Universitas Airlangga Official Website

Apakah Karakteristik Pasar Menentukan Limpahan Investasi Asing Langsung?

Apakah Karakteristik Pasar Menentukan Limpahan Investasi Asing Langsung?
Photo by Super Radio

Studi ini berkontribusi untuk memperluas literatur empiris terkini mengenai kemungkinan dampak limpahan (spillover) pada industri otomotif Indonesia tidak hanya dari perusahaan asing dalam industri tersebut, namun juga dari potensi eksternalitas yang timbul dari pasar hilir dan hulu dengan menggunakan analisis stokastik froentier (SFA). Secara umum, studi mengenai limpahan FDI mengkaji peran FDI dalam menjelaskan perbedaan efisiensi yang diukur berdasarkan jarak ke perbatasan; namun, hanya sedikit penelitian yang mempertimbangkan dampak peningkatan efisiensi dan kemajuan teknologi terhadap peningkatan produktivitas dari FDI (lihat, Kneeller dan Pisu, 2007; Ayyagari dan Kosová, 2010; Sari, 2019; dan Nguyen et al., 2021). Studi ini berupaya menangkap sumber peningkatan produktivitas melalui kedua saluran tersebut. Penelitian-penelitian lain belum pernah membahas, berdasarkan pengetahuan penulis, dampak limpahan mengenai konsentrasi pasar spesifik perusahaan domestik sebagai pesaing, pembeli, atau penjual terhadap perusahaan asing terhadap efisiensi dan produktivitas (lihat, Schoors dan Tol, 2002; Suyanto dan Salim, 2013; Sari dkk., 2016).

Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dan menganalisis pentingnya karakteristik pasar dalam menentukan limpahan, VTI, keterbukaan perdagangan, dan kepemilikan asing. Penelitian sebelumnya mengenai konsentrasi pasar menggunakan Indeks Herfindahl-Hirschman (HHI), sedangkan penelitian ini menggunakan koefisien entropi relatif (RE) untuk memberikan pendekatan lain dalam mengukur konsentrasi pasar. Patut dicatat bahwa RE memiliki karakteristik yang sama dengan HHI dan merupakan indeks yang mudah dipahami (Yi dkk, 2018). Dalam penelitian ini, karakteristik spesifik industri dikontrol dengan memasukkan variabel ukuran perusahaan dan dummy industri. Hasil estimasi SFA dihitung untuk mengukur elastisitas output terhadap setiap input dan pertumbuhan total faktor produktivitas (TFP). Pembahasan menyajikan dekomposisi TFP yaitu perubahan efisiensi teknis (TEC), kemajuan teknologi (TC), dan perubahan efisiensi skala (SEC).

Penjelas

Data yang digunakan adalah data perusahaan manufaktur menengah dan besar tahunan yang diambil dari Badan Pusat Statistik Indonesia. Survei perusahaan skala menengah mencakup perusahaan manufaktur yang mempekerjakan 20 hingga 99 pekerja. Sedangkan perusahaan besar mempekerjakan lebih dari 99 pekerja pada tahun tertentu. Data pelengkapnya adalah Indeks Harga Grosir (I-O) atas dasar harga konstan tahun 2010 dan tabel input-output (I-O). Yang pertama diterapkan untuk mengempiskan variabel-variabel dalam fungsi produksi yang terdiri dari data moneter. Yang terakhir ini digunakan untuk menghasilkan variabel dampak vertikal yang mengukur eksternalitas di pasar hulu dan hilir. Tabel I-O menampilkan transaksi barang dan jasa antara 175 sektor ekonomi.

Data panel tidak seimbang terdiri dari 3.105 perusahaan di industri otomotif dari tahun 2010 hingga 2014. Fungsi produksi dan inefisiensi diperkirakan menggunakan data ini. Untuk menghitung pertumbuhan Produktivitas Faktor Total (TFP), data perusahaan harus tersedia untuk semua periode observasi untuk mengukur pertumbuhan. Untuk tujuan menghitung TFP, penelitian ini menggunakan data panel seimbang dengan 469 observasi per tahun, atau total 2.345 observasi.

