Universitas Airlangga Official Website

BEM FISIP UNAIR Bagikan Tips Menulis Esai

Sesi pemaparan materi oleh Bertha Adelia di Ruang Adi Sukadana. (Sumber: Aidatul Fitriyah)

UNAIR NEWS – Kementerian Keilmuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar seminar Essay Writing Class (ESSTIC) pada Jumat (5/5/2023) di Ruang Adi Sukadana, Gedung FISIP, Kampus UNAIR-B Dharmawangsa.

Pada kesempatan kali ini, BEM FISIP mengundang salah satu alumni berprestasi yaitu Ardelia Bertha dari Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR yang sebelumnya memiliki sepak terjang prestasi dalam bidang kepenulisan esai.

Acara dibuka oleh Master of Ceremony dengan penyanyian lagu indonesia raya dan hymne Airlangga, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Iqbal Maulana Nur Fadillah selaku Wakil Ketua BEM FISIP UNAIR, Shahnaz Regina Buana selaku Menteri Divisi Keilmuan, dan Terakhir, Naya Syavaleira Putri Ketua pelaksana dari ESSTIC 2023.

Pada sesi materi, Bertha menjelaskan terkait perbedaan esai ilmiah dan esai opini dari segi isi esai. “Kita juga perlu menggarisbawahi bahwasanya esai ilmiah memiliki 30 persen opini dan data pendukung 70 persen. Sedangkan untuk esai opini kita harus lebih mendominasi opini sebanyak 70 persen dan sisanya adalah data. Jangan sampai kita tertukar,” ujarnya secara gamblang.

Masalah dan Solusi

Ia juga mengatakan bahwa dalam membuat esai mahasiswa perlu menentukan masalah dan solusi yang akan ditawarkan dari gagasan tersebut. Selain itu, terdapat tiga komponen penting yang harus di-highlight dalam menulis esai. Yakni, isu yang akan diusung menjadi topik masalah, inovasi yang ditawarkan sebagai solusi dari permasalahan tersebut, dan tujuan dari gagasan yang membuat terlihat lebih unggul.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa dalam mencari tema tidak hanya terbatas pada observasi dan literature review saja. Menurut alumni berprestasi tersebut, peserta juga dapat mencari ide dari judul esai pemenang lomba sebelumnya.

“Mungkin sebagian dari kita banyak beranggapan bahwa meniru ide dari pemenang lomba adalah termasuk contoh tindakan plagiasi. Namun, sebenarnya hal ini boleh saja. Dalam artian, kita harus menggunakan metode amati, tiru, dan inovasi,” ucapnya.

“Jadi, walaupun kita meniru topik esai yang akan kita gagas, namun harus ada novelty yang ditawarkan. Dengan begitu peluang untuk menang dalam suatu lomba akan besar,” tambahnya.

Pada akhir sesi materi, panitia menyiapkan esai dari salah satu peserta seminar untuk di-review secara langsung oleh pemateri. Tujuannya, agar para peserta seminar mendapatkan pengetahuan tambahan dalam aspek-aspek penting yang sering terlewatkan dalam menulis esai. Acara berlanjut dengan sesi tanya jawab.

Terselenggaranya acara ini bukan tanpa alasan yang kuat. Acara tersebut berangkat dari bentuk perhatian BEM FISIP terhadap civitas akademika yang mana juga berperan penting memajukan bangsa dan salah satunya adalah mengikuti pelatihan kepenulisan.

“Jadi sebenarnya di sini BEM FISIP hadir menjadi wadah mahasiswa di Universitas Airlangga, khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam meningkatkan minat menulis para mahasiswa dan menghasilkan esai yang berkualitas. Sehingga selepas acara ini semoga dapat memotivasi para peserta seminar untuk mengikuti berbagai ajang perlombaan dan meraih prestasi sebanyak mungkin untuk mengharumkan nama UNAIR,” pungkas Naya selaku ketua pelaksana ESSTIC. (*)

Penulis: Aidatul Fitriyah

Editor: Binti Q Masruroh