Keluarga merupakan lingkungan utama bagi individu sejak lahir. Anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga sejak lahir. Hal ini menyebabkan keluarga menjadi peran utama dalam proses tumbuh kembang anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seorang anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik diharapkan menjadi orang dewasa yang sehat secara mental, sosial, dan biologis. Anak-anak, seiring waktu, akan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan orang lain di sekitarnya. Kesehatan mental dan psikososial pada anak memerlukan perhatian dan intervensi dari berbagai pihak, baik keluarga, pendidikan maupun masyarakat. Berdasarkan laporan WHO, diperkirakan 10-20% populasi anak dan remaja akan mengalami gangguan masalah emosional dan mental. Anak yang memiliki mental well-being yang baik diharapkan mampu menghadapi berbagai persoalan hidup.
Keluarga merupakan kunci utama dalam tahap perkembangan emosi dan mental anak. Anak yang berada dalam lingkungan keluarga yang positif dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengendalikan masalah emosi. Keluarga memainkan peran besar dalam kesehatan fisik dan mental seorang anak. Keluarga berperan dalam pencegahan dan memiliki fungsi memberikan kenyamanan emosional, mendidik, membantu dalam memecahkan masalah, memenuhi kebutuhan keuangan dan menjaga kesehatan anggota keluarganya.
Masalah emosional dan mental pada anak dan remaja telah menjadi fokus utama masalah kesehatan dunia karena berkaitan dengan penderitaan, masalah fungsional, paparan stigma, dan diskriminasi serta berpotensi menyebabkan kematian. Menurut laporan Riskesdas Indonesia tahun 2018, angka gangguan emosi dan mental di Indonesia sebesar 9,6%. Angka ini meningkat dibandingkan hasil tahun 2013 yang sebesar 6,0%. Masalah emosi dan perilaku yang terjadi pada anak dan remaja cukup serius dan tidak bisa dianggap remeh karena dapat berdampak pada tumbuh kembang. National Institute of Mental Health (NIMH) juga menyatakan prevalensi gangguan emosi dan mental pada anak usia prasekolah sekitar 10-15% di dunia. Deteksi dini sangat penting dilakukan sebelum anak memasuki masa sekolah. Deteksi dini bermanfaat sebagai upaya pencegahan masalah emosional dan mental anak. Sampai saat ini, hanya ada sedikit penelitian tentang gangguan kejiwaan pada anak di negara berkembang.
Keluarga mempunyai peran yang besar dalam perkembangan masalah kesehatan mental anak. Riset yang kami lakukan bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara fungsi keluarga dan masalah mental emosional pada anak. Penelitian ini menggunakan metode analitik cross-sectional dengan menggunakan kuesioner The McMaster Familly Assessment Device dan kuesioner Strength and Difficulties Questionnaire. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa fungsi keluarga pada anak di salah satu sekolah dasar negeri di Surabaya sebagian besar berada pada kategori sedang. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa masalah mental emosional pada anak di salah satu sekolah dasar negeri di Surabaya sebagian besar berada pada kategori normal. Hasil penelitian yang lain menunjukkan bahwa didapatkan hubungan antara keberfungsian keluarga dengan masalah mental emosional anak pada aspek difficulties. Untuk informasi lebih lanjut, hasil penelitian dapat diakses di laman jurnal: https://al-kindipublisher.com/index.php/jmhs/article/view/4394/3726.
Penulis: Izzatul Fithriyah, dr. Sp.KJ(K)
Detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di
https://al-kindipublisher.com/index.php/jmhs/article/view/4394/3726
Fadia Wulandari, A., Fithriyah, I., Umiastuti, P., & Tony Kalalo, R. (2022). Journal of Medical and Health Studies The Relationship between Family Function and Emotional Mental Problems in Children in Surabaya. https://doi.org/10.32996/jmhs