Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang menimbulkan masalah kesehatan terbesar di dunia termasuk pada populasi lanjut usia. Di Amerika Serikat, populasi dengan usia 65 tahun ke atas berbagi insiden TB tertinggi pada tahun 2020 (3,4 per 100.000 orang). Secara global, pada tahun 2010 sebagian besar kematian terkait TB terjadi di antara orang berusia 50 tahun atau lebih dengan mayoritas berusia 65 tahun ke atas. Di Indonesia, prevalensi TB di antara populasi berusia ≥65 tahun pada tahun 2014 sebesar 1.582 per 100.000 penduduk. Terdapat suatu kekhawatiran tentang bagaimana meningkatkan deteksi kasus TB, terutama di kalangan lansia pada Negara miskin dan berkembang. Pemeriksaan mikroskopis dahak tetap menjadi andalan diagnosis. Namun, kesulitannya untuk mengumpulkan dahak yang berkualitas dan atipikal atau kekurangan gejala TB klasik pada lansia telah menyebabkan kasus TB tidak terdeteksi melalui sistem layanan kesehatan. Hal ini tentu dapat menyebabkan inisiasi pengobatan tertunda dan penularan TB ke masyarakat.
Beberapa penelitian telah mengembangkan alat skrining tanda dan gejala TB (tes skrining TB-SS) menggunakan tanda dan gejala TB seperti batuk, hemoptisis, kehilangan berat badan, nyeri dada, demam, keringat malam, dan sesak napas. Tes skrining TB-SS berfungsi sebagai langkah pertama penemuan kasus TB dengan skrining positif direkomendasikan untuk menjalani rontgen dada dan pemeriksaan sputum basil tahan asam (BTA). Menggunakan tanda dan gejala sebagai alat skrining independen tetap menjadi tantangan global karena akurasinya yang relatif rendah. Namun, hal tersebut masih memliki manfaat untuk digunakan pada populasi target tertentu]. Studi saat ini bertujuan untuk mengembangkan alat skrining TB sederhana yang dapat digunakan di fasilitas kesehatan yang minim sumber daya menggunakan daftar pertanyaan sederhana. Alat ini berbeda dari yang sebelumnya karena menggunakan tanda, gejala, dan faktor risiko TB (TB-SSR) yang menunjukkan sensitivitas dan agregasi yang tinggi. Faktor risiko termasuk riwayat kontak TB, kurangnya aktivitas fisik, merokok, minum alkohol, penyakit penyerta, dan riwayat sebelumnya riwayat pengobatan TB.
Terdapat kekhawatiran terkait bagaimana meningkatkan deteksi kasus tuberkulosis (TB) pada fasilitas kesehatan yang terbatas. Fasilitas kesehatan yang secara rutin memberikan pelayanan kepada lansia untuk penyakit kronis seringkali gagal mendeteksi kasus TB, menyebabkan hilangnya kesempatan deteksi TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat skrining yang sederhana dan sensitif menggunakan tanda, gejala, dan faktor risiko deteksi kasus TB pada lansia. Alat skrining ini dimaksudkan untuk digunakan oleh dokter sebagai pelengkap ketika memeriksa pasien lansia untuk masalah penyakit kronis di fasilitas kesehatan. Skrining ini bertujuan untuk meningkatkan deteksi kasus, sehingga mengurangi kehilangan peluang untuk deteksi kasus TB.
Metode penelitian ini adalah studi cross-sectional yang dilakukan dari Agustus hingga Desember 2020. Sampel acak 302 subjek diambil dari lansia berusia 60 tahun yang datang ke poliklinik rawat jalan RSUD Mangunharjo, Madiun, Jawa Timur, Indonesia, untuk masalah penyakit kronis. Tes dikembangkan menggunakan 16 tanda, gejala, dan faktor risiko. Kinerja tes dinilai dengan membandingkannya dengan GeneXpert MTB/RIF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat skrining ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas 60,26% dan 64,29%, artinya 60 kasus TB untuk setiap 100 lansia dengan TB akan dibiarkan tidak terdeteksi jika tes skrining ini tidak terjadi. Alat skrining TB sederhana menggunakan tanda, gejala, dan faktor risiko TB dapat digunakan sebagai langkah awal skrining TB sistematis pada lansia yang mengunjungi layanan kesehatan fasilitas pemeriksaan penyakit kronis rutin, dengan utilitas tambahan untuk mengurangi kesempatan deteksi kasus TB yang hilang.
Penulis: Dr. Soedarsono, dr., Sp.P(K)
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di https://bmcpulmmed.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12890-022-02001-2
Agus Hidayat, Bhisma Murti, Soedarsono Soedarsono, Harsini, Chatarina Umbul Wahyuni, Isna Qodrijati Simple tuberculosis screening tool using signs, symptoms, and risk factors to reduce the missed opportunity in the older population. BMC Pulmonary Medicine (2022) 22:208. https://doi.org/10.1186/s12890-022-02001-2