Universitas Airlangga Official Website

AYE Ulas Strategi Iklan Media Sosial untuk Tingkatkan Penjualan

Wira Syahputra dalam bootcamp terakhir dari rangkaian kegiatan AYE (Airlangga Young Entrepreneur) mengulas strategi iklan di media sosial, bertempat di Auditorium Ternate, ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B UNAIR (Foto: Istimewa)
Wira Syahputra dalam bootcamp terakhir dari rangkaian kegiatan AYE (Airlangga Young Entrepreneur) mengulas strategi iklan di media sosial, bertempat di Auditorium Ternate, ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B UNAIR (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Di era digital ini, media sosial menjadi platform penting bagi pengusaha untuk menjangkau pelanggan dan meningkatkan penjualan melalui iklan. Menyadari hal tersebut, Universitas Airlangga (UNAIR) melalui Direktorat Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan, dan Alumni (DPKKA) membahas strategi iklan media sosial dalam bootcamp terakhir kegiatan AYE (Airlangga Young Entrepreneur) pada Sabtu (4/5/2024). Acara yang berlangsung di Auditorium Ternate, ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B UNAIR ini menghadirkan kurang lebih 380 kelompok peserta. 

Hadir dalam kegiatan itu, Wira Syahputra, operational ACBS Jawa Timur. Ia menjelaskan bahwa iklan media sosial adalah strategi pemasaran digital yang menggunakan platform media sosial untuk menampilkan iklan berbayar kepada target audiens. “Iklan media sosial dapat membantu kita dalam menjangkau lebih banyak orang dan meningkatkan brand awareness,” ujarnya.

Wira menjelaskan, salah satu model yang dapat berfungsi untuk mengembangkan strategi iklan media sosial adalah Business Model Canvas (BMC). BMC sendiri terdiri dari empat bagian kotak utama, yaitu sumber daya, produk, pelanggan, dan pendapatan. “Setiap kotak di dalam BMC dapat menjadi bahan dari konten yang akan kita buat,” imbuh Wira.

Wira menekankan pentingnya memahami kebutuhan pelanggan sebelum membuat konten. Ia menjelaskan, penyebab utama kegagalan suatu start-up adalah karena kurang memahami kebutuhan pelanggan. “Walaupun memiliki inovasi bagus, tetapi jika tidak dapat menggaet pelanggan untuk membeli produk maka produk tidak bisa berkembang,” ucap Wira. 

Dalam membuat konten, Wira menjelaskan bahwa platform media sosial untuk promosi harus sesuatu dengan target sasaran. Selain itu, ia menambahkan pentingnya mengetahui masa aktif setiap platform media sosial yang digunakan. “Konten yang diangkat ada masa aktifnya. “Contohnya TikTok memiliki masa aktif 30 menit, sedangkan Instagram memiliki masa aktif 24-48 jam,” terang Wira. 

Membangun brand yang kuat merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan dalam dunia bisnis yang kompetitif. Untuk membuat brand yang menarik, kata Wira, usahakan harus singkat, mudah pengucapannya, dan idealnya tidak lebih dari tiga suku kata. “Brand yang singkat dan mudah cara mengingatnya akan membedakannya dari pesaing, contohnya brand terkenal seperti Aqua, Lazada, TikTok, dan lain sebagainya,” tambahnya. 

Pada akhir, Wira menekankan bahwa salah satu tips agar brand kita mudah diingat adalah dengan mengupayakan dalam satu waktu seseorang melihat brand kita minimal tujuh kali. “Semakin sering konsumen melihat brand kita, maka semakin besar kemungkinan mereka untuk membelinya,” tegasnya. 

Penulis: Hana Mufidatuz Zuhrah

Editor: Yulia Rohmawati