Universitas Airlangga Official Website

Pengaruh Kitosan dan Kolagen sebagai Bahan Scaffold dalam Proses Regenerasi Tulang

Foto oleh Futurity

Diketahui bahwa penyakit periodontal merupakan kondisi kesehatan gigi terbanyak kedua di Indonesia dengan prevalensi mencapai 37,057 kasus. Jika penyakit tersebut tidak segera diobati, kerusakan jaringan tulang akan menyebabkan gigi tanggal. Dalam beberapa tahun terakhir, inovasi regenerasi tulang, biomaterial berfokus pada desain fisikokimia yang cocok sesuai perlekatan sel, proliferasi, diferensiasi, dan pembentukan jaringan organ tertentu.

Beberapa bahan polimer yang telah dikembangkan dalam rekayasa jaringan antara lain asam poliglikot (PGA), asam polilaktat (PLA), poli (asam laktat-ko-glikolat) (PLGA), kitosan, dan kolagen. Polimer ini telah dianggap sebagai bahan dengan banyak keunggulan fungsional karena memiliki biokompatibilitas tinggi, toksisitas rendah, dan dapat terurai secara hayati. Faktanya kitosan murni menghasilkan kekuatan mekanik yang rendah, sehingga bahan ini harus dikombinasikan dengan bahan lain yang dapat meningkatkan kekuatan mekanik. Cara mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan merancang komposit dengan menggabungkan kekuatan dengan kolagen sebagai bahan organik yang juga berperan dalam rekayasa jaringan.

Kolagen merupakan salah satu protein berserat yang paling banyak ditemukan pada vertebrata sekitar 25-35% dari total protein tubuh. Salah satu sumber kolagen dapat ditemukan pada ceker ayam. Pada penelitian sebelumnya, kombinasi kitosan dan kolagen tulang ayam digunakan sebagai scaffold untuk meningkatkan regenerasi proses defek tulang.

Hal inilah yang menjadi acuan tim peneliti FKG Unair untuk melakukan penelitian yang khususnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh kitosan dan kolagen pada ceker ayam melalui proliferasi sel limfosit dalam proses regenerasi tulang.

Saat ini, inovasi rekayasa jaringan tulang difokuskan pada penerapan biomaterial yang sedang dikembangkan termasuk scaffold. Faktanya biomaterial yang dapat dibuat dalam bentul scaffold  antara lain kitosan dan kolagen. Nah, kitosan dan kolagen merupakan polimer dengaan sifat biodegradable dan biokompatibel yang baik serta toksisitas yang rendah, sehingga cocok untuk digabungkan dalam bentuk scaffold. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian didapatkan kombinasi scaffold kitosan dan kolagen dengan bahan ceker ayam dapat meningkatkan jumlah sel limfosit pada proses regenerasi tulang. Dengan pengaplikasian 50:50, scaffold kolagen yang paling efektif untuk meningkatkan jumlah sel limfosit dan mempercepat regenerasi tulang.

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan sejawat terkait proses regenerasi tulang dengan kombinasi kitosan dan kolagen pada ceker ayam. Dan diharapkan penelitian selanjutnya bisa mengidentifikasi bahan alami lain yang lebih efektif dalam mempercepat proses regerasi tulang.

Penulis: Prof. Dr. A. Retno Pudji Rahayu, drg., M.Kes. dan Tim

Referensi

Rahmitasari F, Rahayu RP, Munadziroh E. The Chitosan-chicken Shank Collagen Used as Scaffold Through Lymphocyte Cell Proliferation in Bone Regeneration Process. Acta Med Philipp. 2022;56(8):43–48.

https://scholar.unair.ac.id/en/publications/the-chitosan-chicken-shank-collagen-used-as-scaffold-through-lymp#:~:text=The%20chitosan-chicken%20shank%20collagen%20used%20as%20scaffold%20can,bone%20regeneration%20process%20through%20increased%20lymphocyte%20cell%20proliferation