Garit adalah Alat tangkap suri terbuat dari rangkaian besi berbentuk setengah lingkaran dengan bagian sisi-sisinya diberi jaring sebagai pembatas, alat ini masuk dalam kategori dredge. Dalam satu penangkapan maksimal kapal biasanya menggunakan 3 alat tangkap suri/garit. Secara astronomis kabupaten Sidoarjo terletak di antara 7,3o –7,5o LS (Lintang Selatan) dan antara 112,5o –112,9o BT (Bujur Timur). Kecamatan Sedati merupakan salah satu kecamatan penghasil produk perikanan yaitu bandeng, udang dan kerang. usaha perikanan tangkap dengan berbagai alat tangkap yang digunakan merupakan satu diantara aktivitas ekonomi berupa pemanfaatan sumberdaya hayati perairan yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan. Analisis kelayakan finansial usaha perikanan tangkap memegang peranan penting untuk upaya pengembangan usaha, karena usaha ini memiliki ketidakpastian yang tinggi dalam hal kapasitas produksi hasil tangkapan yang diperoleh. Jumlah produksi perikanan tangkap sangat dipengaruhi oleh faktor alam yaitu cuaca, musim dan kondisi geografis wilayah penangkapan.Keseluruhan Nelayan kerang yang ada di desa Banjar Kemuning dan Gisik Cemandi adalah Pria, sedangkan istri nelayan memiliki peran dalam proses pasca panen yakni mulai dari penyortiran, pembersihan dan penjualan ke pengepul.
Biaya investasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat nelayan di Desa Banjarkemuning dan Gisik Cemandi, untuk pembelian peralatan pendukung utama usaha penangkapan kerang. Peralatan investasi yang dimiliki oleh nelayan berupa kapal atau perahu dan mesin, alat tangkap, lampu, dan keranjang. Jumlah biaya investasi yang telah dikeluarkan oleh nelayan kerang berkisar Rp.21.950.000,- sampai dengan Rp.46.950.000,- dengan rata-rata per nelayan Rp. 31.340.000,-
Biaya produksi merupakan komponen penting dalam mendukung keberlanjutan usaha penangkapan kerang di Perairan Sedati, Sidoarjo. Biaya produksi merupakan biaya yang harus dikorbankan oleh masyarakat nelayan di kampung ini, ketika melakukan usaha penangkapan ikan dan udang pada setiap trip kegiatan. Biaya produksi dalam penelitian terdapat biaya tetap dan biaya operasional. Jumlah biaya tetap per tahun kegiatan penangkapan kerang berada pada interval Rp. 5.150.000,- sampai dengan Rp. 8.110.000,-, dengan rata-rata per nelayan adalah Rp. 6.968.000,-
Usaha penangkapan kerang, menghasilkan komoditi kerang ekonomis penting. Jumlah produksi hasil tangkapan nelayan selama 1 tahun berada pada kisaran 158 kg – 302 kg, dengan rata-rata per nelayan sebesar 226 kg yang terdiri dari kerang bulu, kerang kukur dan kerang batik. Kisaran penangkapan kerang bulu per tahun yaitu antara 40 – 160 kg dengan rata-rata tangkapan 108 kg, kerang kukur 60 – 100 kg dengan rata-rata hasil tangkapan 77kg dan kerang batik 20 – 72 kg dengan rata-rata tangkapan 40 kg.
RC rasio yang didapat dari analisis menunjukkan bahwa usaha penangkapan kerang berada dalam kondisi efisien karena nilai RC berkisar 1,47 – 4,41 (RC>1). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Guntur (2014) menunjukkan bahwa nilai RC pada usaha penangkapan kerang dengan alat tangkap garuk di Rawameneng, Kabupaten Subang didapatkan nilai 4.36. Nilai RCR sebesar 4,36 memberikan penafsiran bahwa, setiap Rp1,00 biaya operasional yang dikeluarkan pembudidaya mampu menghasilkan penerimaan sebesar Rp 4,36.
Berdasarkan hasil perhitungan Payback period didapatkan nilai PP berkisar 4,46 – 4,13 tahun yang artinya usaha masih layak untuk dijalankan karena nilai PP tercapai sebelum melewati umur usaha berakhir, yaitu pada tahun ke 5, sehingga usaha masih layak dijalankan sesuai dengan kondisi aktual dari biaya investasi, biaya operasional, jumlah produksi dan penerimaan
Nelayan kerang di perairan Sedati menhasilkan pendapatan setiap tahun berkisar Rp. 11.934.000,- sampai dengan Rp. 51.656.000,-, dengan rata-rata penerimaan per nelayan sebesar Rp. 34.812.000.dengan Nilai efisiensi usaha nelayan berkisar 1,47 – 4,41, dengan rata-rata per nelayan 2,04. nilai NPV pada usaha penangkapan kerang sebesar Rp. 4.699.879 sampai dengan Rp. 15.614.901 dengan rata-rata per nelayan sebesar Rp.11.949.879. Nilai IRR sebesar 10% sampai dengan 41% dengan rata-rata per nelayan 20% dengan masa pengembalian investasi selama 2,46 tahun sampai dengan 4,13 tahun.
Penulis: Kustiawan Tri Pursetyo, S.Pi., M.Vet.
Link: https://www.iieta.org/journals/ijsdp/paper/10.18280/ijsdp.191020
Baca juga: Pemanfaatan Tanaman Duckweed dan Kerang Air Tawar sebagai Biofilter Terintegrasi