Universitas Airlangga Official Website

Apakah Akseptor Keluarga Berencana Baru Menurun?

Apakah Akseptor Keluarga Berencana Baru Menurun?
Sumber: BKKBN

Masalah kependudukan utama di Indonesia adalah tingginya angka fertilitas dan meningkatnya persentase pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menghambat laju pembangunan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan angka kemiskinan. Dampak negatif tersebut dapat diantisipasi dengan melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Keluarga Berencana merupakan program yang digagas oleh pemerintah Indonesia agar pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan dengan merencanakan kehamilan.

Program Keluarga Berencana yang telah dijalankan pemerintah Indonesia terhambat oleh pandemi COVID-19. Pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang membatasi interaksi antar masyarakat dalam skala besar dan menyeluruh di suatu wilayah. PSBB ini diterapkan dengan tujuan untuk mencegah COVID-19 semakin menyebar dan meluas di masyarakat. Kondisi ini menyebabkan banyak Pasangan Usia Subur (PUS) menunda keinginannya untuk menggunakan KB karena khawatir tertular COVID-19. Selain itu, beberapa layanan publik ditutup, termasuk diantaranya adalah layanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Penutupan layanan KB berdampak pada berkurangnya akseptor KB, baik akseptor KB aktif maupun akseptor KB baru.

Jumlah akseptor KB baru di Indonesia pada Februari hingga April 2020 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Jumlah akseptor KB baru di Indonesia pada Februari 2020 sebanyak 426.571 orang, dan pada Maret 2020 turun menjadi 419.992 orang serta pada April 2020 turun lagi menjadi 369.368 orang. Penurunan jumlah akseptor KB baru pada masa pandemi juga terjadi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Jumlah akseptor KB baru di Kabupaten Pamekasan pada Februari 2020, menurun dari 8.428 orang menjadi 7.560 orang pada Maret 2020. Penurunan ini akan menghambat peningkatan pencapaian Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) sebagai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.

Dengan menggunakan data jumlah akseptor KB baru bulanan, pada bulan Januari 2016-Desember 2021, dilakukan analisis data untuk memprediksi akseptor KB baru dengan menggunakan analisis time series. Data jumlah akseptor KB baru pada Januari 2016-Desember 2021 bersumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AK) Kabupaten Pamekasan. Analisis time series merupakan suatu metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan data masa lalu sebagai acuan untuk memprediksi data masa mendatang. Teknik analisis time series yang digunakan berbasis pada model matematika statistik, yaitu Autoregressive Integrated Moving Average yang lebih dikenal dengan ARIMA.

Dari data yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis data dengan time series. Dari hasil analisis diperoleh model terbaik ARIMA [1,1,1]. Model ARIMA yang dihasilkan digunakan untuk memprediksi jumlah akseptor KB baru dengan baik. Prediksi jumlah akseptor KB baru dilakukan selama 12 bulan. Prediksi jumlah akseptor keluarga berencana baru di Kabupaten Pamekasan cenderung meningkat dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2022. Pada bulan Januari 2022 diperkirakan ada akseptor KB baru sebanyak 9.073 orang. Kondisi ini diharapkan akan meningkat, walaupun tidak besar, pada bulan selanjutnya. Pada bulan Februari ada akseptor baru sebesar 9.682 orang, dan pada bulan   Maret 9.963 orang. Pada bulan April ada akseptor KB baru sebesar 10.108 orang, dan naik menjadi  10.196 pada bulan Mei. Pada bulan  Juni, ada  10.262 orang akseptor dan  10.319 pada bulan Juli. Pada bulan  Augustus ada  10.371 orang, meningkat menjadi 10.422 orang, 10.473 orang dan 10.523 pada bulan September, Oktober dan Nopember. Akseptor KB baru  meningkat menjadi 10.572 orang pada akhir tahun 2022.

Jumlah akseptor KB baru di Kabupaten Pamekasan menunjukkan pola yang meningkat, namun peningkatannya belum menggambarkan dampak dari berakhirnya pandemi COVID-19. Hal tersebut mungkin terjadi karena ada faktor lain yang memengaruhi jumlah akseptor KB baru yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pemerintah Kabupaten Pamekasan dapat menjadikan hasil prediksi ini sebagai acuan dalam merumuskan kebijakan untuk meningkatkan jumlah akseptor KB baru di Kabupaten Pamekasan.

Penulis : Mahmudah

Link: https://e-journal.unair.ac.id/JBK/article/view/41963/29296

Baca juga: Faktor-Faktor Penentu Kepuasan Masyarakat dalam Program Keluarga Berencana di Indonesia