Moringa oleifera atau daun kelor merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dikonsumsi sebagai sumber nutrisi dan sebagai obat tradisional untuk pengobatan berbagai penyakit di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Selatan. Tanaman ini diketahui memiliki kandungan fitokimia, yaitu polifenol yang dapat digunakan sebagai obat herbal untuk menyembuhkan lebih dari 300 macam penyakit dalam pengobatan Ayurveda. Pengobatan Ayurveda adalah metode pengobatan dengan mengajak manusia untuk menerapkan hidup sehat dengan cara mengatur pola makan, olah raga, tidur cukup serta melakukan terapi alami dengan menggunakan obat-obatan herbal.
Kandungan polifenol banyak ditemukan pada daun Moringa Oleifera, khususnya astragalin dan quercetin yang telah menunjukkan aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi. Kandungan fitokimia polifenol dalam daun kelor diidentifikasi dan diukur melalui hasil analisis perdiksi farmakokinetik ADME (penyerapan, distribusi, metabolisme dan ekskresi) dengan menggunakan alat SwissADME.
Ekstrak daun etanol kelor (MOEE) disiapkan dengan cara maserasi bubuk kering daun kelor Moringa oleifera dalam etanol 70%, lalu dilakukan proses dengan kinerja sangat tinggi kromatografi cair-spektrometri massa (UPHLC-MS/MS) untuk mengidentifikasi polifenol dan kuantifikasi dengan HPLC.
Hasil penelitian in-silico analisis menggunakan SwissADME menghasilkan delapan polifenol diidentifikasi, di antaranya astragalin dan quercetin. Hasil ini menunjukkan kemiripan obat dari polifenol pada ekstrak daun kelor berdasarkan sifatnya. Sifat fisikokimia dan farmakokinetik ADME {penyerapan, distribusi, metabolisme dan ekskresi} menunjukkan ekstrak daun kelor berisi polifenol yang dapat berfungsi sebagai senyawa utama dalam pengembangan obat sebagai antioksidan dan antiinflamasi.
Hal ini dengan demikian dapat menjelaskan potensi tanaman Moringa Oleifera dalam mengobati berbagai penyakit. Estimasi kuantitatif dari dua polifenol melimpah, flavonol (quercetin) dan astragalin (tri hidroksi flavon) dalam ekstraknya (1 mg/mL) masing-masing adalah 0,0084±0,0002 dan 0,0698±0,000 %w/w.
Meskipun temuan ini menguatkan dengan temuan sebelumnya pada pengayaan 70% ekstrak etanol Moringa Oleifera dengan quercetin dan astragalin, nilai yang diperoleh lebih kecil lebih tinggi dari penelitian ini. Perbedaan di lokasi geografis dan metode pemrosesan mungkin berkontribusi terhadap variasi jumlah menganalisis fitokonstituen. Polifenol ini bisa dianggap sebagai senyawa penting yang melindungi dan mengobati penyakit. Ini merupakan penelitian pertama yang mendeskripsikan fisika-kimia dan sifat farmakokinetik ADME dari polifenol ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) MOEE dengan menggunakan analisis in-silico.
Penulis:Dr. Sri Wigati Mardi Mulyani, drg., M.Kes.
(Jurnal Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Malaysia (2023) 19(SUPP16): 9-15. doi:10.47836/mjmhs.19.s16.3)