Universitas Airlangga Official Website

Literatur di Era Digitalisasi

Ilustrasi penulis (sumber:shiv nadar)

Perkembangan teknologi yang semakin besar memberikan banyak sekali dampak terhadap perkembangan dunia, salah satunya adalah media sosial. Sekarang ini media sosial bukan hanya sebagai media komunikasi secara digital, namun juga platform untuk menunjukkan kreativitas setiap individu. Media sosial sendiri juga memiliki beragam jenis fitur media yang menjadi ciri khasnya. Sehingga para pengguna dapat menentukan sendiri media sosial mana yang dapat mereka gunakan untuk menampilkan hasil karya mereka. Karya yang ada media sosial pun juga beragam bentuknya mulai dari foto, video, desain, karya berupa tulisan, dll. Ini merupakan bentuk baru literatur di era digitalisasi.

Karya berupa tulisan semakin hari semakin berkembang pesat pada platform media sosial. Ini menandakan bahwa media sosial menjadi salah satu bentuk ekspresi kreatif yang banyak para pengguna internet minati. Menurut Dini dalam (Agustine et al., 2022), banyak sekali platform-platform yang tidak memungut biaya sedikitpun untuk mengakses bacaan. Platform tersebut dapat menyimpan literatur-literatur digital, literatur yang ada dalam platform tersebut juga beragam. Dalam jurnal yang sama juga menyebutkan contoh penggunaan platform Twitter yang gratis serta pengguna dapat memilih sesuai keinginan sangat menguntungkan. Platform-platform seperti X, Instagram, Facebook, Blogspot, Medium, WordPress, Notion, dan lainnya juga dapat memberikan ruang bagi penulis untuk berbagi ide. Mereka juga bisa berbagi pengalaman serta emosi kepada masyarakat yang lebih luas.  Ini kemudian menjadi sebuah fenomena yang berdampak pada kemunculan penulis-penulis baru dengan memanfaatkan kekuatan susunan kata untuk menghibur, menginspirasi, serta membuka topik diskusi yang dapat menarik berbagai komunitas online.

Sayangnya fenomena kemunculan penulis-penulis baru di platform sosial media jika tidak mendapat perhatikan akan menimbulkan masalah. Salah satu yang yang serius adalah fluktuasi kualitas karya. Masalah ini merupakan kondisi saat banyak penulis amatir yang akan menghasilkan karya-karya dengan tingkat keahlian yang bervariasi (Jenkins et al., 2013). Hal tersebut akan menjadi sebuah tantangan bahkan dalam skala besar. Itu juga akan menjadi hambatan untuk menemukan dan menyaring karya yang berkualitas dalam jumlah yang besar. Selain itu, jumlah penulis yang terus bertambah akan memperketat persaingan antar penulis. Sehingga akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan perhatian serta pengakuan yang layak di masyarakat. Masalah-masalah tersebut jika terus mendapat penanganan akan berdampak pada penyebaran konten/karya yang tidak pantas. Terutama bagi penulis baru yang memang kurang paham akan tanggung jawab seorang penulis.

Pada bulan Maret 2024, sebuah akun X dengan username @heatherday_ atau Gauri mengaku bahwa hasil karya tulisannya yang ia posting di platform X telah seseorang plagiasi dan terbitkan menjadi sebuah buku dengan judul “Langit Senja” oleh sebuah akun dengan username @inicyiele atau biasa dipanggil Ciel. Gauri juga menyertakan bukti-bukti plagiasi yang akun tersebut lakukan. Namun, Ciel menyangkal dan mengklaim bahwa ia hanya terinspirasi dan melakukan modifikasi dari cerita milik Ciel. Pernyataan Ciel ini tidak benar karena menurut Gauri cerita yang ia posting ulang terlalu mirip untuk dikatakan “terinspirasi”. Sehingga Gauri memutuskan untuk melakukan mediasi dengan membawa kuasa hukumnya. Hasil dari mediasi tersebut adalah, bahwa Ciel mengaku memplagiasi sebagian cerita Gauri. Ia juga akan menghapus cerita hasil plagiasinya yang ia posting di seluruh platform, serta akan menghentikan penerbitan buku Langit Senja season 2 (Gauri, 2024) .

Kejadian tersebut merupakan salah satu contoh dampak buruk dari banyaknya kemunculan penulis-penulis baru yang kurang memahami tanggung jawab seorang penulis. Untuk menghindari hal ini, perlu adanya pelatihan-pelatihan bagi penulis baru yang berniat untuk memulai langkahnya untuk terjun kedalam bidang penulisan. Pelatihan bagi penulis merupakan langkah penting untuk bisa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang seorang penulis butuhkan. Pelatihan tersebut dapat mencakup aspek teknik penulisan yang baik serta pengetahuan tentang publikasi karya mereka.

Selain itu, pelatihan untuk memberikan pemahaman tentang tanggung jawab serta etika yang sangat penulis perlukan, seorang penulis harus memahami tentang tanggung jawabnya dalam menyampaikan informasi yang akurat, menghormati hak cipta dan privasi orang lain, serta menghindari penyebaran konten yang bersifat menyesatkan. Selain tanggung jawab, penulis juga memiliki kewajiban untuk terus mengembangkan diri dan dapat menerima umpan balik yang orang lain berikan. Umpan balik dalam penulisan biasa disebut dengan kritik sastra. Kritik sastra ini bertujuan untuk membangun dan memperbaiki karya tulis sehingga dapat menjadi acuan bagi penulis untuk dapat meningkatkan kemampuannya (Putri, 2022).

Selain pemberdayaan penulis, untuk terus meningkatkan kualitas literatur dan penerbitan perlu ada penguatan layanan penerbitan digital mengingat banyak masyarakat sekarang lebih memilih membaca digital daripada dengan cetak, sesuai dengan pernyataan Fitriani dkk dalam jurnalnya (Fitriani & Aziz, 2019). Pengembangan seperti pembuatan atau penggunaan  platform-platform yang ramah dan responsif terhadap audiens, akses yang mudah baik bagi penulis untuk mempublikasi maupun pembaca untuk membaca tulisan serta masalah seperti pengelolaan hak cipta dan manajemen distribusi sangat dibutuhkan untuk memperkuat kualitas literatur dan penerbitan. Hal tersebut dapat direalisasikan dengan adanya kerjasama antara pemerintah, lembaga penerbitan dan komunitas penulis dan pembaca untuk mengembangkan kebijakan yang dapat mendukung, melindungi serta mengatasi masalah-masalah hukum yang muncul pada era digital ini. Pengembangan kualitas literatur dan penerbitan ini juga dapat menjadi langkah awal untuk pendistribusian karya tulis yang lebih besar dan global.

Penulis: Annisa Alyah Lazuardi 279231023, Tasya Takhayaza Yudistia 279231030

Baca Juga: Peningkatan Kemampuan Ibu untuk Mencegah Balita Stunting