UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) merupakan fakultas tertua yang ada di Universitas Airlangga. Sejak berdiri, kedua fakultas tersebut telah menorehkan banyak prestasi yang sangat membanggakan.
Berdasarkan perankingan yang dirilis oleh Times Higher Education (THE) World University Rankings by Subjects of Clinical and Health in The Field of Medicine and Dentistry 2023, FK dan FKG menduduki peringkat pertama secara nasional, peringkat 10 di Asia Tenggara, dan peringkat 601-800 di dunia.
Atas capaian tersebut, Dekan Fakultas Kedokteran UNAIR Prof Dr Budi Santoso dr SpOG Subsp FER memberikan tanggapan. Menurutnya, diraihnya predikat ini membuktikan bahwa FK dan FKG UNAIR mampu saling melengkapi sehingga dapat menjadi yang terbaik di Indonesia.
Strategi Internasional
Prof Budi Santoso atau akrab disapa Prof Bus itu juga menuturkan bahwa untuk mencapai predikat terbaik maka semua kegiatan di FK dan FKG selalu menjalin kerja sama dengan mitra luar negeri. Hal tersebut akhirnya dapat memberikan dampak yang cukup signifikkan bagi keduanya.
Di Fakultas Kedokteran, kerja sama internasional tersebut dengan mengundang sebanyak-banyaknya adjunct professor atau profesor tamu. Ada empat tugas adjunct professor. Yakni, memberikan kuliah, kolaborasi dalam penelitian, kolaborasi dalam publikasi, dan menjadi promotor atau co-promotor dari staf departemen yang mengangkatnya.
“Saat ini di FK telah memiliki sebanyak 25 adjunct professor. Dan di bulan Mei nanti Insyaallah akan bertambah tiga lagi dari Leiden University,” tutur Prof Bus.
Selain itu, syarat publikasi untuk lulusan S2, S3, SP1, dan SP2 harus secara internasional dan terindeks Scopus. Hal ini tentunya dapat mendongkrak perangkingan yang ada di FK maupun FKG.
“Program double degree yang saat ini untuk S1 dengan Melbourne juga akan diperluas dengan Western Sydney University, Chulalongkorn University, Manchester University, dan mudah-mudahan Malaysia dan Taiwan menyusul. Sehingga semua kelas internasional di FK UNAIR mengikuti double degree,” ucapnya.
Ranking sebagai Implikasi
Menanggapi perankingan tersebut Prof Bus mengatakan bahwa tujuan utama bukanlah untuk mengejar ranking melainkan menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan sebaik-baiknya. Ranking merupakan efek samping sebagai hasil dari aktivitas terbaik perguruan tinggi. Perankingan ini hanyalah sebagai motivasi untuk memberikan yang lebih baik lagi.
“Tujuan utama kami yaitu memberikan suatu proses belajar mengajar, melakukan suatu proses penelitian termasuk publikasinya, dan melaksanakan pengabdian masyarakat dengan sebaik-baiknya. Maka perankingan tersebut akan mengikuti,” tutur Dekan FK UNAIR itu.
Prof Budi Santoso mengatakan bahwa suatu saat akan terus terjadi regenerasi kepemimpinan di Fakultas Kedokteran. Maka ia berharap agar semua tim terus bekerja menjadi tim yang baik, menghasilkan karya terbaik, dan mengembangkan apa yang sudah ada, memperbaiki, dan menyempurnakan. Tujuannya, agar roda yang sudah berjalan tidak terhenti dan terus akan menjadi yang terbaik. (*)
Penulis : Nova Dwi Pamungkas
Editor : Binti Q. Masruroh