Universitas Airlangga Official Website

Abses Dasar Mulut

Foto oleh Spear Education

Abses dasar mulut yang dikenal dengan nama phleqmon dasar mulut atau Ludwig`s Angina adalah suatu peradangan jaringan lunak melibatkan dasar mulut yang dapat meluas hingga rongga di daerah leher sehingga punya potensi mengganggu jalan nafas. Penyebab paling sering adanya peradangan yang berasal dari akar gigi molar bawah. Proses peradangan yang berlanjut terus ini dapat timbul adanya nanah yang terkumpul pada dasar mulut. Faktor dari tubuh sendiri adanya penyakit kencing manis, keganasan rongga mulut, karies gigi, gizi kurang, status dari imun pasien dapat memperburuk proses infeksi yang progesif. Proses yang progesif ini dapat menyebabkan gangguan jalan nafas dan dapat mengancam jiwa.

Ludwig’s Angina adalah peradangan yang sering terletak di area gigi  molar kedua dan ketiga rahang bawah yang melibatkan ruang submandibula, sublingual, dan submental. Akar gigi ini terletak tepat di bawah insersi otot milohyoid sehingga berhubungan erat dengan ruang submandibular. Faktor resiko terjadinya abses ini infeksi gigi terutama gigi molar kedua dan ketiga, tindakan pembedahan daerah rongga mulut, gangguan imun, malnutrisi, kencing manis, trauma mulut dan gigi, Infeksi awalnya menyebar ke ruang sublingual dan berlanjut ke ruang submandibular. Infeksi dimulai di kantong subgingiva dan menyebar langsung ke otot-otot dasar mulut. Akar gigi mandibula terletak dibawah perlekatan mandibula mylohyoid, memungkinkan infeksi memasuki ruang submylohyoid. Infeksi kemudian menyebar ke posterior dan superior, mengikuti ke ruang sublingual dan submandibular. Bila infeksi berlanjut maka infeksi meluas ke leher dan masuk ke dalam rongga dada sehingga makin banyak timbul komplikasi. Infeksi disebabkan berbagai mikroba yang melibatkan flora mulut, baik aerob maupun anaerob.

Diagnosis angina Ludwig didasarkan terutama pada kondisi yang diidentifikasi selama pemeriksaan klinis. Umumnya pasien memiliki riwayat penyakit pencabutan gigi, kebersihan mulut yang buruk, dan sakit gigi. CT scan adalah metode pencitraan yang paling umum digunakan dalam menilai pasien dengan angina Ludwig atau phlegmon dasar mulut. Computed tomography (CT) leher dengan kontras intravena (IV) adalah modalitas pencitraan yang dipilih, karena dapat membantu dalam menentukan lokasi dan luasnya infeksi.

Tata laksana tanpa operasi atau medikamentosa harus dimulai saat ruang operasi sedang dipersiapkan. Tatalaksana berupa resusitasi cairan dan pemberian antibiotik spektrum luas terhadap mikroba aerobik dan anaerob. Intervensi bedah biasanya berupa pembersihan  jaringan nekrotik dan drainase cairan pus. Indikasi untuk operasi berupa pasien yang gagal pengobatan dengan antibiotik, jika teraba fluktuasi pada pemeriksaan, atau jika ada abses yang terlihat pada pencitraan. Abses dapat dilakukan pemeriksaan pembiakan mikroba dan ditambahkan pemeriksaan sensitifitas antibiotika. Sumber infeksi yang berasal dari akar gigi juga memerlukan tindakan untuk pencegahan kekambuhan di kemudian hari.

Pemeriksaan laboratorium darah dapat menunjukkan adanya proses peradangan atau infeksi. Salah satunya dengan hasil pemeriksaan netrofil dan  limfosit dengan dibuat suatu rasio Neutrofil limfosit. Rasio ini dapat digunakan sebagai suatu prediksi dari suatu abses dasar mulut ini terhadap keberhasilan terapi  dan ketahanan hidup pasien. Neutrofil memiliki kemampuan untuk memakan  dan membunuh mikroba pada saat terjadi infeksi. Nilai NLR pada pasien yang mengalami infeksi dapat menjadi prediktor adanya bakteremia ( penyebaran bakteri ). Nilai NLR normal pada orang dewasa yang sehat adalah antara 0,78 – 3,53 . Penilaian NLR ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu NLR rendah dan NLR tinggi dengan nilai batas potong (cut of point) 16,58. NLR sebagai alat diagnosis dalam melihat tingkat keparahan dan prognosis dari keadaan infeksi diharapkan dapat menjadi pegangan untuk memprediksi pasien Ludwig’s angina yang membutuhkan lama perawatan yang lebih lama di rumah sakit. NLR dapat menjadi prediktor prognosis dan mortalitas pada pasien-pasien dengan infeksi dan sepsis berat. Dengan adanya nilai prediksi ini maka dapat dilakukan estimasi pembiayaan, keberhasilan terapi dan resiko penyulit hingga mortalitas.

Penulis :

DR. Dr. Marjono Dwi Wibowo SpB (K)

Judul Jurnal : The Use of Neutrophil – Lymphocyte Ratio as A Potential Biomarker to Predict the Prognosis of Ludwig’s Angina Patients

Link artikel : https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/view/3612