Universitas Airlangga Official Website

Interaksi antara Pemberian Cholecalciferol dan Faktor Eksternal pada Malformasi Vertebra pada Ikan Kerapu

Ilustrasi ikan kerapu (foto: Anekamesinpengemas)

Malformasi tulang pada ikan laut khususnya pada ikan kerapu hibrida Epinephelus Fuscoguttatus X Epinephelus Polyphekadion (EFEP) sering terjadi dan dapat disebabkan oleh perkembangan tulang yang tidak normal. Malformasi ini mengganggu pergerakan ikan, menyebabkan lambatnya laju pertumbuhan, tingginya angka kematian, dan kerugian operasional. Mereka dapat bertahan sepanjang fase perkembangan karena sifat dinamis tulang, yang terus berubah bentuk karena pengaruh genetik, epigenetik, dan lingkungan. Pengamatan komprehensif terhadap faktor eksternal, termasuk nutrisi, kualitas air, dan kualitas benih, diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab malformasi ini.

Kalsium merupakan mineral utama yang membentuk matriks tulang ekstraseluler, dan kekurangan kalsium dalam matriks tulang merupakan penyebab utama malformasi tulang pada benih ikan kerapu hibrida EFEP. Vitamin D3 (VD3) sangat penting untuk remodeling tulang, terutama pada tahap awal perkembangan, karena vitamin D3 menjaga kandungan kalsium dalam matriks tulang. Vertebrata air terutama memperoleh vitamin D melalui asupan makanan, sehingga nutrisi penting untuk kesehatan tulang.

Air laut mengandung berbagai senyawa antara lain air, oksigen, natrium klorida, magnesium, belerang, kalium, kalsium, brom, dan mineral lainnya. Kelarutan ion dalam air laut bergantung pada faktor-faktor seperti salinitas, suhu, pH, serta komposisi dan ukuran mineral. Aliran energi dari tumbukan molekul mengubah keseimbangan reaksi kimia, membentuk senyawa kompleks atau partikel multi-ion yang berkontribusi pada pembentukan matriks ekstraseluler selama mineralisasi tulang.

Parameter kualitas air, seperti suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, dan nitrit, merupakan indikator penting untuk menjaga dan menilai lingkungan pertumbuhan. Kejadian malformasi tulang tidak dapat diprediksi dan dipengaruhi oleh kualitas air dan kualitas telur. Kualitas telur bervariasi setiap musim pemijahan, sehingga mempengaruhi kinerja pembenihan ikan laut. Namun, korelasi antara indikator-indikator ini dan kualitas benih, khususnya malformasi tulang, belum diuji secara menyeluruh.

Penelitian sebelumnya mengenai pengobatan kolekalsiferol berfokus pada efek individual, seringkali mengabaikan faktor eksternal. SEM, sebuah metode statistik multivariat, menawarkan kerangka kerja untuk menguji hubungan kompleks dengan memungkinkan analisis simultan beberapa variabel, memberikan pemahaman holistik mengenai efek pengobatan dan interaksi dengan faktor eksternal. Metode ini membantu membuat model teoritis untuk setiap variabel, menguji hipotesis, dan mengevaluasi kesesuaian model dengan data, menawarkan wawasan tentang efektivitas pengobatan kolekalsiferol dalam konteks berbeda dan mengidentifikasi potensi variabel moderasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh VD3 dan interaksinya dengan faktor eksternal terhadap malformasi tulang pada benih ikan kerapu hibrida EFEP, menggunakan SEM dengan pendekatan Partial Least Square (PLS). Penelitian dilakukan di Balai Penyuluhan Budidaya Laut dan Perikanan (IMRAFE), Desa Gondol, Buleleng, Bali, Indonesia, pada bulan Oktober 2020 hingga Januari 2021. Perlakuannya meliputi VD3 (kolekalsiferol) dengan konsentrasi 19,2 IU per gram campuran pakan. dengan bahan pengayaan IMRAFE. Proses pemeliharaan menggunakan tangki berukuran 3x3x1 m dengan kedalaman air 90 cm, dan parameter kualitas air diukur pada akhir penelitian.

Pengumpulan telur meliputi pemijahan rutin, pemantauan waktu pemijahan, fekunditas, dan kualitas telur. Larva diberi makan rotifera yang diperkaya dan pakan buatan. Parameter pengamatan meliputi panjang total, berat badan, dan persentase malformasi. Analisis statistik dilakukan menggunakan SEM-PLS dengan model reflektif pada SmartPLS 4.0. Analisis jalur digunakan untuk menguji hipotesis mengenai dampak pengobatan VD3 dan interaksinya dengan faktor eksternal terhadap malformasi tulang.

Penulis: Sonny Kristianto

Link: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352513424003806

baca juga: https://unair.ac.id/aiscoms-ajak-mahasiswa-menyelami-isu-komunikasi/