Pengukuran efisiensi diperkirakan menggunakan analisis stokastik frontier (SFA). Fungsi produksi translog frontier dengan efek inefisiensi ditentukan dengan persamaan berikut:

di mana y_it adalah logaritma natural dari output kotor perusahaan i pada tahun t, β_0 adalah titik potong fungsi produksi. β dan δ adalah parameter estimasi, sedangkan 〖xn〗_it dan 〖xm〗_it adalah logaritma natural dari input, seperti modal, tenaga kerja, material, dan energi. T menunjukkan tren waktu dan 〖Zk〗_it menunjukkan vektor variabel eksogen, seperti limpahan dan variabel lainnya. 〖Dd〗_itu adalah variabel dummy industri. v_it adalah istilah kesalahan dalam fungsi produksi dan fungsi inefisiensi u_itis dari uitis. δ_0 dan w_it mencerminkan istilah intersep dan kesalahan dalam fungsi inefisiensi

Penutup

Keberadaan perusahaan asing dalam industri berdampak pada produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam negeri. Hal serupa juga terjadi ketika perusahaan dalam negeri menjadi pemasok di pasar hulu. Di sisi lain, perusahaan-perusahaan domestik yang menggunakan produk-produk perusahaan multinasional (MNC) sebagai input perantara mempunyai dampak negatif terhadap produktivitas dan efisiensi. Berdasarkan hasil-hasil ini, para pembuat kebijakan harus memastikan bahwa manfaat dari investasi asing langsung (FDI) lebih besar daripada keuntungan yang mereka peroleh. Pemerintah harus menarik investasi asing ketika perusahaan MNC memproduksi output yang digunakan sebagai input perantara untuk ekspor atau barang jadi yang siap digunakan. Hal ini karena hasil empiris menunjukkan bahwa menjual input perantara ke perusahaan pembeli lokal dapat menciptakan dampak negatif.

Hasil empiris menunjukkan bahwa integrasi perdagangan vertikal dapat berdampak negatif terhadap produktivitas dan efisiensi. Sebaliknya, ukuran perusahaan, ekspor, dan intensitas impor berhubungan dengan peningkatan produktivitas dan penurunan inefisiensi. Semakin tinggi tingkat konsentrasi pasar, semakin efisien perusahaan tersebut. Variabel interaksi antara konsentrasi pasar dan limpahan horizontal menyiratkan bahwa limpahan FDI dalam suatu industri lebih kecil di pasar yang kurang terkonsentrasi. Kurangnya konsentrasi pasar pemasok dalam negeri mempunyai dampak negatif terhadap produktivitas perusahaan dan dampak yang lebih kecil terhadap pengurangan inefisiensi. Sebaliknya, pasar pembeli lokal yang kurang terkonsentrasi mempunyai dampak positif terhadap produktivitas perusahaan dan berkontribusi terhadap rendahnya tingkat inefisiensi.

Meskipun terdapat dampak positif, produktivitas faktor total (TFP) menunjukkan pertumbuhan negatif baik pada perusahaan domestik maupun asing. Kekhawatiran utama adalah perubahan teknologi (TC) dan perubahan efisiensi teknis (TEC), karena sebagian besar pertumbuhannya negatif dan relatif tinggi. Rekomendasi kebijakan untuk situasi ini adalah mendorong perusahaan untuk meningkatkan kemajuan teknologi. Seperti meningkatkan mesin mereka dan berinvestasi pada sumber daya manusia, dengan memberikan pelatihan kepada pekerja. Tujuannya untuk menguasai keahlian manajerial yang lebih baik. Pemerintah harus mendukung penelitian dan pengembangan (R&D) dengan memfasilitasi perusahaan, memberikan insentif untuk penelitian oleh universitas atau laboratorium nasional, atau memberikan insentif pajak.

Penulis: Prof. Dyah Wulan Sari, Dra.Ec. M.Ec.Dev., Ph.D

Link: https://scholar.unair.ac.id/en/publications/does-market-characteristic-determine-foreign-direct-investment-sp

Baca juga: Evaluasi Kritis Transportasi Disruptif Di Indonesia