Pertumbuhan populasi global menantang industri makanan untuk memastikan makanan tetap aman untuk dikonsumsi. Limbah makanan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan penanganan menimbulkan dampak ekonomi, lingkungan, dan risiko sosial. Namun, inovasi teknologi pengemasan telah muncul sebagai alat yang ampuh dan menawarkan solusi memperpanjang umur simpan dan menjaga mutu produk pangan. Meningkatnya minat konsumen terhadap kemasan ramah lingkungan telah mendorong penelitian terhadap bahan terbarukan dan komponen bioaktif dengan toksisitas rendah. Asam galat, suatu senyawa fenolik yang menjanjikan, memiliki potensi untuk pengawetan pangan dan pengembangan pengemasan berkelanjutan. Mempunyai sifat antibakteri dan antijamur terhadap mikroba resisten dan pembentukan biofilm, mempunyai kemampuan untuk mencegah oksidasi lipid dan protein, serta potensinya sebagai indikator warna untuk memantau kesegaran makanan, semuanya pentung untuk hal ini yaitu pengawet makanan. Penggabungannya ke dalam polimer yang dapat dimakan menawarkan strategi untuk kemasan makanan yang inovatif. Tergantung pada dosis dan komposisi bahan, pemuatan asam galat dalam matriks polimer dapat meningkatkan suatu sifat kemasan, termasuk penghalang UV, kekuatan mekanik, dan permeabilitas uap air dan oksigen.
Asam galat berpotensi untuk dikembangkan sebagai kemasan makanan yang dapat terbiodegradasi, aktif, cerdas, dan dapat dimakan. Serta mengevaluasi toksisitas asam galat, dispersi dalam matriks, aktivitas pro-oksidatif, kompatibilitas dengan polimer yang dapat terurai secara hayati (terutama yang berasal dari produk sampingan pertanian), migrasi menjadi produk makanan, dan stabilitas dalam kondisi lingkungan yang berbeda, serta perspektif keberlanjutan seperti lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Penggunaan produk kemasan ramah lingkungan bermanfaat dalam mengurangi emisi karbon, dan ini merupakan pilihan yang dapat terurai secara hayati dan dapat didaur ulang. Namun manfaatnya lebih dari sekedar manfaat secara langsung. Inovasi kemasan yang ramah lingkungan juga diharapkan dapat dilakukan mengurangi risiko kesehatan terkait dengan migrasi komponen berbahaya dan toksisitas. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran konsumen terhadap isu lingkungan dan mendorong perilaku berkelanjutan.
Interaksi galat asam dan produk makanan juga menunjukkan korelasi yang baik dalam pencegahan oksidasi melalui aktivitas penangkapan radikal bebas. Potensinya terlihat bahwa asam galat tidak hanya sebagai bahan tambahan makanan tetapi juga sebagai bahan aktif kemasan, memainkan peran penting dalam meminimalkan limbah makanan. Dosis dan jumlah asam galat yang ditambahkan/dilepaskan ke dalam makanan menjadi perhatian sitotoksisitas. Stabilitas dalam berbagai kondisi lingkungan dan durasi bioaktivitas juga merupakan arah untuk penelitian masa depan.
Pengomposan bahan kemasan terbarukan menghasilkan tambahan keanekaragaman unsur hara dan mikroba tanah, sehingga meningkatkan produktivitas tanaman. Hal ini merupakan keuntungan yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat (misalnya petani) yang menggantungkan hidupnya pada sektor tanaman pangan. Dari aspek teknologi proses, pengolahan yang meminimalkan waktu dan menghemat energi akan mengurangi biaya produksi, sehingga menentukan harga jual, keuntungan, dan penerimaan konsumen. Asam galat juga menunjukkan prospek yang menjanjikan dalam merancang kemasan untuk menjaga kualitas pangan dan memperpanjang umur simpannya. Manfaat-manfaat ini adalah diharapkan dapat mengurangi kerugian makanan dan limbah, yang secara signifikan mempengaruhi perekonomian. Mengurangi limbah makanan juga akan mengurangi biaya yang terkait dengan hal ini penanganan limbah dan kerugian lingkungan.
Penulis: Teguh Hari Sucipto, Istiqomah Rahmawati, Agus Wedi Pratama, dkk.
Judul Artikel: Gallic acid: A promising bioactive agent for food preservation and sustainable packaging development
Informasi detail tentang artikel ilmiah ini dapat dilihat di: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2666016424001701