Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak dan diproduksi di dalam kulit. Vitamin D merupakan hormon yang dapat diperoleh melalui paparan sinar matahari, makanan dan suplemen. Fungsi utama vitamin D adalah untuk kesehatan tulang dan juga untuk meningkatkan absorbsi mineral seperti Ca, Fe, P dan Zn. Telah diketahui bahwa vitamin D juga memiliki fungsi selain untuk kesehatan tulang, yaitu untuk mengurangi keradangan. Beberapa studi menyimpulkan bahwa Vitamin D diduga sebagai modulator kunci dalam inflamasi. Metabolit vitamin D yang aktif mempengaruhi profil monosit, mengurangi ekspresi dan produksi sitokin pro-inflamasi seperti TNF- a , IL-1b, Il-6 dan IL-8.
Defisiensi vitamin D akhir-akhir ini menjadi perhatian, karena adanya pandemic Covid 19 yang mengakibatkan berkurangnya aktivitas di luar rumah, sehingga berkurangnya paparan sinar matahari yang merupakan sumber utama vitamin D. The American Endocrine Society menetapkan kadar vitamin D dibawah 20ng/ml termasuk dalam defisiensi, antara 20-30 ng/mL adalah sufisiensi dan kadar diatas 30 ng/mL yang dianggap dapat mempertahankan kesehatan. Untuk menghindari efek samping, disarankan kadar vitamin D tidak lebih dari 125-150 ng/mL. Vitamin D yang berasal dari makanan hanya sedikit, sedangkan pemberian suplemen vitamin D dapat mengakibatkan toksisitas. Defisiensi vitamin D dapat meningkatkan resiko penyakit infeksi, salah satunya adalah penyakit periodontal.
Gingivitis dan periodontitits adalah bentuk penyakit periodontal yang paling banyak ditemui. Penyakit periodontal ini adalah salah penyakit kronis yang diduga berhubungan dengan defisiensi Vitamin D. Meskipun telah banyak penelitian mengenai hal ini, dampak defisiensi vitamin D terhadap penyakti periodontal, kesehatan jaringan periodontal dan penyembuhan jaringan periodontal masih belum diketahui dengan jelas. Beberapa penelitian menyatakan bahwa vitamin D memiliki hubungan erat dengan kelainan di rongga mulut, termasuk penyakit periodontal, sedangkan penelitian yang lain menyatakan tidak ada hubungan yang berarti antara vitamin D dengan penyakit periodontal.
Pergerakan gigi pada perawatan ortodonsi terjadi karena ada tekanan pada gigi yang menyebabkan resorbsi tulang pada sisi tekanan dan pembentukan tulang pada sisi regangan. Pergerakan gigi tersebut dipengaruhi oleh faktor mekanik, kimia atau elektrik. Vitamin D merupakan salah satu komponen kimia yang mempengaruhi pergerakan gigi selama perawatan ortodonsi. Berdasarkan penelitian, defisiensi vitamin D menguragi kecepatan pergerakan gigi pada hewan model, yang mengakibatkan perwatan menjadi lambat. Peran vitamin D dalam pergerakn gigi selama perawaran ortodonsi juga masih belum jelas. Beberapa penelitian menyatakan bahwa defisiensi vitamin D tidak menyebabkan resorbsi akar, sedangkan penelitian lain menyatakan defisiensi vitamin D akan memperlambat pergerakan gigi dan meningkatkan resobsi tulang.
Peran vitamin D dalam penyakit periodontal, kesehatan jaringan periodontal, penyembuhan jaringan periodontal dan jaringan periodontal selama perawatan ortodonsi perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut.
Penulis: Prof. Dr. Chiquita Prahasanti, drg., Sp Perio(K)
Informasi lebih detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di https://medic.upm.edu.my/our_journal/volume_19_2023/mjmhs_vol19_supp_3_february_2023-71634
Chiquita Prahasanti, Diah, Retno Puji Rahayu, Haryono Utomo (2023) Periodontists’ and Orthodontists’ Challenge in Periodontal Health: Role of Vitamin D3 Deficiency? Malaysian Journal of Medicine and Health Sciences 19 (SUPP3): 132-139, Feb 2023