UNAIR NEWS – Merespon maraknya berita mengenai Human Metapneumovirus (HMPV), platform kesehatan digital Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR), Dokter UNAIR TV hadirkan seri terbarunya. Segmen bergaya talkshow ini bertajuk Waspada Infeksi HMPV, Apa yang Harus Diketahui pada (10/1/2025).
Kali ini, Dokter UNAIR TV menghadirkan dua orang narasumber. Di antaranya Dr dr Agung Dwi Wahyu Widodo MSi MKed Klin Sp MK (K) dan dr Prastuti Asta Wulaningrum Sp P(K) FAPSR.
Mengenal HMPV
HMPV merupakan virus yang menyebabkan infeksi saluran pada pernapasan. Menurut dr Agung, HMPV bukanlah virus baru. Virus yang berasal dari flu burung ini sudah terdeteksi di Rotterdam pada 2001 dan evolusinya sudah bermula sejak lima puluh tahun yang lalu.
Layaknya virus-virus yang bergejala flu lainnya, virus ini kerap muncul ketika musim pancaroba pada negara tropis ataupun musim dingin pada negara-negara subtropis. “Musim-musim tersebut merupakan stressor besar bagi suhu tubuh sehingga menurunkan imun yang meningkatkan risiko infeksi,” tutur dr Agung.
HMPV meliputi flu berkelanjutan selama 2 hingga 3 minggu dan infeksinya berat menyerupai pneumonia. “Virus ini rentan menyerang anak kecil, lansia, dan perokok sebab imunnya tergolong lemah,” ujar dr Pras.
Perawatan dan Pencegahan HMPV
Terdapat beberapa cara HMPV dapat menyebar. Di antaranya melalui droplet, kontak dengan penderita, dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus. “Maka dari itu, gunakan masker untuk melindungi diri dan jaga jarak,” ujar dr Pras.
Akan tetapi, HMPV tidak seberbahaya Covid-19 karena memiliki reseptor yang lebih sedikit. Di antaranya, TCR, TLR, CD4, dan CD8. Meski begitu, penderita dengan gejala berat meliputi demam 38 derajat celcius, frekuensi pernapasan lebih dari 2 kali per menit, atau muncul perubahan warna dahak disarankan segera mengunjungi IGD.
“Terlebih lagi penderita dengan penyakit bawaan seperti hipertensi, asma, dan diabetes mellitus,” ujarnya. Untuk gejala ringan, pasien cukup mengunjungi poli paru untuk melakukan terapi dan menggunakan obat-obatan flu serta mengonsumsi suplemen yang tersedia di apotek.
“Secara definitif, obat untuk HMPV tidak ada. Namun, gejalanya dapat diredakan dengan antivirus atau pengobatan simptomatik,” ucap dr Agung. Setelah sembuh, HMPV tidak meninggalkan efek jangka panjang seperti fenomena Covid lung.
Maka dari itu, dokter Agung mengingatkan untuk tidak panik karena pencegahannya yang mudah, yaitu dengan menjaga imunitas tubuh. “Contohnya dengan tidur yang cukup, menjaga nutrisi seimbang, berolahraga, dan menghindari stres,” sebutnya.
Penulis: Zahwa Sabiila Ilman Ramadhani
Editor: Khefti Al Mawalia