Peran ekonomi di sektor pertambangan sangat penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara, hal ini juga meningkatkan tingkat pencemaran lingkungan. Pabrik pengolahan nikel yang telah lama berdiri dan beroperasi menghasilkan limbah yang mengandung gas buang, khususnya SO2 , yang dilepaskan oleh cerobong asap di dalam area pabrik. Hal ini memiliki dampak lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar akibat aktivitas pertambangan. Sulfur dioksida (SO2) adalah polutan udara yang sebagian besar bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil. Emisi SO2 terutama berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat sekitar, terutama menyebabkan penyakit pernapasan seperti ISPA, bronkitis, asma, dan emfisema. Data dari Puskesmas Pomalaa pada tahun 2019 menunjukkan tingginya angka kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dengan 1.943 kasus yang dilaporkan. Berdasarkan hasil pemantauan pencemaran udara ambien di Kecamatan Pomalaa yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kolaka di depan Puskesmas Pomalaa, diperoleh kadar pencemaran udara SO2 sebesar 0,2461 µg/Nm3 /1 jam. Penelitian ini bertujuan untuk menilai risiko kesehatan pernapasan bagi masyarakat di sekitar pabrik pengolahan nikel di Kecamatan Pomalaa.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional observasional dengan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (EHRA), penelitian ini mengambil sampel 122 dari 13.207 responden dengan menggunakan pengambilan sampel acak sederhana. Analisis dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov dan EHRA. Sampel penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode estimasi rata-rata dengan teknik simple random sampling.
Hasil EHRA menunjukkan laju inhalasi sebesar 0,63 m3/jam, dengan waktu paparan 24 jam/hari, frekuensi paparan 365 hari/tahun, dan durasi paparan 25 tahun untuk proyeksi waktu nyata dan 30 tahun untuk proyeksi seumur hidup. Nilai konsentrasi SO2 diambil pada empat titik yaitu Titik I sebesar 470,42 µg/Nm3, Titik II sebesar 514,72 µg/ Nm3, Titik III sebesar 368,74 µg/Nm3, dan Titik III sebesar 575,96 µg/Nm3. Kadar SO2 telah melampaui standar kualitas nasional, dengan konsentrasi tertinggi tercatat di Titik 4, yaitu 0,576 mg/m3. Analisis respons dosis, berdasarkan data US-EPA, menunjukkan tingkat 0,21 mg/m3. Nilai asupan rata-rata untuk paparan waktu nyata adalah 0,081 mg/kg/hari, dan nilai asupan rata-rata untuk masa hidup 30 tahun juga 0,081 mg/kg/hari. Hasil uji Kolmogorov-smirnov menunjukkan nilai p-value sebesar 0,200 untuk berat badan, sedangkan nilai p-value untuk durasi pemaparan, waktu pemaparan, frekuensi pemaparan, konsentrasi SO2, tingkat asupan, kelompok usia, nilai asupan, dan RQ semuanya adalah 0,000. Nilai intake SO2 bergantung pada konsentrasi acuan (RfC) yang digunakan. Jika nilai intake tidak melebihi batas konsentrasi acuan, responden dapat menghirup udara yang terkontaminasi polutan SO2 dengan aman, dan sebaliknya. Konsentrasi acuan dalam penelitian ini adalah 0,21 mg/m3 , dengan a sebesar 0,08 mg/kg/hari. Dengan demikian, intake SO2 berada di bawah konsentrasi acuan (Tinta SO2 < Rfc SO2 ), yang menunjukkan bahwa responden dapat menghirup udara yang terkontaminasi SO2 dari cerobong asap dengan aman.
Studi ini menunjukkan bahwa risiko paparan terhadap konsentrasi SO2 masih relatif aman dengan nilai RQ<1 sebesar 94%. Namun, jika diproyeksikan dalam 30 tahun ke depan, nilai RQ<1 menurun menjadi 62,7%. Sementara itu, konsentrasi SO2 terukur yang tercatat di semua lokasi melebihi batas yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 22/2021. Untuk mengurangi risiko bagi individu yang terus menerus terpapar SO2 dalam jangka waktu yang lama, sangat penting untuk menerapkan strategi manajemen risiko yang efektif bagi masyarakat di sekitar area pertambangan nikel di Kecamatan Pomalaa. Upaya yang dilakukan antara lain pengendalian emisi gas rumah kaca melalui sistem preparasi kering, penyerapan polutan melalui reklamasi, optimalisasi proses elusi, modernisasi pengemasan produk emas batangan, dan penerapan metode scrubbing dengan menggunakan alat Water Spons Filter.
Penulis: Dr. R. Azizah, S.H., M.Kes
Link: https://doi.org/10.20473/jkl.v16i4.2024.302-311
Baca juga: Analisis Urbanisasi, Industrialisasi, Kegiatan Irigasi, Dan Kualitas Air Tanah Di Indonesia