Universitas Airlangga Official Website

Analisis Efisiensi Teknis UMKM Fashion Offline dan Online di Kota Surabaya

Foto by MNEWS co id

Di era ekonomi global, pelaku UMKM dituntut untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya agar dapat bersaing di pasar global (Singh et al., 2022). Salah satu faktor yang dapat meningkatkan daya saing UMKM adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti media pemasaran dan perdagangan (Reim et al., 2022; Putra dan Santoso, 2020; Cenamor et al., 2019). Menurut Susanto (2018), evolusi teknologi akan mendorong pelaku usaha perdagangan untuk menjangkau konsumen secara luas dan dalam waktu singkat yang merupakan potensi dan peluang bagi pelaku usaha. Menurut Badan Pusat Statistik (2019), faktor pertama yang menyebabkan pelaku UMKM di Indonesia tidak menggunakan layanan e-commerce adalah karena pelaku UMKM merasa lebih nyaman berjualan secara langsung (offline). Kedua, ketidaktertarikan para pelaku UMKM di Indonesia untuk berjualan secara online. Ketiga, kurangnya pengetahuan dan keahlian pelaku UMKM dalam penggunaan layanan e-commerce.

Surabaya sebagai ibu kota provinsi Jawa Timur memiliki peran strategis dalam skala nasional sebagai pusat pelayanan kegiatan Indonesia Timur, khususnya di bidang perdagangan pada simpul-simpul nasional dan internasional. Hal ini ditunjukkan dengan kinerja sektor tertinggi yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya Tahun 2020 adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar Rp106.340.870.000.000 (BPS Surabaya, 2021 ). Salah satu sektor perdagangan besar dan eceran yang berkembang dari hulu ke hilir adalah industri fashion. Menurut Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (2019) dikutip dari bdisurabaya.kemenperin.go.id, konsumsi tekstil akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan perubahan gaya hidup.

Dalam perkembangan persaingan bisnis saat ini, para pelaku UMKM fashion sudah mulai beradaptasi dengan menggunakan layanan e-commerce. Penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan tingkat efisiensi dan pengembangan inovasi bagi pelaku UMKM (Wu et al., 2022; Dwivedi et al., 2021; Ulas, 2019; Verhoef & Bijmolt, 2019). Situasi yang efisien diperlukan agar pelaku usaha dapat bertahan dalam persaingan pasar dengan memanfaatkan input yang ada menjadi output yang optimal atau dengan memperoleh input yang minimal dengan output tertentu (Pathirana & Yarime, 2018; Swasono, 1993). Namun, masih ada UMKM fashion yang memilih untuk berjualan secara langsung (offline) karena keterbatasan SDM dan investasi.

Menurut Ishak dkk. (2019) mengkaji tingkat efisiensi teknis pada industri kreatif unggulan di Bandung dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Industri penghasil fashion dan industri musik merupakan industri kreatif efisien unggulan di kota Bandung. Industri fashion termasuk yang efisien karena input yang digunakan dapat menghasilkan omzet yang besar, selain itu

Industri fashion merupakan ikon kota bandung sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen lokal maupun luar kota untuk berbelanja produk fashion baik di pasar tradisional maupun pasar modern di kota bandung. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Parvin et al. (2021) dan Shan et al. (2020) yang menyatakan bahwa penggunaan e-commerce tidak hanya membuat UKM lebih efisien tetapi juga menekankan transaksi bisnis UKM. Penelitian lain terkait teknologi informasi dilakukan oleh Ghalib dan Setiawan (2019) bertujuan untuk menganalisis perbedaan sebelum dan sesudah penggunaan media sosial dalam perkembangan usaha catering di Semarang, dengan menggunakan alat analisis Wilcoxon Difference Test dan variabel berupa omzet, laba, jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata keempat variabel tersebut disebabkan oleh pengaruh penggunaan media sosial. Dengan memanfaatkan media sosial dalam hal pemasaran tentunya dapat memperluas jangkauan pasar atau konsumen dibandingkan pemasaran melalui media cetak.

Mempertimbangkan efisiensi teknis dalam bisnis, tentunya akan lebih baik lagi jika diikuti dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis itu sendiri. Nittayakamolphun (2020) meneliti tingkat efisiensi teknis dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis perusahaan tekstil rakyat di Chaloem Phra Kiat, Na Pho, Provinsi Buriram, Thailand dengan menggunakan metode DEA Dua Tahap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% perusahaan tekstil rakyat di Chaloem Phra Kiat dan Distrik Na Pho, Provinsi Buriram tidak efisien dalam kinerja teknis dan kinerja teknis murni. Oleh karena itu, penting bagi pengusaha untuk menggali faktor-faktor yang dapat meningkatkan efisiensi usaha jika nilai efisiensi tidak terpenuhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis perusahaan tekstil di Chaloem Phra Kiat dan Na Pho, Provinsi Buriram adalah proporsi modal per pekerja, lokasi, pengalaman pemimpin dan jenis produk dalam bisnis yang dapat membantu bisnis tekstil di wilayah tersebut. untuk meningkatkan efisiensi teknis bisnis mereka.

Berdasarkan latar belakang dan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efisiensi teknis UMKM fashion offline dengan offline dan online di Surabaya. Lokasi Surabaya dipilih sebagai objek utama dalam penelitian ini karena Surabaya merupakan pusat industri dan perdagangan di Provinsi Jawa Timur. Jika dibandingkan dengan daerah lain, Surabaya merupakan penyumbang jumlah pelaku usaha perdagangan besar dan eceran terbesar yaitu sebesar 7,8% dari total pelaku usaha perdagangan besar dan eceran di Provinsi Jawa Timur (Badan Pusat Statistik, 2016).

Penulis: Atik Purmiyati, S.E., M.Si.

Link Jurnal: http://journal2.um.ac.id/index.php/JESP/article/view/28817