UNAIR NEWS – Program Studi Kedokteran Hewan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) Banyuwangi kembali wujudkan dampak positif bagi usaha peternakan. Selaras dengan Kampus Berdampak besutan Kemendikti, hadir Pengabdian Masyarakat Mandiri bertajuk Sosialisasi California Mastitis Test (CMT) pada Peternakan Kambing Perah. Kegiatan berlangsung pada Jumat (9/5/2025) di UD Etawa Farm, Kalipuro, Banyuwangi. Selain keterlibatan puluhan peternak, acara juga melibatkan mahasiswa internasional dari College of Veterinary Medicine, Central Mindanao University.
Kawal Kualitas Susu Kambing Perah
Ketua Pelaksana, Faisal Fikri drh MVet mengatakan sosialisasi CMT bertujuan dalam mengenalkan metode deteksi dini mastitis subklinis pada kambing perah. Mastitis merupakan salah satu penyakit yang paling merugikan dalam dunia peternakan karena menurunkan jumlah produksi dan kualitas susu. California Mastitis Test menjadi uji dengan peralatan sederhana dalam mengidentifikasi infeksi pada ambing ternak sebelum menunjukkan gejala klinis. Peternak hanya perlu mempersiapkan paddle dan larutan reagen CMT.
“CMT sangat penting untuk mencegah kerugian ekonomi akibat mastitis. Dengan edukasi langsung ke peternak, kami ingin mereka bisa mandiri dalam mengontrol kesehatan ternaknya,” ujarnya.
Peternak dapat melakukan pengujian CMT tanpa pendampingan profesional. Namun, tindakan pengobatan wajib dilakukan oleh dokter hewan. Dengan pemahaman pendeteksian mastitis oleh peternak akan meningkatkan kualitas hasil susu kambing pernah. Ternak yang positif juga dapat segera mendapatkan perawatan kesehatan untuk menjamin stabilitas produksi dan kesejahteraan ternak.
Tata Cara Uji CMT
Langkah awal adalah memastikan ambing kambing bersih dan kering. Sebelum melakukan pemeriksaan, lakukan pemerahan dan buang tetes susu pertama untuk menghindari kontaminasi. Setelah itu, ambil sekitar dua hingga tiga ml susu dari tiap puting dan tempatkan dalam CMT paddle. Kemudian, tambahkan reagen CMT ke sampel susu dengan perbandingan satu banding satu. Campurkan dengan cara memutar paddle secara perlahan selama 10 hingga 15 detik agar susu dan reagen tercampur merata.
“Hasil dari tes dapat terlihat dari perubahan kekentalan atau pembentukan gel pada campuran susu dan reagen. Terdapat tiga tingkatan level positif,” tuturnya.
Bila cairan tetap encer dan tidak ada perubahan menunjukkan hasil negatif. Jika terjadi kekentalan ringan, sedang, atau sangat kental hingga membentuk gel padat menunjukkan terdapat infeksi dengan tingkat keparahan yang berbeda. Yaitu infeksi ringan, sedang, atau berat. Dengan cara tersebut, CMT membantu peternak dalam mendeteksi masalah kesehatan pada sapi perah secara dini, bahkan sebelum gejala klinis muncul.
Penulis: Azhar Burhanuddin
Editor: Ragil Kukuh Imanto