Universitas Airlangga Official Website

Rekomendasi Pengendalian Biaya Berdasarkan Manajemen Berbasis Aktivitas

IL by iStock

Opportunity cost adalah kerugian yang disebabkan oleh pendapatan atau kegiatan lain yang tidak dilakukan dan berpotensi hilang karena menunggu jasa resep. Di rumah sakit di Surabaya, diketahui bahwa, waktu tunggu layanan resep pasien yang memanfaatkan jaminan kesehatan nasional di apotek rawat jalan melebihi standar pelayanan minimal. Durasi menunggu yang lama dapat menyebabkan penurunan tingkat kepuasan pasien dan mengurangi kenyamanan pasien yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan. Pelayanan yang tidak efisien dan durasi menunggu yang lama akan menyebabkan hilangnya kesempatan pasien berupa waktu (opportunity loss). Berdasarkan penelitian sebelumnya, menyebutkan bahwa 79,7% durasi menunggu di apotek merupakan komponen keterlambatan. Kondisi ini menunjukkan perlunya pengaturan prosedur pelayanan resep untuk mempercepat pelayanan dengan penyederhanaan prosedur, diharapkan kebutuhan tenaga di apotek tidak terlalu banyak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis opportunity loss dan biaya pasien yang memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional dari kegiatan pelayanan resep di apotek rawat jalan sehingga dapat dirancang pengendalian biaya rekomendasi.

Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan observasi telah diterapkan dalam studi ini mengenai teori manajemen berbasis aktivitas untuk mendefinisikan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Pengumpulan data dilakukan di sebuah rumah sakit di Surabaya dari Januari hingga Maret 2020. Populasi dalam penelitian ini, semua resep dari pasien rawat jalan yang mengakses pelayanan apotek di Rumah Sakit pada jam kerja (Senin s/d Jumat sekitar pukul 10.00-14.00). Sampel dalam penelitian ini, diambil dengan menggunakan rumus dasar perhitungan proporsi estimasi sampel. Besar Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 120 resep dari 120 pasien yang kriteria inklusinya adalah pasien yang menggunakan satu resep. Jika dalam satu resep terdapat obat racikan dan obat kemasan, maka akan dikeluarkan dari sampel. Variabel bebas yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah rekomendasi pengendalian biaya, jenis kegiatan, waktu pelaksanaan kegiatan pelayanan resep, jumlah SDM, total gaji SDM, manajemen berdasarkan aktivitas, biaya penggantian aktivitas yang ditinggalkan pasien, pendapatan per bulan responden. Sedangkan, Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu opportunity loss yang dihitung dari lama waktu mulai dari resep sampai obat diterima oleh pasien.

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan entry data resep merupakan aktivitas yang mebutuhkan waktu paling lama yaitu 32,54 menit. Sedangkan, yang berpotensi memiliki opportunity loss paling besar adalah penyiapan obat. Peluang kerugian pasien untuk obat racikan adalah 75,01 menit, obat non racikan adalah 71,14 menit dan obat jadi non-kronis adalah 46,3 menit. Rata-rata biaya kesempatan pasien based pada jenis pekerjaan dan dikelompokkan oleh penyakit, yaitu pegawai negeri sipil (IDR. 125.088 untuk Obat Ramuan), Pensiunan (IDR. 87.800 untuk semua obat khas), ibu rumah tangga (IDR. 146.500 untuk semua obat khas), karyawan swasta (IDR. 136.878. 20 untuk Obat Ramuan), dan wiraswasta (IDR. 172.624. 45 untuk Obat Ramuan). Penelitian ini menunjukkan rekomendasi untuk mempertimbangkan aspek pekerjaan dalam pengendalian biaya melalui optimalisasi manajemen biaya dan pengadaan program insentif untuk menurunkan biaya peluang.

Untuk mengetahui artikel secara lebih detail, maka dapat mengunjungi link dibawah :

https://aisyah.journalpress.id/index.php/jika/article/view/8154/0

Penulis: Lutfiana Rakhmawati, Sony Wijaya, Nyoman Anita Damayanti, Thinni Nurul Rochmah