Universitas Airlangga Official Website

Analisis Bibliometrik Zakat dalam Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

Analisis Bibliometrik Zakat dalam Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Photo by Pegadaian

Teori Ekonomi Islam didasarkan pada Al-Qur’an sebagai wahyu dari Allah SWT dan Sunnah sebagai praktik, ucapan, dan pengesahan Nabi Muhammad SAW. Sistem ekonomi Islam terdiri dari lembaga yang menghasilkan keuntungan dan lembaga non-profit, di mana zakat, wakaf, dan organisasi amal menjadi komponen penting. Zakat, yang merupakan kewajiban agama Islam dalam bentuk pembayaran kekayaan dengan pemberi dan penerimanya yang telah tertulis dalam Al-Qur’an, bertujuan untuk melindungi kebutuhan orang miskin dan membantu mereka memperbaiki kehidupan mereka. Pada masa Nabi Muhammad SAW, Muadz bin Jabal bertugas mengumpulkan zakat dan dapat wajib di tingkat negara, dengan pengelolaan zakat yang ada dalam dua periode yaitu Mekah dan Madinah, di mana pada periode Mekah belum ada aturan rinci sementara pada periode Madinah sudah ada aturan yang lebih detail.

Pengelolaan zakat di dunia terbagi menjadi tiga kelompok: pengelolaan sentral oleh negara seperti di Malaysia, Pakistan, Yordania, Arab Saudi, dan Kuwait; pengelolaan oleh organisasi non-pemerintah dengan regulasi dari negara seperti di Singapura; dan kombinasi dari kedua metode tersebut seperti di Indonesia melalui BAZNAS. Di negara mayoritas Muslim, zakat merupakan bagian penting dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dari UNDP untuk menghapus kemiskinan dan kelaparan, dengan penelitian yang berkembang pesat dan kontribusi signifikan dari lembaga zakat dalam pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.

Hasil Penelitian

Data penelitian bersumber dari basis data Scopus, mencakup dokumen dari tahun 1964 hingga 2022, dengan total 618 dokumen yang membahas zakat dari 267 sumber. Tren publikasi menunjukkan bahwa penelitian tentang zakat yang pertama kali ada pada indeks Scopus berasal dari tahun 1969. Tingkat pertumbuhan tahunan jurnal tentang zakat sekitar 7,25%, dengan peningkatan signifikan setelah krisis keuangan global 2008 dan pandemi COVID-19 pada tahun 2020. Secara regional, Malaysia memiliki jumlah penulis tertinggi yang menerbitkan artikel tentang zakat, meskipun kontribusi juga datang dari negara-negara non-Muslim seperti Amerika Serikat.

Dalam kaitannya dengan SDGs, penelitian ini mengidentifikasi tujuh pilar penelitian zakat yang berkaitan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu: Tidak Ada Kemiskinan, Nol Kelaparan, Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan, Pendidikan Berkualitas, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menunjukkan peran signifikan zakat dalam mendukung SDGs. Hasil bibliometrik menunjukkan bahwa banyak studi zakat yang secara langsung atau tidak langsung berkontribusi pada kemajuan SDGs.

Selaras Tujuan SDG’s

Terdapat 64 artikel yang diidentifikasi relevan dengan SDGs, yang dibagi sesuai pilar-pilar SDGs. Berdasarkan undang-undang No. 23/2011 tentang pengelolaan zakat bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan pengelolaan zakat serta manfaat zakat dalam mencapai kesejahteraan sosial dan pengentasan kemiskinan. Regulasi ini memberikan arahan yang jelas untuk proses pengelolaan zakat, yang diharapkan dapat memberdayakan ekonomi masyarakat dan mengatasi masalah kemiskinan dan kesejahteraan. SDGs adalah upaya keberlanjutan yang menggantikan Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir pada 2015. SDGs memiliki tujuan untuk memastikan kehidupan yang sehat dan kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, dengan salah satu hasilnya adalah penghapusan kemiskinan. Selain itu, SDGs terdiri dari 17 tujuan dan 169 target yang berlaku hingga 2030, dan diharapkan dapat berkontribusi pada kemanusiaan serta memperkuat perdamaian bagi komunitas internasional dalam menghadapi tantangan global saat ini.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa zakat memiliki potensi signifikan untuk mengatasi tantangan utama dalam pembangunan, termasuk kemiskinan, disparitas pendidikan, pertumbuhan ekonomi, dan kelaparan dunia. Zakat juga mendukung program SDGs dengan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (HDI).

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, di antaranya cakupan data yang hanya mencakup artikel di Scopus, sehingga mengabaikan sumber potensial lainnya seperti buku dan majalah. Penelitian di masa depan dapat memperoleh manfaat dari menggabungkan berbagai basis data untuk analisis yang lebih komprehensif. Selain itu, saran untuk penelitian selanjutnya mencakup eksplorasi peran zakat dalam mencapai tujuan SDG, menilai dampak zakat terhadap kesejahteraan dan HDI, serta meneliti filantropi zakat. Analisis bibliometrik ini memberikan gambaran mendetail tentang keadaan penelitian zakat dan kesesuaiannya dengan SDGs, serta menawarkan landasan bagi pekerjaan akademik dan pengembangan kebijakan di masa depan.

Penulis: Puji Sucia Sukmaningrum

Link: doi:10.20473/jebis.v10i1. 54251

Baca juga: Penelitian Urban Farming di Indonesia Periode 1991-2023