UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (BEM FST) Universitas Airlangga menggelar webinar pada Minggu (20/8/2023). Acara daring tersebut mengambil tema “Kejar FOMO, Dapatkan Toxic Productivity” bertujuan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa agar senantiasa lebih baik dalam produktif. Hadir narasumber, Dr Muthmainnah S KM, M Kes. selaku sekretaris Airlangga Health Promotion Center (AHPC).
Pada Awalnya ia mengungkapkan bahwa fear of missing out (FOMO) merupakan perasaan seseorang takut untuk tertinggal dengan segala hal. Sedangkan toxic productivity sebuah obsesi untuk terus berbuat sesuatu. “Apa pun itu terutama untuk mengembangkan diri dan dalam waktu seketika juga akan merasa bersalah kalau ternyata dirasa tidak melakukan banyak hal,”ungkapnya
Menurut Dr Muthmainnah ciri-ciri toxic productivity yakni.
1. Merasa bersalah jika tidak produktif
2. Target tidak realistis
3. Bekerja keras
4. Selalu merasa kurang puas
5. Gampang stress sehingga sakit
Ciri tersebut akan berakibat tidak baik, menurutnya salah satu langkah terbaik mengatasi toxic productivity yakni dengan mengurangi porsi pekerjaan. Hal tersebut dapat memberikan perbedaan besar antara apa yang telah dilakukan sebelumnya.
“Seorang perlu membiarkan diri menghabiskan waktu untuk hasrat dan dari aktivitas yang tidak terkait dengan suatu pekerjaan, sehingga membuat seseorang dapat merasa baik, daripada fokus untuk mencari sesuatu,” ungkapnya.
Pentingnya Katakan Tidak
Kemudian, ia juga mengungkapkan bahwa belajar untuk mengatakan “tidak” terhadap sesuatu yang dirasa terbebani. “Beberapa dari kita merasa sulit untuk mengatakan “tidak” karena kita ingin menghindari konflik atau mengecewakan orang,”tuturnya
Lanjutnya, membuat buffer ke dalam jadwal. Alih-alih tetap dengan tenggat waktu tetapi tambahkan waktu ekstra ke dalam jadwal. Pada dasarnya, perkirakan berapa lama suatu tugas akan membawa seseorang dan kemudian tambahkan setidaknya satu atau dua hari atau lebih.
Pada akhirnya seseorang perlu melakukan self care hal ini dapat memperoleh kesehatan fisik dan mental, ketika seorang melakukan self care dapat memberikan dampak positif yang besar.
“Melatih perawatan diri yang bermakna, meluangkan waktu untuk tindakan dan pengejaran yang berkontribusi pada kebahagiaan dan kesejahteraan yang dikenal sebagai perawatan diri (self care),” pungkasnya.
Penulis: Langgeng Widodo
Editor: Nuri Hermawan