Universitas Airlangga Official Website

BEM FKG UNAIR Gaungkan Pengelolaan Limbah yang Lebih Baik

UNAIR NEWS- Stovit Art Festival menjadi acara tahunan yang diadakan oleh BEM Fakultas Kedokteran Gigi UNAIR. Kegiatan itu bertujuan mengapresiasi seni dari kalangan pelajar dengan mengadakan beberapa lomba dan melibatkan seniman untuk menggelar pameran yang dapat dinikmati kalangan umum. Selain itu, melalui acara webinar yang fokus pada penyebaran pengetahuan dan kesadaran SDGs untuk mencapai kehidupan berkelanjutan.

Masalah pengelolaan limbah masih belum mendapat sorotan dan menjadi momok yang merugikan. Webinar yang bertajuk How Environment Waste Affect Healthy (Disease & Our Action) menghadirkan dr Eghar Anugrapaksi sebagai narasumber pada Minggu (20/11/22).

“Harapan kami dengan webinar ini bisa mensosialisasikan kepedulian lingkungan dan meningkatkan kesadaran SDGs, mari sama-sama mengikuti rangkaian acara dengan baik agar bisa mengambil manfaat dari ilmu yang disampaikan hari ini,” tutur Reghina Zada ketua panitia pelaksana.

Menurutnya, populasi meningkat di beberapa tahun terakhir membuat tingkat kesejahteraan dan pendapatan di belahan negara juga membaik. Perbandingan di abad ke-9 sampai tahun ini tingkat kematian anak kecil berkurang sangat tinggi, keberadaan rumah sakit sudah mudah ditemukan. Melihat perubahan positif tersebut pastinya juga beriringan dengan jumlah konsumsi dan hasil emisi limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menumpuk.

Faktanya, data dari Eropa dan Amerika menunjukkan bahwa jumlah hasil produk rumah tangga hanya dibawah sepuluh persen dari skala seratus persen. Nah bicara soal dampak, seharusnya terlebih dahulu mengetahui sumber limbah terbesar berasal dari mana. Sampah masyarakat yang dikumpulkan menjadi satu di TPA akan ditimbun dan diurai oleh tanah, hal itu akan berdampak pada polusi udara, air dan tanah di sekitar pemukiman dekat TPA.

Banyak hasil penelitian menyebutkan bahwa rata-rata penduduk yang dekat pemukiman TPA lebih berisiko tinggi terkena kanker serta  gangguan pernafasan seperti asma dan ispa. Disini yang harus digaris bawahi bukan keberadaan pabrik atau TPA, melainkan cara pengelolaan limbah yang harus diperbaiki lagi.

Dokter Eghar yang dikenal sebagai founder Planetary Health Indonesia menegaskan, limbah selain rumah tangga menunjukkan skala yang besar, disini yang pertanggung jawaban pengelola dan pemerintah harus lebih optimal lagi. Manajemen pengelolaan limbah masih belum baik, gerakan 3R (Reduce, Reuse & Recycle) yang digaungkan berujung sia-sia karena pada akhirnya hasil pembuangan limbah dikumpulkan lagi menjadi satu di TPA.

Ia menambahkan solusi mulai dari diri sendiri untuk bijak dalam berkonsumsi. Jika semua masyarakat serentak  mengurangi jumlah konsumsi, persentase angka sampah rumah tangga juga berkurang. Tidak luput dari skala yang lebih besar, solusi yang lebih penting yaitu menyuarakan kepada pengelola yang bertanggung jawab, pelaku usaha hingga pemerintah lebih tegas lagi dalam kebijakan kedepan dalam pengelolaan limbah. Dengan ini, solusi pendekatan utama dan khusus akan berjalan baik dan seimbang.

Penulis: Mutiara Rachmi Karenina

Editor: Khefti Al Mawalia