Universitas Airlangga Official Website

Analisis Pakan Berprotein Tinggi Pada Pemeliharaan Induk Ikan Nila

Ikan nila adalah perairan tawar, seperti sungai danau, waduk, dan rawa-rawa, tetapi karena toleransi yang luas terhadap salinitas (euryhaline) sehingga dapat pula hidup dengan baik di air payau. Ikan nila merupakan ikan yang  dapat  beradaptasi  dengan baik di berbagai habitat. Spesies ini telah banyak ditemukan mampu hidup di segala macam air, mulai dari sungai, danau, dan   saluran   irigasi. Meskipun tergolong ke dalam ikan air tawar, namun spesies ini dapat beradaptasi dengan kondisi perairan payau. ikan nila (Oreochromis niloticus), mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan dan sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis lurus (vertikal). Sirip punggung ditemukan garis lurus memanjang. Ikan Nila (Oreochormis niloticus) dapat hidup di perairan tawar dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada dan penutup insang yang keras anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggung memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor.  Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekor hanya satu buah dengan bentuk bulat untuk mendukung badan. Nila memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (ventral fin), sirip anal (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggung memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor.  Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekor hanya satu buah dengan bentuk bulat.

Pakan ikan nila di habitat asli berupa plankton, perifiton, dan tumbuh-tumbuhan lunak, seperti Hydrilla dan ganggang. Ikan nila tergolong ke dalam hewan omnivora (pemakan segala/hewan dan tumbuhan) cenderung herbivora. Masa pemeliharaan ikan nila dapat diberi pakan buatan (pelet) yang mengandung protein antara 20–25 %. Masa pemeliharaan tersebut ikan nila  sangat  responsive terhadap  pakan  buatan  (pelet)  baik  pelet  terapung  maupun pellet tenggelam. Pemberian pakan untuk benih ikan nila dilakukan  3-4 kali dalam sehari, yaitu pada pagi,siang, sore, dan malam hari. Jumlah pakan yang  diberikan  untuk  benih  berukuran  5-7  cm  adalah  sebanyak  4-6%  dari  total berat tubuh ikan.

Ikan nila jantan memiliki laju pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan ikan nila betina. Laju pertumbuhan ikan nila jantan rata-rata 2,1 gram/hari, sedangkan laju  pertumbuhan  ikan  nila betina  rata-rata  1,8  gram/hari. Waktu pemeliharaan 3-4  bulan,  dapat  diperoleh ikan  nila berukuran rata-rata 250 gram dari berat awal ikan nila 30-50 gram. Selain pertumbuhan yang cepat, ikan nila juga memiliki tingkat kelangsungan hidup  yang tinggi pada masa pemeliharaan. Tingkat kelangsungan hidup ikan nila dalam kegiatan pembenihan adalah 80%, kemudian untuk kegiatan pembesaran adalah 65-75%. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila adalah faktor genetik, kualitas air, pakan, serta hama dan penyakit. Kualitas benih ikan nila akan menurun bila berasal dari indukan yang memiliki umur lebih dari 2 tahun. Kemudian pertumbuhan benih ikan nila akan lambat karena jumlah pakan yang diberikan masih kurang (tidak sesuai dengan  biomassa per hari) dan kandungan protein yang rendah dalam pakan. Tingkat kematian benih ikan nila tinggi jika kualitas air seperti pH, DO, kekeruhan air, dan pencemaran berada diluar batas toleransi bagi kehidupan benih ikan nila.

Selama pemeliharaan induk ikan nila dilakukan pemberian pakan berupa pelet yang berbentuk bulat, dan bersifat pakan ikan apung. Dilakukan pula pengkayaan pakan (food enrichment) yang dibuat sendiri oleh para teknisi dengan tujuan mempercepat kematangan gonad induk. Dosis pemberian pakan pelet sebesar 2% dari berat biomassa ikan. Induk ikan diberi pakan pellet dengan dosis 3–5% perhari dari total induk yang dipelihara.

Pemberian pakan pelet dilakukan 2 kali per hari, yaitu pagi hari dan sore hari. Pakan pelet diberikan di kolam induk yaitu jenis pakan ikan apung BD – IN dengan ukuran 2-3 mm. Kandungan protein yang digunakan pada pemeliharaan induk bahwa pakan induk nila adalah pakan buatan berupa pellet dengan kadar protein 28–35% dengan kandungan lemak tidak lebih dari 3%. Pakan ini diberikan pada induk nila untuk memacu tingkat kematangan gonad dan menunjang masa pertumbuhan awal hingga akhir budidaya ikan.

Penulis: LUTHFIANA APRILIANITA SARI

Jurnal: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1273/1/012089