Universitas Airlangga Official Website

Akuaponik Akuakultur

Foto oleh Pinterest

Budidaya ikan atau akuakultur merupakan salah satu upaya dalam memanfaatkan sumber daya yang ada disekitarnya. Budidaya merupakan kegiatan yang bisa dilakukan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas perairan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memproduksi ikan dalam suatu wadah atau media terkontrol dan berorientasi pada keuntungan. Hal tersebut menitik beratkan peran manusia dalam memproduksi dan meningkatkan produktivitas perairan khususnya ikan air tawar. Harapannya, produk yang dihasilkan akan berlipat dan berlimpah. Menurut UU RI no.9/1985 dan UU RI no.31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari pra-produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu bisnis perikanan. Dengan demikian perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis. Pada umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan bagi manusia sendiri.Tujuan utama akuakultur yaitu untuk memproduksi pangan (ikan konsumsi), ikan hias, bahan baku industri. Pada produksi perikanan berasal dari perikanan tangkap (fisheries) yang dilakukan di laut dan perairan umum sungai, danau dan rawa. Berbeda dengan perikanan tangkap yang hanya memanen ikan dari alam, produksi akuakultur didahului oleh pemilihan lokasi dan penyiapan wadah (kolam, tambak, tangki, karamba), kemudian penebaran ikan, pemberian pakan, pengelolaan air, pemberian pakan, pengelolaan kesehatan ikan, pemantauan populasi dan bobot biomasa, pemanenan hingga penanganan pascapanen dan pemasaran, sehingga lebih terkontrol dan lebih bisa diprediksi.

Budidaya perikanan atau akuakultur yang berkelanjutan mencakup budidaya subsistence, akuakultur artisanal (regional), akuakultur terfragmentasi dan akuakultur perikanan industrial (termasuk besar dengan pemasaran  regional hingga global). Indonesia telah membaginya menjadi beberapa jenis usaha budidaya perikanan, yaitu akuakultur yang budidaya ikan kecil, termasuk pertanian swasembada dan pengrajin, dan budidaya ukuran menengah hingga besar. Jenis klasifikasi produsen ini bertujuan untuk melindungi petani kecil dalam hal persaingan lahan, dukungan, sarana produksi dan akses ke pasar. Dari perspektif domestik dan internasional tentang budidaya ikan, di Indonesia secara khusus terbagi menjadi budidaya skala besar (tradisional), yang produksinya mengandalkan  budidaya alami, semi  intensif dan intensif. Dalam akuakultur berkelanjutan, artinya budidaya tersebut akan diperuntukkan bagi generasi saat ini dalam pemenuhan kebutuhan serta dapat menjamin bahwa sumber daya tersebut terus bisa dikelola dan dapat dimanfaatkan secara terus menerus di generasi yang selanjutnya. Budidaya ini juga harus memperhatikan dalam aspek lingkungan, artinya budidaya berkelanjutan tersebut tidak merusak lingkungan, namun bisa mendapatkan keuntungan secara maksimal dalam bidang ekonomi dan secara sosial dapat diterima semua orang.

Perikanan budidaya berkelanjutan yaitu yang memperhatikan ekosistem pembangunan atau Ecosystem Approach to Aquaculture menekankan beberapa syarat seperti, pertama adalah di dalam melakukan seluruh kegiatan budidaya tersebut harus dapat memastikan apabila hasil dari budidaya perikanan dapat menjanjikan kesejahteraan masyarakat ataupun pembudidayanya secara langsung, kedua adalah memiliki kepastian dalam hal perlindungan secara lokal hingga internasional baik yang langsung ataupun tidak langsung terdampak oleh adanya kegiatan dan pembangunan dari budidaya perikanan atau akuakultur tersebut, yang ketiga adalah dapat memberikan fasilitas maupun koneksi serta keseimbangan antara kedua yang sesuai dengan aturan yang berlaku dalam negara. Negara Indonesia sendiri dalam penerapan dari perikanan budidaya tersebut dapat dilihat melalui adanya program-program seperti program cara pengolahan pakan ikan yang baik (CPPIB), cara pembenihan ikan yang baik (CPIB) serta cara budidaya ikan yang baik (CBIB).

Teknologi dalam budidaya perikanan berkelanjutan juga sangat penting dan harus menjadi perhatian bagi para pembudidaya, hal tersebut karena teknologi dapat dijadikan sebagai dasar dalam menjadikan suatu pembangunan budidaya perikanan yang lebih baik dan berkualitas. Teknologi yang berkelanjutan adalah yang selalu memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan atau teknologi yang diterapkan ramah lingkungan. Teknologi budidaya tersebut di Indonesia telah dilakukan contohnya di daerah desa ketapang raya Lombok timur. Teknologi tersebut bertujuan untuk mengatasi permasalahan terkait eksploitasi dari biota laut serta perekonomian para nelayan atau pembudidaya berskala kecil, untuk konservasi lingkungan, dan juga bertujuan agar para nelayan atau pembudidaya dapat secara langsung ikut berkontribusi dalam menjaga, memanfaatkan sumber daya tersebut secara berkelanjutan. Dalam penerapannya menggunakan penguatan terkait kelembagaan kelompok masyarakatnya, penerapan teknologi budidaya ramah lingkungan, selain itu juga melihat dari aspek ekonomi dan sosialnya. Sehingga budidaya dengan teknologi ramah lingkungan tersebut dapat mengatasi permasalahan dari masyarakat tersebut bersamaan dan dapat membuka mata pencaharian berkelanjutan bagi nelayan atau pembudidaya.

Penulis: Luthfiana Aprilianita Sari, S.Pi., M.Si

Department Akuakultur. Fakultas Perikanan dan Kelautan

Link: https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/article/view/39872