Nutrisi yang baik selama masa awal kehidupan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak-anak. Pemerintah Indonesia saat ini sedang melaksanakan program pemberian makan bayi dan anak kecil (PMBA) dengan tujuan mengurangi angka kematian anak dan meningkatkan kesejahteraan ibu sesuai dengan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (Kemenkes, 2018).
Masalah terkait nutrisi tetap menjadi perhatian global yang signifikan, terutama di Indonesia, di mana masalah seperti stunting, wasting, dan kekurangan mikronutrien masih ada (Grosso et al., 2020). Stunting mengacu pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak akibat malnutrisi kronis, yang sering ditandai dengan tinggi badan yang rendah untuk usianya. Hal ini menandakan kekurangan nutrisi yang berkepanjangan dan berkorelasi dengan faktor-faktor seperti pola makan yang buruk, infeksi yang sering, perawatan ibu dan anak yang kurang baik, dan masalah sosial-ekonomi (Kurnia, 2020). Stunting dapat mengganggu perkembangan fisik dan kognitif, meningkatkan risiko penyakit, pencapaian pendidikan yang lebih rendah, dan produktivitas yang menurun di masa dewasa (Damanik et al., 2020). Wasting, juga dikenal sebagai malnutrisi akut, mengacu pada penurunan status gizi yang cepat, mengakibatkan rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah. Anak-anak dengan wasting seringkali tampak kurus dan mungkin menunjukkan tanda-tanda kehilangan otot dan kelemahan (Schoenbuchner et al., 2019).
Penelitian ini menggunakan desain cross section dengan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sebanyak 4943 respons disertakan dalam studi ini. Peneliti menggunakan regresi logistik biner untuk menentukan faktor-faktor yang memengaruhi praktik pemberian makan bayi dan anak kecil (PMBA) pada anak usia 6–23 bulan. Hasilnya dilaporkan sebagai rasio odds (OR) dengan interval kepercayaan (CI) 95% dan tingkat signifikansi p < 0,05
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pentingnya berbagai faktor yang terkait dengan praktik pemberian makan bayi dan anak kecil (PMBA) pada anak usia 6–23 bulan. Faktor-faktor ini meliputi aspek maternal seperti indeks kekayaan, faktor terkait anak seperti usia, riwayat penyakit masa kanak-kanak seperti demam, dan faktor lingkungan seperti ketimpangan regional dan tempat tinggal. Penelitian ini berfungsi sebagai sumber yang berharga bagi pemerintah Indonesia dan profesional kesehatan, terutama perawat anak, dengan mengidentifikasi faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan saat berupaya meningkatkan pelaksanaan praktik PMBA di negara ini. Selain itu, kami merekomendasikan untuk secara aktif melibatkan orang tua, kakek-nenek, dan pemimpin tradisional dalam upaya mempromosikan PMBA di Indonesia. Mengingat keragaman etnis, budaya, dan kepercayaan yang kaya di Indonesia, melibatkan pemangku kepentingan utama ini akan sangat penting untuk memastikan bahwa praktik PMBA disesuaikan secara efektif dengan konteks unik bangsa ini.
Penulis : Iqlima Dwi Kurnia, S.Kep., Ns., M.Kep.
Berikut adalah link dari artikel ini : https://www.scopus.com/record/display.uri?eid=2-s2.0-85196415033&origin=resultslist&sort=plf-f&src=s&st1