Kekurangan gizi pada masa anak-anak dengan atau tanpa sakit yang terjadi terus menerus, dapat menyebabkan terjadinya kelainan bentuk tubuh yang menjadi stunting atau kerdil pada masa dewasa. Anak dengan stunting dapat mengalami gangguan perkembangan otak, gangguan pertumbuhan fisik, menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, serta berisiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker dan stroke.
Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019 didapatkan presentase balita dengan stunting di Indonesia sebesar 27,67%, data laporan penimbangan Balita UPT Puskesmas Pasirjati pada bulan Februari tahun 2020, presentase balita dengan stunting di Kelurahan Pasirjati adalah sebesar 10.36%.
Kejadian stunting terjadi disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor keluarga, faktor pelayanan kesehatan, faktor sosial ekonomi, dan faktor lingkungan. Faktor keluarga yang dimaksud antara lain, pengetahuan orangtua dan tingkat pendidikan orangtua. Faktor pelayanan kesehatan antara lain ketersediaan pusat pelayanan kesehatan. Faktor sosial ekonomi hingga faktor lingkungan memiliki pengaruh dalam terjadinya stunting.
Suatu etnis tertentu akan memiliki kepercayaan, kebiasaan maupun budaya yang selalu dilakukan pada kehidupan sehari-hari yang dapat berdampak pada masalah kesehatan. Hal ini biasanya dilakukan secara turun temurun, dari segi pemberian nutrisi dan gizi dapat ditemukan perbedaan seperti jarang memakan daging (sumber protein hewani), jarang memakan sayur karena dari kecil tidak dibiasakan oleh ibu, serta jarang memakan buah sebagai pelengkap kebutuhan nutrisi.
Pencegahan kejadian stunting dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku kesehatan dan dapat menggunakan pendekatan teori Lawrence Green atau Precede Proceed Model. Teori ini menjelaskan perilaku individu terutama dalam pemenuhan kesehatan, dimana terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi perilaku kesehatan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling factors) dan faktor penguat (reinforcing factors). Tingginya kejadian stunting di Indonesia, banyaknya faktor yang mempengaruhi kejadian stunting dan rendahnya perilaku kesehatan pada kejadian stunting, oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian stunting di Kelurahan Pasirjati sehingga perilaku pencegahan dapat dilakukan agar menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas, sehat, berkualitas, dan berdaya saing tinggi.
Penulis: Dr. Esti Yunitasari, S.Kp., M.Kes
Link Jurnal: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36010079/