Universitas Airlangga Official Website

Efikasi dan Keamanan Regorafenib dan Nivolumab dalam Terapi Kanker Hepar

Efikasi dan Keamanan Regorafenib dan Nivolumab dalam Terapi Kanker Hepar
Ilustrasi Kanker Hati

Karsinoma hepatoseluler (HCC) adalah salah satu kanker dengan penyebab kematian paling umum di seluruh dunia. Insiden dari kanker ini juga dilaporkan meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, diperkirakan sekitar 905.700 orang terdiagnosis kanker hepar. selain itu, 830.200 orang meninggal akibat dari kanker hati di seluruh dunia.  Hal ini menjadikan kanker hati termasuk di antara tiga penyebab utama kematian akibat kanker.

Penemuan kasus kanker hati dnegan diagnosis dini dan asesmen stadium tumor adalah salah satu kunci untuk pengobatan dan prognosis penyakit ini . Barcelona Clinic Liver Cancer (BCLC) adalah salah satu kriteria yang sering digunakan dalam menghubungkan gambaran tumor, karakteristik pasien, pilihan pengobatan, dan kemungkinan harapan hidup pasien.

Selama hampir hampir satu dekade, pengobatan kanker hepar stadium lanjut masing terbatas pada agen yang dikenal dengan nama sorafenib. Kemudian pengobatan lini pertama ini diperbarui menjadi kombinasi atezolizumab dan bevacizumab. Kombinasi dari keduanya ini dilaorkan terbukti unggul dalam studi RCT.  Namun, sayangnya, masih ada ketidakpastian mengenai pengobatan lini kedua untuk pasien yang masih mengalami kemajuan penyakit setelah pengobatan lini pertama gagal. Dua contoh agen pengobatan lini kedua yang disetujui Food Drug Administration (FDA) adalah regorafenib (obat multikinase) dan nivolumab. Berbeda dengan lini pertama, laporan menyeluruh mengenai lini kedua ini masih tarbatas. Kami melakukan tinjauan sistematis mengenai lini kedua ini dalam mengatasi masalah kanker hepar.

Observasi

Kami melakukan pencarian pada berbagai database dengan menggunakan kata kunci yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian efikasi dan keamanan lini kedua ini. Studi yang ada memang masih minimal. Dari 526 studi yang sesuai dengan kata kunci, hanya tiga studi yang layak dan sesuai untuk dilanjutkan tinjauan lebih lanjut.

Hasil analisis kualitaif yang kami lakukan, tiga studi melaporkan bahwa kanker hepar yang menggunakan nivolumab memiliki overall survival (OS), time to progression (TTP), dan ketahanan hidup bebas dari perkembangan yang secara statistik tidak signifikan lebih lama dibandingkan mereka yang menggunakan agen regorafenib. Di sisi lain Nivolumab meningkat secara signifikan pada respon rate yang objectif. Dengan sebagian besar respons parsial meski dalam jumlah yang sedikit. Selain itu ketiga penelitian menunjukkan bahwa nivolumab memiliki efek samping yang lebih sedikit dan toleransi yang lebih baik.

Hasil Tinjauan

Hasil dari tinjauan ini menunjukkan bahwa nivolumab terbukti lebih unggul dalam hal kelangsungan hidup keseluruhan yang lebih lama. Waktu yang lebih lama untuk perkembangan, respons objektif yang lebih tinggi, tingkat respons objektif yang lebih tinggi, dan kejadian efek samping yang lebih rendah. Namun, signifikansi statistik tidak tercapai pada sebagian besar parameter. Hal ini berarti penggunaan nivolumab lebih disukai sebagai terapi sistemik lini kedua untuk kanker hepar yang tidak dapat direseksi. Namun tidak dapat dipungkiri jumlah penelitian yang masih minimal, memberikan sedikit informasi mengenai efikasi dan keamanan dari obat ini.

Penulis: Cennikon Pakpahan, dr.

Link: https://scholar.unair.ac.id/en/publications/an-efficacy-and-safety-comparison-of-regorafenib-and-nivolumab-in

Baca juga: Pengembangan Instrumen Edukasi Swakelola oleh Perawat untuk Pasien Diabetes