Tahukah anda tentang Bawang Dayak? Bawang dayak secara tradisional telah lama digunakan oleh Suku Dayak di Kalimantan sebagai tanaman obat untuk mengobati karies gigi, selain tentunya penyakit lainnya. Bagian utama bawang dayak yang banyak dimanfaatkan adalah umbinya yang berwarna merah. Tim peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga bekerja sama dengan Hiroshima Universitas mengeksplorasi kemampuan bawang dayak tersebut untuk penyakit osteoartritis. Uniknya penelitian ini adalah bawang dayak yang digunakan bukan berasal dari Suku Dayak Kalimantan, akan tetapi berasal dari Masyarakat Suku Tengger dekat lereng Gunung Bromo.
Tanaman ini banyak tumbuh secara liar sehingga menarik untuk dieksplor kegunaannya. Informasi dari penduduk sekitar, tanaman ini digunakan untuk menurunkan pembengkakan atau radang. Oleh karena itu para peneliti melakukan pembuktian terhadap khasiatnya dengan menggunakan tikus yang mengalami osteoartritis, dimana tikus tersebut sebelumnya telah disuntikkan monosodium iodoasetat sehingga menderita osteoartritis. Ekstrak etanol 70% sebagai bahan uji dengan dosis 6, 12 dan 24 mg/200 gBB tikus dapat menurunkan kadar sitokin IL-1 yang merupakan mediator inflamasi. Selain itu ektrak dapat juga menurun diameter pembengkakan pada sendi tikus osteoartritis dan respon nyeri atau dikenal dengan istilah hiperalgesia. Oleh karena itu Bawang Dayak berpotensi dikembangkan menjadi obat anti-osteoartritis.
Penulis: Retno Widyowati
Untuk informasi yang lebih lengkap dapat dilihat pada artikel aslinya dengan judul: “Antiosteoarthritis activities of 70% ethanol extract of Eleutherine bulbosa (mill.) urb. bulb on rats monosodium iodoacetate-induced osteoarthritis” pada Journal of Public Health in Africa 2023, 14(s1): 2506 dengan tautan berikut ini: https://www.publichealthinafrica.org/jphia/article/view/2506/918