Universitas Airlangga Official Website

Semester Pertama Tiga Mahasiswa Termuda (Bagian II)

Mahasiswa terbaru bagian II
BERSANTAI: (Dari kiri) Andreas Novaldi Watang, Chaq El Chaq Zamzam Multazam, dan Muhammad Faiz Awwaaluddin Al Mubarok di halaman FK UNAIR. (Foto: Nuri Hermawan)

UNAIR NEWS – Di bagian kedua ini, UNAIR NEWS berhasil mengulas rencana dan terget studi ketiga mahasiswa termuda. Pada obrolan ringan yang berlangsung di gazebo FK UNAIR pada awal bulan Oktober 2017 itu, ketiganya membeberkan berbagai rencana dan target selama menjalani mahasiswa kedokteran. Andreas yang berkesempatan memberikan paparan pertama mengatakan bahwa sebelum jauh berbicara tentang target selama kuliah, dia menegaskan bahwa bayangan kesulitan saat kuliah di FK UNAIR benar-benar di luar yang dipikirkan.

Awal masuk kuliah, saya baru bisa merasakan bahwa semua ini tidak semudah yang saya pikirkan. Wah ternyata lebih berat,” paparnya.

Meski demikian, tekad pertama untuk dunia akademiknya, Andreas ingin mendapat IPK yang baik. Selain itu, berbagai olimpiade sudah berderet dalam rencananya ke depan. Perihal organisasi, dia bertutur bahwa tidak begitu tertarik. Namun, dia memiliki cara yang lain untuk turut serta mengembangkan organisasi. Salah satunya dengan memberikan kontribusi pada organisasi yang konsen di bidang akademik.

”Untuk olimpiade, ON-MIPA sudah dalam rencana. Sebelum masuk, saya sangat suka dengan fisiologi, lomba tentang hal ini akan saya ikuti. Untuk organisasi, saya akan berkontribusi lewat jalur akademik. Misalnya, dengan membantu adik-adik angkatan untuk belajar,” jelas Andreas.

Tak jauh berbeda dengan Andreas, Zamzam memiliki hal yang hampir serupa. Nilai IPK yang bagus, dia fokus pada lomba-lomba dan mematangkan diri melalui organisasi. Juga, bakal menjadi berbagai kesibukan dan target yang akan dijalani selama studi. Namun, satu hal yang sangat ditekankan oleh Zamzam adalah bisa memahami dan memaknai hal-hal yang sudah didapatkan.

”Kuliah itu tidak hanya mengejar IPK. Kalau IPK bagus, tapi tidak bisa memahami apa yang sudah diraih percuma. Bagi saya, yang terpenting adalah memahami bahwa pelajaran anatomi dan sebagaimana yang kita pelajari adalah kunci bersyukur kepada Tuhan. Ini yang sering dosen-dosen nasihatkan kepada kita,” terangnya.

Faiz pun memiliki rencana ke depan yang juga tidak jauh berbeda. Berbagai kegiatan dan target yang sudah direncanakan merupakan semangat dari prinsip yang dipegang. Bagi dia, menjadi seorang dokter itu tidak sekadar bisa menyembuhkan, tapi harus bisa banyak hal.

”Dokter juga harus bisa membantu urusan ekonomi sosial. Jadi tidak sekadar menyembuhkan orang sakit,” terang Faiz yang memiliki target IPK bisa terus naik.

Penulis: Nuri Hermawan

Editor: Feri Fenoria