Universitas Airlangga Official Website

Pengaruh Telemidisin Terhadap Status Mental Orang Tua dengan Anak yang Menderita Penyakit Jantung Bawaan

Kasus penyakit jantung bawaan (PJB) masih merupakan penyakit kongenital yang sering dialami oleh anak yaitu sekitar 0,8% kelahiran hidup. Operasi masih menjadi salah satu modalitas dalam penanganan pasien dengan penyakit jantung bawaan. Sekitar dua sampai tiga setiap 1000 anak dengan penyakit jantung bawaan dapat disertai dengan gejala. Orang tua yang berperan sebagai pengasuh anak dengan penyakit jantung bawaan dapat mengalami kesulitan sehingga dapat mengganggu mental orang tua yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dari orang tua dan mempengaruhi kesehatan mental dan fisik dari anak yang diasuh. Telemedisin dapat memberikan layanan kesehatan jarak jauh termasuk konseling, edukasi dan pengawasan. Penggunaan telemedisin memberikan dampak positif dalam perawatan pasien dengan penyakit kronis.

Artikel ini membahas mengenai pengaruh telemedisin terhadap status mental dari orang tua yang memiliki anak dengan penyakit jantung bawaan. Berdasarkan hasil penelusuran literatur, populasi orang tua dibagi kedalam dua kelompok. Kelompok kontrol dimana orang tua hanya diberikan edukasi secara langsung saat pertemuan dan dibawakan pamflet mengenai penyakit jantung bawaan. Kelompok kedua adalah kelompok intervensi dimana orang tua diperkenankan untuk bertanya dan berkonsultasi lewat media sosial yang disediakan. Orang tua juga dimasukan kedalam group media sosial yang kemudian diberikan paparan materi dan rekaman edukasi mengenai kondisi kesehatan anaknya, gejala yang mungkin muncul, penanganan awal, dan tindakan operatif yang dapat dilakukan. Pada mulanya orang tua pada kedua kelompok tersebut diukur tingkat kecemasan, tingkat depresi dan kualitas hidupnya menggunakan kuisioner yang telah distandarisasi. Kemudian hal-hal tersebut diukur lagi setelah orang tua pada kedua kelompok tersebut diberikan intervensi dalam jeda waktu tiga sampai enam bulan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, orang tua yang berada dalam kelompok intervensi memiliki status mental yang lebih baik dibandingkan dengan orang tua pada kelompok kontrol setelah diberikan intervensi. Orang tua pada kelompok intervensi memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan dengan orang tua pada kelompok kontrol setelah diberikan intervensi.  

Pembedahan masih menjadi salah satu pengobatan untuk kasus penyakit jantung bawaan. Satu dari setiap 1000 kelahiran hidup membutuhkan pembedahan untuk mengobati penyakit jantung bawaan. Anak dengan penyakit jantung bawaan baik sebelum operasi maupun sesudah operasi dapat menimbulkan gejala dan membutuhkan bantuan profesional saat pasien dipulangkan ke rumah. Sebagai pengasuh anak dengan penyakit jantung bawaan, orang tua sering mendapat tekanan secara konstan dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa, orang tua yang mengasuh anak dengan penyakit jantung bawaan cenderung memiliki rasa cemas yang berlebih dibandingkan dengan orang tua yang mengasuh anak sehat. Hal tersebut juga akan mempengaruhi kualitas hidup dari orang tua itu sendiri. Tingkat kecemasan, depresi yang tinggi dan kualitas hidup yang rendah dapat menyebabkan penurunan kemampuan orang tua untuk mengerti kondisi medis anaknya dan sukar dalam membuat keputusan yang terbaik untuk anaknya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi status mental orang tua adalah tingkat pengetahuan terhadap kondisi medis anak mereka. Kemajuan tehnologi saat ini mampu mengghadirkan praktik telemedisin yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Pada praktik telemedisin, orang tua diberikan edukasi secara berkala dan orang tua dapat bertanya langsung kepada ahli sehingga pengetahuan mereka bertambah dan mereka mengerti apa yang perlu dilakukan jika mengalami kendala. Orang tua juga dapat melakukan konsultasi perihal kondisi anaknya dan dapat melakukan Langkah awal yang lebih terarah. Hal ini sangat membantu terutama bagi orang tua yang berdomisili jauh dari fasilitas kesehatan tingkat lanjut. Praktik telemidisin menurut penelitian secara signifikan menurunkan angka kecemasan, depresi, dan meningkatan kualitas orang tua yang memiliki anak dengan penyaki jantung bawaan. Terdapat beberapa kelamahan pada penelitian diatas yaitu tidak mengesampingkan fakor yang lain seperti faktor ekonomi, sosial dan lokasi. Berdasarkan paparan diatas, implementasi penggunaan telemedisin dapat menguntungkan di Indonesia. Secara umum, fasilitas kesehatan lanjut sebagian besar terletak di kota besar. Untuk mengakses layanan kesehatan tersebut perlu menempuh perjalanan yang jauh dan membutuhkan biaya yang relatif mahal. Sehingga penggunaan telemedisin dapat mendekatkan layanan kesehatan yang jauh tersebut.

Sebagai kesimpulan, penggunaan telemedisin mampu menurunkan kecemasan, depresi, dan meningkatkan kualitas hidup orang tua yang mengasuh anak dengan penyakit jantung bawaan. Penelitian seperti ini di belum pernah dilakukan di Indonesia dan praktik telemedisin di Indonesia sendiri masih perlu dikaji untuk mencapai performa yang optimal. Namun, masa depan dari penggunaan telemedisin di Indonesia cukup menjanjikan untuk masa depan.

Penulis            : Dr. Dominicus Husada, dr., DTM&H., MCTM (TP), SpA(K) – Tioky Sutjonong, Ottofianus Alvedo H Kalangi 1Bethseba Brontang Pulinggomang,  Dominicus Husada

Link     : https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/ped.15457

Judul  : Impact of telemedicine on the mental status of parents of children with CHD: A meta-analysis

Nama Jurnal   : Pediatrics International, Volume 65. Issue 1, e15457

ISSN    : 1442-200X