Perpustakaan, sebagai institusi pengetahuan yang telah menjadi bagian integral dari masyarakat, saat ini menghadapi tantangan besar dalam mengikuti perkembangan zaman digital. Meskipun masyarakat berada dalam era digital native, perpustakaan tampaknya terjebak dalam dilema transformasi yang tak kunjung usai. Untuk memahami sejauh mana kebutuhan transformasi ini, Â wacana-wacana yang muncul di media sosial menjadi pencerahan penting.
Membahas mengenai perpustakaan di media sosial, tampaknya kini bisa terlihat terdapat perubahan besar. Wacana publik saat ini tidak lagi membandingkan perpustakaan dengan ruang publik yang lebih modern, Namun menggambarkan perpustakaan sebagai ruang publik yang luas dan memiliki peran yang tak terbatas. Melalui pendekatan metode yang disebut Critical Discourse Analysis (CDA) buatan Teun A.van Dijk, membantu melihat lebih dalam, mengamati teks-teks, pemahaman sosial, dan konteks sosial yang berasal dari media sosial mengenai perpustakaan. Dalam konsteks wacana media sosial mengenai perpustakaan di era digital, beberapa aspek menarik muncul, sebagai berikut:
Peran Perpustakaan dalam meningkatkan Indeks Literasi Masyarakat
Membahas perpustakaan dalam layanan perpustakaan keliling untuk menjangkau anak-anak yang tinggal di pelosok daerah. Menciptakan peran perpustakaan dalam mencerdaskan generasi dini dengan membuka akses yang setara dan lebih luas untuk semua kalangan, terutama anak-anak. Hadirnya perpustakaan keliling juga merupakan wujud upaya perpustakaan dalam peningkatan literasi anak-anak dan dalam rangka membantu mendidik anak-anak generasi penerus bangsa.
Perpustakaan Digital
Perpustakaan Sekolah mengembangkan perpustakaan digital dalam rangka untuk membantu siswa dan guru mendapatkan sumber bacaan yang relevan secara online. Perpustakaan menyadari bahwa perlu untuk mengikuti perubahan zaman di era digital dengan mengubah perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan digital. Hal itu bisa menjadi bukti bahwa kini perpustakaan telah beranjak dari tempat duduknya dan berupaya berlari menyamakan posisi dengan kebutuhan pemustaka pada era digitalisasi.
Perpustakaan sebagai Platform Penggerak Ekonomi Kreatif
Pada wacana ini membahas transformasi perpustakaan sehingga tidak hanya menjadi tempat meminjam buku tetapi dapat berubah menjadi tempat pengembangan diri. Disebutkan perpustakaan secara kreatif membuat pelatihan dalam bidang seni kreatif. Di era modernisasi saat ini, keberadaan perpustakaan bukan hanya sebagai tempat membaca buku dan meminjam buku, melainkan perpustakaan sebagai wahana penggerak ekonomi kreatif dan seni.
Peningkatan Sarana Prasana Perpustakaan
Dijelaskan bahwasanya pada konteks pengembangan perpustakaan, adanya upaya-upaya yang dilakukan pemerintahan daerah dalam mendukung transformasi perpustakaan. Hal tersebut membuktikan bahwa perubahan yang cukup mendasar diperlukan di badan perpustakaan untuk mengikuti perkembangan teknologi digital dan perubahan sosial. Perlunya perpustakaan mengoptimalkan fungsinya agar tidak terbatas pada fungsi akademik, dan mengubah dirinya menjadi lebih inklusif dan mengakomodasi kebutuhan masyarakat saat ini. Dalam konteks wacana media sosial, membuktikan bahwa masyarakat di media sosial tidak lagi membicarakan perpustakaan sebagai ruang yang sempit disediakan untuk kutu buku. Di media sosial, perpustakaan kini dipandang sebagai ruang publik yang fungsinya luas dan tidak terbatas.
Melalui wacana media sosial ini, dapat disimpulkan bahwa wacana saat ini tidak lagi membanding-bandingkan perpustakaan dengan ruang publik yang lebih modern. Sebaliknya perhatian masyarakat terfokus pada bagaimana perpustakaan bisa berubah untuk memenuhi kebutuhan di era dgital saat ini. Beberapa temuan menunjukkan minat masyarakat pada peran perpustakaan sebagai pusat informasi digital, sumber daya pendidikan, dan ruang publik yang inklusif. Dengan demikian, perpustakaan dapat tetap menjadi pilar pengetahuan yang dinamis di tengah perubahan zaman yang terus berkembang.
Judul Artikel: Library Transformation in the Digital Age
Jurnal: Migration Letter, Vol.20, No.5
Link: https://migrationletters.com/index.php/ml/article/view/3992
Author: Dessy Harisanty , Rahma Sugihartati , Koko Srimulyo , Kathleen Lourdes Obille