Bentuk sediaan alternatif untuk pasien dengan kesulitan menelan seperti kelompok pediatrik dan geriatri dan pasien rentan lainnya diperlukan untuk meningkatkan penerimaan dan kepatuhan pasien terhadap terapi. Bentuk sediaan Orally Dispersible Thin Film (ODTF) sangat cocok dengan kebutuhan tersebut dan menawarkan rute pemberian alternatif karena obat melarut dengan cepat dalam rongga mulut dan langsung diserap dalam jaringan mukosa ke dalam sirkulasi darah.
ODTF adalah film tipis yang terbuat dari senyawa polimer yang mengandung bahan aktif farmasi (BAF). Tekstur, rasa di mulut dan ukuran mempengaruhi penerimaan ODTF. Selanjutnya, kelarutan BAF adalah faktor kunci yang menentukan ukuran ODTF karena mempengaruhi kapasitas pemuatan obat. Namun, pemuatan obat yang lebih tinggi berdampak pada sifat mekanik ODTF dan risiko rekristalisasi API amorf.
Kurkumin (KUR) adalah senyawa berasal dari tanaman yang digunakan untuk mengobati beberapa penyakit termasuk gangguan neurodegeneratif dan tuberkulosis yang masih prevalensi tinggi. Potensi terapeutik KUR telah menarik banyak penelitian dalam aspek pengembangannya ke dalam berbagai sistem penghantaran obat untuk penggunaan klinis. Tantangan utama dikaitkan dengan kelarutan dan permeabilitas KUR yang buruk. Kelemahan ini membutuhkan peningkatan kelarutan dan permeabilitas dalam pengembangan formulasi. Beberapa teknik telah digunakan untuk meningkatkan kelarutan KUR, termasuk kompleksasi siklodekstrin, nanokristal atau sistem dispersi padat.
Dalam teknik dispersi padat (DP), polimer hidrofilik digunakan sebagai matriks di mana obat ini tersebar secara molekuler dalam film padat. Sistem seperti itu meningkatkan kelarutan dan disolusi obat dan menyebabkan peningkatan bioavailabilitas. Hal ini dicapai melalui mekanisme meliputi amorfisasi obat, peningkatan keterbasahan obat, dan penurunan ukuran partikel obat. Banyak teknik pembuatan DP relatif sederhana dan berbiaya rendah, termasuk pengeringan semprot, cairan superkritis, ekstrusi leleh panas, dan penguapan pelarut.
Untuk meningkatkan kelarutan obat lipofilik dalam matriks hidrofilik, surfaktan sering digunakan sebagai bahan pelarut. Meskipun banyak jenis surfaktan misalnya surfaktan anionik, zwitterionic dan nonionik digunakan untuk mendisrupsi nanopartikel polimer dalam analisis obat, namun, penggunaan surfaktan nonionik seperti poloksamer bermanfaat untuk membuat dispersi padat yang mengandung obat dalam bentuk ODTF. Di antara surfaktan yang digunakan sebagai bahan pelarut, poloksamer (POL) telah menjadi salah satu yang paling menarik sedang dipelajari. Sifat amfifilik dari POL adalah karena struktur molekulnya yang terdiri dari gugus hidrofobik polipropilen oksida (PPO) yang terikat pada dua rantai hidrofilik polietilen oksida (PEO) dan membentuk misel dalam lingkungan berair sehingga mampu melarutkan obat hidrofobik.
Studi yang dilakukan ini mengembangkan dan mengevaluasi sifat fisik dispersi padat KUR dalam bentuk ODTF. Sifat-sifat tersebut meliputi morfologi dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), kristalinitas KUR yang terperangkap dengan menggunakan X-Ray Diffractometry (XRD), sifat termal ODTF dengan menggunakan Differential Scanning Calorimetry (DSC) dan profil disolusi ODTF yang dikembangkan. Efek HPMC, Na CMC dan MDX sebagai polimer pembentuk film pada sifat-sifat tersebut dievaluasi.
Polimer pembentuk film yang digunakan dalam penelitian ini adalah polimer berbasis selulosa (hidroksipropil metilselulosa/HPMC dan karboksimetilselulosa/CMC) dan polimer yang berbasis sakarida yaitu maltodekstrin (MDX). Produk ODTF yang diperoleh memiliki permukaan yang halus. Karakterisasi fisik juga menunjukkan bahwa KUR tersebar secara homogen dalam film dan tidak lagi berbentuk bahan kristal seperti yang ditunjukkan oleh difraksi XRD. KUR juga tidak mengalami pemisahan fase dari film seperti yang ditunjukkan dari hasil pemindaian dengan DSC. Dispersi tersebut berhasil terbentuk sebagai akibat dari efek pelarutan POL dan matriks film polimer yang kompak dan mencegah KUR mengalami rekristalisasi. Selain itu, ODTF juga meningkatkan disolusi KUR sebesar 3,2 kali lipat dibandingkan KUR murni. Secara keseluruhan, film berbahan dasar selulosa memiliki sifat fisik yang lebih baik dibandingkan dengan film berbahan dasar sakarida.
Nama : Helmy Yusuf, S.Si., M.Sc., Ph.D., Apt.
Link Artikel : Cellulose- and Saccharide-Based Orally Dispersible Thin Films Transform the
Solid States and Dissolution Characteristics of Poorly Soluble Curcumin
Baca juga: Nanokurkumin dapat Meningkatkan Folikulogenesis pada Tikus Endometriosis