Universitas Airlangga Official Website

Pengaruh Pemberian Silase Jeroan Ikan dan Fermentasi Ampas Kelapa Terhadap Biomassa dan Populasi Cacing Sutra

Cacing sutra adalah jenis cacing yang dapat dijumpai pada saluran air yang mengandung bahan organik. cacing sutra memiliki kandungan protein (57%), lemak (13,3%), serat kasar (2,04), kadar abu (3,06%), dan kadar air (87,7%). Keberhasilan dalam budidaya cacing sutra ditentukan dari nutrisi media yang digunakaan sebagai asupan makanannya. Media yang digunakan memiliki peranan penting, apabila nutrisi yang terkandung kurang maka akan menyebabkan rendahnya biomassa dan kandungan nutrisi cacing sutra. Limbah industri yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan organik media kultur cacing sutra yaitu ampas kelapa dan jeroan ikan. Cacing sutra membutuhkan media yang mengandung bahan organik dan anorganik. Bahan organik merupakan senyawa yang mengandung karbon, nitrogen, oksigen, dan hidrogen. Bahan anorganik terdiri dari mineral dan air. Bahan-bahan organik yang telah terurai dan mengendap di dasar perairan merupakan makanan utama dari cacing sutra.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan silase jeroan ikan dan fermentasi ampas kelapa memberikan pengaruh terhadap biomassa dan populasi ulat sutera. Biomassa tertinggi dengan nilai 16,296 g terdapat pada perlakuan silase jeroan ikan sebesar 25% dan fermentasi ampas kelapa sebesar 75%, sedangkan populasi tertinggi diperoleh pada perlakuan silase jeroan ikan sebesar 25% dan fermentasi ampas kelapa sebesar 75%. % dengan jumlah populasi 1463 individu.

Penerapan silase jeroan ikan dan fermentasi ampas kelapa memberikan pengaruh nyata terhadap biomassa dan populasi ulat sutera. Kandungan nutrisi dari ampas kelapa hasil sampingan dari pembuatan santan dan minyak kelapa cukup tinggi yaitu protein 17,9%. Hal ini diduga, pada saat proses fermentasi terjadi penyederhanaan partikel bahan pakan (protein) oleh aktifitas mikroba sehingga nilai kandungan protein meningkat dan lebih mudah diserap oleh tubuh cacing sutra. adanya dekomposisi bahan organik menjadi sumber organik oleh bakteri menyebabkan kandungan nutrisi media pemeliharaan dapat dicerna oleh cacing sutra. Selain protein, karbohidrat juga berperan dalam peningkatan biomassa, karbohidrat merupakan unsur yang tersusun dari C-Organik yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menghasilkan energi untuk proses metabolisme, dengan begitu akan mempercepat pertumbuhan bakteri dan proses dekomposisi. Populasi tertinggi didapatkan karena cacing sutra mampu tumbuh dengan memanfaatkan media budidaya yang kaya bahan organik.  Kandungan protein kasar pada fermentasi ampas kelapa sebesar 8,11%, serat kasar 20,89%. Kandungan protein berguna untuk pertumbuhan populasi dan biomassa cacing sutra yang memerlukan nutrisi untuk bereproduksi.

Penulis : Lailatul Lutfiyah, S.Pi., M.Si

Catatan Informasi detail riset ini dapat dilihat pada tulisan di :

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1273/1/012001

The effect of the innards silage of fish and coconut pulp fermentation on the biomass and population of silkworm (Tubifex tubifex)

5th International Conference Fisheries Marine Science Surabaya, 30 Oktober 2022 Indonesia, Lailatul Lutfiyah, Danik Puspitasari, Laksmi Sulmartiwi