UNAIR NEWS – Airlangga Institute of Indian Ocean Crossroads (AIIOC), Universitas Airlangga (UNAIR), mengumumkan dengan bangga telah bergabung dengan program kolaboratif Southeast Asia-Africa Platform (SEA-A). International Institute for Asian Studies (IIAS) di Leiden, Belanda memimpin inisiatif ini bersama dengan berbagai universitas. IIAS menerima US$420.000 dari Henry Luce Foundation yang bermarkas di New York.
Hibah ini akan mendukung pelaksanaan program kolaboratif yang IIAS inisiasi bersama sejumlah institusi mitra utama di Asia Tenggara dan Afrika. Berbagai mintra tersebut adalah Universitas Airlangga (Indonesia), Kasetsart University (Thailand), University of Ghana (Ghana), dan University of Dar es Salaam (Tanzania), serta mitra global lainnya, seperti Howard University (Amerika Serikat), Leiden University (Belanda), Northern Illinois University (Amerika Serikat), dan Singapore University of Social Sciences (Singapura).
SEA-A berkomitmen dalam mendorong pendekatan baru dalam pertukaran pengetahuan antar kawasan antara Asia Tenggara dan Afrika. Hal ini juga sejalan dengan visi South-South-North (S-S-N) dari IIAS. Program ini turut memperkuat misi jangka panjang dalam memperluas jejaring serta mengeksplorasi hubungan transregional di kawasan Samudra Hindia. Kolaborasi ini juga akan berkontribusi pada pengembangan keilmuan yang transformatif dan inklusif. Selain itu, juga menjembatani riset akademik dengan dampak yang lebih luas di masyarakat.
“Program ini membuka peluang konkret untuk mobilitas akademik. Dalam pertemuan Asia-Afrika bulan Juni nanti, tiap mitra akan merumuskan program-program nyata, mulai dari konferensi hingga pengabdian masyarakat. Ini adalah kesempatan luar biasa bagi sivitas akademika UNAIR untuk tidak hanya mengundang mitra global, tetapi juga terlibat langsung di luar negeri,” ujar Direktur AIIOC, Lina Puryanti SS MHum PhD.

Agenda Berkelanjutan
Lebih lanjut, Lina menjelaskan bahwa keterlibatan AIIOC ini tidak hanya menjadi pengakuan atas kontribusi UNAIR secara internasional. Namun, juga menjadi pijakan untuk agenda-agenda berkelanjutan yang menghubungkan universitas dengan masyarakat, baik lokal maupun global. AIIOC juga terus berusaha menciptakan aktivitas yang tidak hanya menjangkau Surabaya. Namun, juga sepanjang garis pantai Samudra Hindia, bahkan sampai ke Amerika Latin atau kawasan Pasifik.
AIIOC juga telah menyiapkan berbagai agenda lanjutan sebagai bagian dari pengembangan inisiatif ini. Salah satu program unggulan yang akan segera dimulai adalah program joint fellowship antara AIIOC dan International Institute for Asian Studies (IIAS) di Leiden, Belanda. “Jadi IIAS ini sudah memang memiliki program fellowship setiap tahun dan para fellows ini fokus pada kajian bidang Asia” Jelas Lina.
Kontribusi dalam SEA-A ini memperkuat peran AIIOC sebagai pusat kajian Samudra Hindia dan dialog transregional. Seiring dengan berkembangnya program ini, AIIOC berkomitmen untuk terus mengembangkan inisiatif produksi ilmu pengetahuan yang inovatif dan kontekstual secara lokal, yang menghubungkan Asia Tenggara dan Afrika melalui keterhubungan sejarah, tantangan kontemporer, serta visi kolektif menuju masa depan yang adil dan berkelanjutan.