Universitas Airlangga Official Website

Prediksi Penyakit Infeksi Pernapasan Akut Balita Menjadi Pneumonia

Prediksi Penyakit Infeksi Pernapasan Akut Balita Menjadi Pneumonia
Simber: Primaya Hospital

Pola pneumonia pada balita mungkin berbeda-beda di berbagai wilayah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor prediktif balita mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi pneumonia di daerah tangkapan air Kabupaten Banjar, Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan desain kasus-kontrol, membandingkan kelompok kasus (balita dengan pneumonia) dengan kontrol (balita dengan ISPA non-pneumonia). Penelitian ini dilakukan di daerah tangkapan air Martapura, Kabupaten Banjar, Indonesia, di sungai kesatuan dengan anak sungai 30 km dari sungai utama. Besar sampel adalah 300 responden, terdiri dari 106 kasus dan 194 kontrol, yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Data primer diambil secara retrospektif mengenai faktor risiko terjadinya pneumonia ISPA pada anak di bawah 5 tahun, yang diambil pada November 2022 hingga Januari 2023. Persetujuan tertulis dari responden diperoleh sebelum pengumpulan data, data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi oleh enumerator dari hasil wawancara dengan ibu/pengasuh balita. Kuesioner Perkembangan Balita telah mendapatkan izin untuk menggunakan kuesioner dari puskesmas di daerah penelitian, sedangkan kuesioner lainnya adalah instrumen yang dirancang oleh peneliti sendiri. Kuesioner tersebut meliputi data umum, karakteristik anak, psikomotorik, kesehatan, serta karakteristik ibu, perilaku, kontak antar individu, status ekonomi keluarga, polusi udara rumah, sanitasi, dan kondisi fisik. Kondisi fisik diukur langsung dari rumah responden berupa ukuran suhu, kelembaban, aliran udara, pencahayaan, dan ventilasi kamar tidur balita. Selanjutnya, kamar tidur dan area ventilasi diukur menggunakan pengukur meter, pencahayaan menggunakan luxmeter, suhu dan kelembaban diperkirakan dengan thermohygrometer, sedangkan kecepatan angin diukur menggunakan anemometer. Dalam penelitian ini, total 41 indikator dikumpulkan dan diukur. Semua kuesioner telah melalui validitas konten dan uji validitas terkait kriteria.

Empat puluh satu data indikator dianalisis menggunakan regresi logistik berganda dengan regresi bertahap mundur (multiple logistic regression with backward stepwise regression ) untuk sampai pada model akhir. Dalam penelitian ini, kepemilikan barang elektronik, kapasitas listrik rumah, bahan bakar memasak, jarak dari rumah ke jalan utama, fasilitas toilet, dinding rumah, dan plafon rumah merupakan indikator yang termasuk dalam kandidat faktor risiko pneumonia anak di bawah 5 tahun. Meskipun 8 indikator ini tidak termasuk dalam model akhir, mereka berada pada kelompok ARI pneumonia dengan persentase tertinggi dalam kategori yang mendukung kejadian pneumonia (kategori 2) dibandingkan dengan kelompok ARI non-pneumonia. Menurut beberapa literatur, indikator ini telah dikaitkan dengan peningkatan faktor risiko kejadian ISPA pada anak di bawah 5 tahun. Ini antara lain kepemilikan barang-barang berharga (elektronik) yang merupakan indikator tingkat ekonomi keluarga, penggunaan listrik berdampak pada ISPA anak, bahan bakar memasak, jarak dari rumah ke jalan utama,   fasilitas toilet,   dinding rumah, dan atap rumah.  

Penemuan indeks prediksi pneumonia dalam penelitian ini dapat membantu tenaga kesehatan untuk menyaring balita dengan ISPA terhadap kemungkinan terkena pneumonia. Nilai sensitivitas adalah 78,3%, nilai spesifisitasnya adalah 42,3%. Hal ini menunjukkan bahwa indeks prediksi dapat memprediksi balita yang benar-benar menderita pneumonia di antara populasi yang sakit, yaitu 78,3%. Keterbatasan penelitian ini termasuk sifat retroaktif dari data wawancara yang dikumpulkan dari ibu/pengasuh balita, yang dapat menyebabkan subjektivitas dalam jawaban responden. Kondisi fisik rumah, yaitu suhu, kelembaban, pencahayaan, dan aliran udara diukur sekali pada saat observasi rumah responden. Sementara itu, kekuatan penelitian ini adalah prediksi balita dengan ISPA mengembangkan pneumonia di pemukiman daerah tangkapan air. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 75,7% masyarakat bergolong dalam kalangan menengah ke bawah dengan pendapatan keluarga bulanan di bawah upah minimum. Oleh karena itu, hasil tersebut relevan dan berharga dalam meningkatkan kesehatan masyarakat kelas menengah ke bawah yang membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah dalam hal peningkatan gizi balita dan peningkatan fasilitas sanitasi seperti fasilitas toilet.

Penulis: Lilis Sulistyorini

Link: https://doi.org/10.1177/2333794X241227694

Baca juga: Penilaian Polusi Mikroplastik Ikan Segar pada Masyarakat Pesisir