Pariwisata Indonesia pasca pandemi kini berangsur pulih. Data menunjukkan pada Juli 2022, kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai lebih dari 470 ribu orang. Ini merupakan rekor tertinggi sejak pandemi Covid-19. Secara kumulatif kunjungan wisman sepanjang semester I, 2022 mencapai 1,2 juta orang. Angka tersebut terbilang baik dibanding dengan tahun 2021 yang dalam setahun jumlah kedatangan wisman hanya sebanyak 1,6 juta orang.
Indonesia memiliki sejumlah potensi yang telah dikembangkan guna mendorong akselerasi pemasaran pariwisata pasca pandemi, diantaranya: Potensi Pasar Wisatawan Mancanegara (wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang terus berkembang. Pasca pandemic, pemerintah melakukan sejumlah strategi untuk membangkitkan pariwisata di Indonesia. Salah satunya adalah sertifikasi cleanliness, health, safety (CHS), sebanyak 6000 unit usaha yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia telah memperoleh sertifikat ini. Hal ini dilakukan demi menarik kembali minat wisman dan wisnus untuk traveling ke Indonesia.
Citra Positif di Berbagai Event dan Peristiwa Penting
Indonesia terus membangun citra positif sebagai destinasi pariwisata yang aman, nyaman dan berdaya saing. Beberapa event seperti ASIAN Games 2018, ajang balap kelas dunia Moto GP 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok, serta yang saat ini sedang berlangsung yaitu KTT G20 di Bali. Selain event internasional, kita juga mencatat peristiwa penting seperti perhelatan pemilu 5 tahunan. Menjelang tahun politik 2024 nanti, kita bisa kembali mengulang kesuksesan Pemilu 2019, yang mempromosikan revolusi mental yang dikaitkan dengan pengawasan pemilu partisipatif. Sebagai negara terbesar ketiga di Dunia, Indonesia berpotensi mempromosikan sistem pemilu yang partisipatif ke Dunia, yang dapat dirangkum pada sebuah program wisata pemilu atau demokrasi. Kita dapat mengundang wisatawan mancanegara untuk secara langsung menyaksikan pesta demokrasi Indonesia yang hanya terjadi 5 tahun sekali.
Perkembangan tren teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, memberikan nuansa baru bagi pariwisata Indonesia. Informasi mengenai produk dan destinasi pariwisata disampaikan melalui metode baru seperti travel blog, online media sosial, aplikasi mobile, dsb. Berdasarkan laporan We Are Social mengungkapkan bahwa jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia pada Januari 2022 tumbuh sebesar 12,35% dari tahun lalu, dengan tingkat penetrasi internet di kelompok usia 13-18 tahun mencapai 99,16%. Lebih tepatnya jumlah pengguna aktif medsos pada awal 2022 mencapai 191 juta orang. Dengan total populasi 273.5 juta lebih hal tersebut berarti hampir dari setengah penduduk Indonesia telah menjadi pengguna aktif media sosial. Dengan strategi media sosial yang tepat dan eksekusi strategi yang baik, industri pariwisata di Indonesia dapat meningkatkan awareness dan citra positif pariwisata nasional sehingga jumlah kunjungan dan pergerakan wisatawan mancanegara dan nusantara akan meningkat.
Kemitraan merupakan kunci penting dalam membangun strategi pemasaran pariwisata, yang dapat dibangun antara Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dengan swasta maupun antar pelaku industri pariwisata. Kemitraan dengan cara co-marketing dan co-branding atau keterlibatan public-private partnership mampu memperluas jangkauan target pemasaran. Dengan banyaknya kerjasama yang tertuang dalam Memorandum of Understanding baik dari dalam dan luar negeri menunjukkan banyak pihak yang tertarik terhadap pariwisata Indonesia.
Promosi yang terfokus pada Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) serta fokus pasar wisman dan wisnur menjadi dasar dalam pemilihan strategi promosi dalam rangka pencapaian target tepat sasaran. Pelaksanaan Otonomi Daerah juga merupakan salah satu yang berpotensi untuk mempromosikan destinasi wisata. Setiap daerah berusaha mempromosikan keunikannya masing-masing dengan mengadakan event lokal yang menarik sehingga dapat mengundang daya tarik wisatawan.
Country Brand Ranking yang dipublikasikan oleh Bloom Consulting sebagai alat ukur citra kepariwisataan suatu negara. Wonderful Indonesia masuk dalam Top 10 Asia pada 2019. Country Branding Indonesia ini mencerminkan positioning dan dan differentiating Pariwisata Indonesia. Marketing 4.0 yang merupakan teori pemasaran terkini, mengkombinasikan interaksi online dan offline antar perusahaan dan pelanggan. Marketing 4.0 juga mengkombinasikan antara style dan substance yang artinya merek tidak hanya mengedepankan branding bagus, tetapi konten yang relevan dengan pelanggan atau menyuguhkan konten yang bagus dan up-to-date.
Resesi global yang diperkirakan akan terjadi pada 2023, merupakan situasi yang sulit untuk dihadapi oleh sektor pariwisata, karena dinilai bukan sektor primer sehingga tidak menjadi prioritas. Namun ini akan menjadi tantangan tersendiri, membuat sektor pariwisata tetap stabil di tengah resesi. Salah satu caranya yaitu dengan mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di berbagai wilayah. Kegiatan itu kemudian dapat dimasukkan ke dalam kalender kegiatan daerah dan diharapkan dapat mengundang masyarakat untuk berwisata ke daerah tersebut. Beberapa program yang disiapkan pemerintah untuk UMKM termasuk program insentif, bantuan promosi, fasilitas, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) lokal, subsidi, dan pemerataan bantuan modal bagi para pelaku usaha, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Sehingga, pelaku UMKM diharapkan lebih berkembang.
Penulis: Tanty (Mahasiswa S2 PSDM Universitas Airlangga)