja, Siti Wafiroh, and Yasuaki Einaga6

Artikel dapat dibaca lebih lanjut di DOI: 10.22146/ijc.73515