Demam berdarah merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus dengue dan merupakan ancaman yang signifikan di negara-negara tropis seperti Indonesia, dimana iklimnya sangat ideal untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Indonesia merupakan negara dengan kasus demam berdarah tertinggi di dunia, hingga minggu ke-33 Tahun 2023 tercatat total 57.884 individu dengan angka kematian 422. Berdasarkan data WHO Tahun 2023 menunjukkan lebih dari 3,7 juta kasus yang dilaporkan dan lebih dari 2000 kematian terkait demam berdarah di 70 negara dan wilayah secara global.
Vaksin Dengvaxia (CYD-DTV) yang diluncurkan pada Tahun 2015 mempunyai keterbatasan dapat menyebabkan demam berdarah parah pada individu tidak terinfeksi yang menerima vaksinasi pertama kali. Menanggapi kondisi ini, WHO menerapkan kebijakan penggunaan vaksin Dengvaxia hanya pada pasien yang terinfeksi. Keterbatasan Dengvaxia mendorong dilakukannya eksplorasi senyawa bioaktif yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat antivirus dengue. Polisakarida sulfat dari rumput laut, seperti fucoidan mempunyai aktivitas anti larvasida terhadap berbagai jenis nyamuk vektor dan antivirus.
Pada penelitian sebelumnya telah dilaporkan ekstraksi fucoidan dari S. plagiophyllum yang diperoleh dari Pantai Krokoh, Gunug Kidul Yogyakarta menggunakan metode gelombang mikro (MAE) dengan daya 600 Watt selama 5 menit dengan pelarut HCl 0,1 M mempunyai aktivitas antikanker yang kuat terhadap sel HeLa dengan nilai IC50 sebesar 27,82 mg/ml.
Pada penelitian ini dilakukan pemurnian dan karakterisasi fucoidan dari S. plagiophyllum serta aktivitas anti dengue. Pemurnian fucoidan menggunakan kromatografi penukar ion dengan resin DEAE Sephadex A-25 dan dielusi dengan larutan NaCl secara gradien. Karakterisasi fucoidan menggunakan HPLC dan H-NMR spektroskopi. Uji anti dengue menggunakan reagen Viral ToxGlo dan uji MTT. Dari hasil Analisa HPLC dapat diketahui bahwa fucoidan dari S. plagiophyllum mempunyai kandungan terbesar fucosa dan sebagian kecil glukosa, galaktosa, xilosa, manosa, asam galakturonat dan asam glukuronat. Aktivitas anti dengue fucoidan dari S. plagiophyllum terbukti efektif pada nyamuk Aedes aegypti dengan nilai EC50 sebesar 76,49 mg/mL. Uji sitotoksisitas fucoidan sebesar 219,56 mg/mL, yang menunjukkan tidak ada efek sitotoksik pada sel Vero dengan nilai Indeks Selektivitas (SI) sebesar 2,87. Meskipun SI fucoidan tergolong lemah, namun tidak bersifat toksik karena hanya membunuh virus dengue tanpa mempengaruhi inangnya.
Pengembangan fucoidan dari S. plagiophyllum sebagai terapi yang potensial untuk demam berdarah memerlukan penelitian lebih lanjut dan uji klinis untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya pada pasien yang terkena demam berdarah.
Link artikel ilmiah: Monosaccharides Composition of Fucoidan from Brown Seaweed (Sargassum plagiophyllum)and the Corresponding Antidengue Activity.
Penulis: 1,2Dheasy Herawati, 2Pratiwi Pudjiastuti, 3Andi Hamim Zaidan, 4Esti Hendradi, 5Teguh Hari Sucipto