Universitas Airlangga Official Website

Antropometri Tulang Iga sebagai Determinan Jenis Kelamin

tulang iga
Ilustrasi Tulang Iga (sumber: KlikDokter)

Pemeriksaan antropometri merupakan salah satu metode yang telah digunakan secara luas dalam penentuan jenis kelamin suatu kasus forensik. Tulang iga atau dikenal sebagai kosta, pada manusia ada 12 pasang, dan menyusun kerangka rongga dada.

Kosta pertama relatif lebih pendek dibandingkan dengan kosta yang lain, dan terletak tepat di bawah tulang selangka. Kosta pertama hingga ketujuh bersendi dengan tulang vertebra di belakang. Serta tulang dada di depan melalui suatu struktur tulang rawan kartilago. Sedangkan kosta kedelapan hingga kesepuluh bersendi serupa, namun tulang rawan kartilago depannya menempel melalui tulang rawan kartilago kosta ketujuh. Dua kosta terbawah hanya bersendi dengan tulang vertebra di belakang sehingga sering pula disebut sebagai tulang kosta melayang.

Secara anatomis, kosta memiliki bagian-bagian selayaknya tubuh manusia. Di bagian belakang kosta memiliki kepala dan menyambung dengan leher dan tubuhnya yang berbentuk melengkung (kosta pertama hingga ke sepuluh), dan disebut lengkung kosta. Di bagian dalam setiap kosta tersebut terdapat suatu cekungan yang dilewati oleh struktur saraf dan pembuluh darah interkostalis. Pada beberapa studi hasil tinjauan sistematik yang telah diterbitkan oleh tim peneliti gabungan dari UITM, Malaysia, Sultan Caboos University, Oman, Ahmadu Bello University, Nigeria, dan Universitas Airlangga (Departemen Anatomi, Histologi dan Farmakologi), ditemukan bahwa kosta dapat digunakan sebagai salah satu determinan penentu jenis kelamin.

Pemeriksaan antropometri yang dilakukan dapat secara langsung ataupun melalui radiografi. Berdasarkan 10 artikel yang diinklusi pada tinjauan sistematik kami simpulkan beberapa fitur yang berguna diantaranya bentuk dan ukuran bagian-bagian kosta, jarak lengkung kosta, ketebalan tulang, tinggi kosta, lebar bagian akhir kosta serta tinggi tonjolan krista pada kosta.

Penelitian tersebut diambil dari studi perbandingan pada orang normal, laki-laki dan wanita usia dewasa, yang sehat dan tidak pernah memgalami penyakit ataupun kelainan bawaan terkait struktur tulang pada tubuhnya. Tingkat akurasi yang didapatkan dari simpulan hasil penelitian tersebut adalah di atas 67%, dan ditetapkan berdasarkan hasil analisis morfometri konvensional maupun geometris. Hasil penelitian ini harus dilanjutkan untuk mengetahui apakah hasil tersebut dapat diterapkan pada suatu sampel populasi tertentu. Hasil penelitian ini telah diterbitkan pada jurnal internasional bereputasi dan terindeks Scopus dengan detil yang ada di bagian akhir artikel ini.

Penulis: Prof. Viskasari P. Kalanjati, dr., M.Kes., PA(K)., Ph.D.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Zaidun, N. H., Alias, A., Chung, E., Lin, N. W., Sakaran, R., Zulkiflee, N. D. I., Kalanjati, V. P., Sirasanagandla, S. R., Aliyu, J., & Woon, C. K. (2024).

Anthropometric Measurements Analysis for Sex Determination in Human Ribs: A Systematic Review. Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences, 20(2), 275-284. https://doi.org/10.47836/mjmhs.20.2.36