UNAIR NEWS – Perguruan tinggi memiliki peran dan tanggung jawab dalam membangun dan menciptakan lingkungan dengan civitas yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Sebab, solusi terhadap permasalahan lingkungan bukan hanya persoalan yang mesti diselesaikan oleh para pakar di bidang lingkungan, melainkan persoalan yang mesti kita hadapi bersama-sama.
Itulah yang disampaikan Listiyono Santoso., S.S., M.Hum selaku dosen pengampu Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU) yang berada di bawah naungan Direktorat Pendidikan Universitas Airlangga. Kali ini, MKWU UNAIR mengadakan serangkaian acara yang dikemas dalam pekan ilmiah kebangsaan. Pekan ilmiah kebangsaan ini diadakan dengan tujuan menumbuhkan kepekaan dan kepedulian sivitas terhadap lingkungan yang bersih dan sehat.
Salah satu acara yang dilangsungkan adalah seminar “Lingkungan Sehat Menuju Bangsa Berkarakter”. Para pembicara pada seminar kali ini adalah orang-orang yang memiliki kepedulian tinggi kepada lingkungan yang meraih penghargaan hingga tingkat internasional. Mereka adalah Prigi Arisandi, S.Si, M.Si (aktivis lingkungan) alumnus Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR, Andi Fadly Arifuddin (musisi dan pemerhati lingkungan) alumnus Fakultas Ekonomi UNAIR, dan Wiwiek Suharti pegiat lingkungan di Surabaya. Seminar dilangsungkan di Aula Kahuripan 300, Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR, Senin (10/10).
“Persoalan lingkungan bukan hanya persoalan teman-teman yang bergelut pada studi Biologi dan Teknik Lingkungan, tapi persoalan semua anak bangsa. Dan mahasiswa sebagai masyarakat yang terpelajar juga memberikan teladan yang baik dalam rangka membuat lingkungan yang baik dan sehat. UNAIR punya apresiasi dan kepedulian untuk itu,” ujar Listiyono.
Ia menambahkan, masyarakat berkarakter bukan hanya masyarakat yang peduli dengan persoalan politik dan ekonomi, namun masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan yang sehat.
“Karakter bangsa itu terkait dengan persoalan-persoalan yang kita alami setiap hari. Kepedulian terhadap lingkungan itu bagian penting kepedulian terhadap bangsa dan negara. Itu yang betul-betul kita gerakkan,” tambahnya.
Dalam rangka menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan, Wiwiek memiliki semboyan yang ia namai dengan 3J. “Jangan tunggu orang lain, mulailah dari diri sendiri. Jangan ingin langsung memiliki dampak besar, mulailah dari hal kecil. Dan jangan tunggu besok, mulailah dari sekarang,” tegasnya.
Fadly eks personel Padi alumnus FE jurusan Ekonomi Pembangunan itu, saat ini juga menjadi aktivis urban farming, dengan spesifikasi aquaponik. Ia sering diundang untuk memberikan pelatihan urban farming untuk siswa sekolah maupun para purnabakti untuk mengembangkan kegiatan.
“Akuaponik merupakan gambaran sederhana mengenai cara menanam tumbuh-tumbuhan yang tidak membutuhkan lahan lebar dan dengan perawatan yang mudah. Menjadi satu kekurangan dari kota-kota besar yang minim lahan untuk menanam sayuran organik. Akuaponik dapat menjadi salah satu cara yang bisa di lakukan untuk menanam tumbuh-tumbuhan organik dan ramah lingkungan,” ujar Fadly. (*)
Penulis : Binti Q. Masruroh
Editor: Defrina Sukma S